Siapa yang Bisa Membantu Muslim Rohingya di Myanmar?
Muslim Rohingya di Myanmar sering digambarkan sebagai orang-orang yang paling sering mengalami persekusi di dunia.
"Saya tak mengatakan tidak ada masalah... namun akan lebih baik jika berbagai pihak fokus untuk mengatasi masalah, bukan membesar-besarkan masalah sehingga sepertinya masalah yang ada lebih buruk dari kenyataan yang terjadi (di lapangan)," kata Aung San Suu Kyi kepada TV Singapura, Channel NewsAsia, hari Jumat (2/12/2016) lalu.
Baca: Ini Yang Terjadi dengan Tubuh Setelah Berjam-Jam Berhenti Merokok
Pegiat Rohingya di Inggris, Tun Khin, mengatakan bahwa sikap Aung San Suu Kyi yang sama sekali tak membela orang-orang Rohingya sangat mengecewakan.
Soal bahwa ia tak memiliki pengaruh atau kuasa atas militer adalah soal lain, kata Tun Khin.
"Poinnya adalah Aung San Suu Kyi menutup-nutupi kejahataan yang dilakukan militer Myanmar," katanya.
Namun beberapa pihak mengatakan media internasional gagal memahami situasi yang sangat kompleks di negara bagian Rakhine, tempat tinggal warga Rohingya bersama etnik lain yang lebih besar yang memeluk Buddha.
Baca: Ahok Masih Aktif Sebagai Gubernur, ACTA Gugat Jokowi ke PTUN
Khin Mar Mar Kyi, peneliti Myanmar di Universitas Oxford kepada surat kabar South China Morning Post mengatakan bahwa minoritas di Rakhine adalah 'kelompok minoritas yang paling terpinggirkan di dunia' namun sering kali tak mendapat perhatian oleh media Barat.
Belum lama ini Suu Kyi mengatakan dirinya ingin memperbaiki hubungan antara dua komunitas ini di Rakhine.
Ia juga telah membentuk komite khusus untuk menyelidiki kekerasan di Rakhine, namun para wartawan mengatakan hasilnya nanti mungkin tidak akan independen sepenuhnya.
Komite ini dipimpin oleh purnawirawan jenderal yang juga Wapres Myint Swe, dengan anggota antara lain lain adalah kepala polisi nasional.
Baca: 10 Tanda Anda Benar-benar Jatuh Cinta
Apakah negara-negara tetangga akan ulurkan bantuan?
Biasanya sesama anggota ASEAN tidak saling mengecam.
Tapi situasi terbaru memicu sejumlah aksi protes di Indonesia. Pada hari Minggu, Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, mengikuti unjuk rasa mempertanyakan sikap diam Suu Kyi.
"Dunia tak boleh diam sementara genosida (di Myanmar) tengah terjadi," kata PM Razak dalam aksi yang diikuti ribuan orang di Kuala Lumpur yang ditujukan untuk memberikan dukungan kepada orang-orang Rohingya.
