Piton Raksasa Lilit Dua Warga Hingga Hampir Ditelan, Bocah Selamat Setelah Ular Ditebas Ayahnya

La Sini, saksi mata mengatakan, korban sudah dalam kondisi digigit ular pada bagian leher, ketika ia melihatnya setelah pulang dari kebun.

Editor: fitriadi
Facebook
Jasad Wa Sogo, warga Buton, Sulawesi Tenggara, tergeletak di samping piton 7 meter yang sudah dibunuh. Wa Sogo ditemukan dalam kondisi tewas digigit dan dililit piton yang memangsanya. 

BANGKAPOS.COM, BUTON - Kasus piton raksasa memangsa manusia terulang lagi di Sulawesi.

Seorang warga Desa Kondowa, Pasarwajo, Buton, Sulawesi Tenggara tewas, setelah digigit dan dililit ular piton sepanjang 7 meter.

Kejadian yang menimpa Wa Sogo binti La Wele (55) itu terjadi pada Minggu (2/6/2019) pukul 17.30 WITA.

Beberapa tahun lalu, Akbar (25) yang tengah memanen kelapa sawit juga diterkam dan ditelan ular piton (Pythonidae) atau ular sawah atau sanca kembang itu.

Jasad Akbar ditemukan utuh di perut ular yang ditangkap warga di kebun sawit korban, Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Senin (27/3/2017).

Sedangkan kasus Wa Sogo, korban belum sempat ditelan ular piton raksasa, tapi ditemukan dalam kondisi dibelit ular ini. 

Pria Pencari Ikan Tewas Dimutilasi di Ogan Ilir, Potongan Kepala dan Tangan Belum Ditemukan

La Sini, saksi mata mengatakan, korban sudah dalam kondisi digigit ular pada bagian leher, ketika ia melihatnya setelah pulang dari kebun.

“Saya panggil orang untuk bantu, saya beritahu, ada orang sudah dililit ular, tapi saya tidak tahu siapa.
Saya lihat kepala ular sudah gigit di bagian leher (korban),” kata La Sini saat ditemui di rumah korban, Minggu (2/6/2019) malam.

Ia kemudian memukul kepala ular yang masih mengigit leher korban dengan sebilah kayu.

Tak lama kemudian, gigitan ular terlepas dan ular itu mencoba menyerang La Sini.

“Saya langsung beritahu teman satu yang pegang parang, ‘langsung tebas itu ular’. Dia langsung tebas itu ular dan mati,” ujarnya.

Saat ini, korban sedang disemayamkan di rumahnya yang berada di Desa Kondowa.

Terlihat korban mengalami luka gigitan ular pada bagian kaki kiri, muka korban terlihat lebam dan telinga korban masih mengeluarkan darah. 

Amran, menantu korban, tidak menyangka jika Wa Sogo tewas karena digigit ular saat pulang dari kebunnya yang berada di sekitar di perkantoran Kabupaten Buton.

“Tadi sore dia pergi ke kebun, namun biasanya dia pulang sudah sore.

Saya pergi jemput di kebun tapi sudah tidak ada, saya pulang ke rumah, tapi (korban) belum juga pulang,” ucap Amran.

Komentar Sandiaga Uno Hingga Grace Natalie Setelah Nama Mereka Diisukan Jadi Menteri Jokowi

Ia baru mengetahui setelah seorang warga lain memberitahukannya bila ada warga digigit dan dililit ular.

Saat dilihatnya, ternyata yang digigit dan dililit adalah mertuanya.

“Setahu saya, di jalan dari rumah dan menuju ke kawasan perkantoran ada sering lihat ular,” tuturnya. 

Sebelum kasus Wa Sogo, bocah bernama Wa Selmi (7), warga Desa Watopute, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, nyaris tewas setelah digigit dan dililit ular piton yang panjangnya sekitar 7 meter, saat hendak ke kebunnya, Rabu (1//5/2019) sore.

Beruntung bocah tersebut diselamatkan sang ayah, Halimi, dari lilitan ular piton tersebut.

“Kita naik ke kebun, saat naik, saya pikul jerigen air, dia duluan di depan beberapa meter dari saya.

Tiba-tiba dia bertariak, mama, mama, dia langsung terbaring dan langsung dililit ular,” kata Halimi, Jumat (3/5/2019).

Halimi melihat kaki kanan anaknya telah digigit ular dan tubuhnya telah dililit ular.

Ia langsung memotong ular tersebut dengan parang, sehingga ular tersebut kemudian melepaskan lilitannya.

“Anakku langsung saya tarik, dan saya gendong.

Tapi itu ular mau menerkam saya, saya langsung melompat mundur kebelakang beberapa meter,” ujarnya.

Sosok Ini Ungkap Frank Garcia Unggah Foto Syur Hasil Editan Karena Diputus Cinta Laura

Melihat ular berjalan memasuki semak-semak, sambil menggendong anaknya, Halimi turun ke kampung dan memanggil warga.

“Kita dan warga kembali mencari itu ular. Kita dapat itu ular ada sekitar 10 meter dari lokasi awal.

Ular itu mengangkat kepalanya dan hendak menerkam, banyak warga yang memukul dan langsung mati itu ular,” ucap Halimi.

Sementara itu, Wa Selmi kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Muna untuk mengobati kakinya yang mengalami luka akibat gigitan ular.

Ini videonya:

KENAPA PITON SULAWESI MEMANGSA MANUSIA?

Kasus ular piton (Pythonidae) atau ular sawah atau sanca kembang memangsa manusia terulang lagi.

Terbaru Wa Sogo binti La Wele (55) itu terjadi pada Minggu (2/6/2019) pukul 17.30 WITA.

Sebelumnya wanita berumur 54 tahun, Wa Tiba, warga Desa Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), ditemukan utuh dalam perut ular piton yang dibelah, Jumat (15/6/2018) pagi.

Lalu Minggu (26/3/2017),  petani sawit, Akbar (27) tewas dimangsa piton di kebun sawit korban, Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.

Jasad Akbar ditemukan utuh di perut piton yang dibelah warga. 

Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy mengatakan, ular sanca batik memiliki nama latin Phyton reticulatus.

Menurut Amir, masyarakat di Indonesia dan Malaysia sering menggunakan kata sanca untuk menyebut ular jenis piton tersebut. 

" Ular yang memangsa seorang perempuan di Sulawesi beberapa waktu lalu merupakan jenis sanca batik," kata Amir saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/6/2018).

Amir menjelaskan, panjang ular sanca batik dapat mencapai 10 meter dan menjadi yang terpanjang di dunia. Ukuran ini melebihi panjang ular Anaconda dari sungai Amazon. 

"Ular piton di daerah Sulawesi memang bisa sangat besar dan panjang karena menjadi predator tertinggi di dalam rantai makanan.

Mangsanya juga mamalia besar seperti babi hutan.

Hal ini membuat ukuran piton di Sulawesi berbeda dengan piton di Sumatera, karena masih ada predator lainnya seperti harimau," jelas Amir.

"Apabila di penangkaran panjang ular piton bisa mencapai 10 meter, kalau di alam liar panjangnya mencapai 7 meter," tambah Kepala Laboratorium Herpetologi Puslit Biologi LIPI tersebut. 

Konflik piton dan manusia

Konflik piton dan manusia pernah terjadi di Sulewasi pada tahun 2017. Untuk mengantisipasi peristiwa tersebut terulang, Amir menghimbau masyarakat untuk mengajak anjing saat pergi ke kebun.

"Lokasi kebun milik perempuan tersebut dekat dengan hutan dan saat itu sudah malam sehingga korban tidak mengetahui keberadaan ular.

Anjing akan membantu apabila ada ancaman dari hewan liar di sekitar manusia," kata Amir.

Selain itu, masyarakat juga harus memahami bahwa piton di wilayah Sulawesi merupakan predator tertinggi dalam rantai makanan.

Sangat penting bagi masyarakat untuk turut menjaga kelestarian alam hutan agar ular tidak mencari mangsa lainnya. 

"Ular piton berukuran besar biasanya memangsa babi hutan dan mamalia-mamalia besar lainnya.

Piton juga mengendalikan populasi babi hutan agar tidak meresahkan masyarakat.

Untuk itu, perburuan liar babi hutan akan menganggu rantai makanan dan memaksa ular mencari mangsa yang lain," terangnya.

Menurut Amir, piton merupakan jenis ular yang memiliki kemampuan adaptasi mumpuni. 

"Selain berukuran panjang dan besar, kemampuan adaptasi ular ini sangat baik. Ular ini bisa bertahan hidup di tengah perkotaan dan memangsa hewan-hewan kecil seperti tikus atau ayam," katanya.

"Biasanya ular hanya bisa diam untuk mencerna makananya dan butuh waktu sekitar 1 sampai 2 minggu, tergantung besar kecil mangsanya.

Sementara itu, jumlah populasi ular sanca batik di Indonesia masih terjaga, namun ada tiga jenis lainnya yang terancam punah. 

"Ada tiga jenis piton yang statusnya hewan dilindungi, yaitu Python morulus atau Sanca Bodo yang ada di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat, Condropyhton viridis atau sanca Hijau yang ada di Papua dan Pyhton timorensis atau Sanca Timur yang ada di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Timor," paparnya.

(Kompas.com/Defriatno Neke/Tribun Medan)

 
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Kembali Terulang Seorang Warga Tewas Dililit Piton Raksasa, Inilah Penyebab Ular Serang Manusia
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved