20 Menit yang Membanggakan, Robby Pidato di Markas PBB

Berbekal jas, sepatu dan baju pinjaman teman, Robby terbang ke Amerika Serikat. Robby adalah mahasiswa sederhana, laptop saja tidak punya

Penulis: Alza Munzi | Editor: edwardi
iST
M Robby Saputra saat berpidato di Markas PBB. 

Laporan Wartawan Bangka Pos, Alza Munzi

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Berpidato dalam forum International Young Leaders Assembly (IYLA) di Markas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Amerika Serikat , tidak terpikirkan oleh anak muda asal Kelurahan Aititam, Kota Pangkalpinang ini.

Perawakannya kurus, penampilan dan sikap yang sederhana, namun memiliki ketekunan dan semangat menyala-nyala untuk mencapai mimpi-mimpinya.

Dia adalah Muhammad Robby Saputra (22), mahasiswa tingkat akhir jurusan Teknik Elektro, Universitas Al Ahzar Jakarta. Putra sulung pasangan almarhum Muhammad Salim dan Sulastri, membagi pengalaman dan kisah hidupnya saat diwawancara wartawan Bangka Pos Group di rumahnya, Rabu (26/8/2015).

Tidak sembarang orang dapat berdiri dan berbicara di depan podium yang dihadiri 1000 orang dari 90 negara. Mewakili Indonesia, Robby dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Gugun Gumilar (Sekretaris Ketua DPD RI) dan Qisma (anak Sekjen PBNU) berpidato dalam acara bertemakan “Kepemimpinan Moral dan Inovatif: Visi, Service, Kewirausahaan, dan Kepemimpinan”.

Hanya 50 orang dari 27 negara yang termasuk tamu istimewa PBB, pada tanggal 10-19 Agustus 2015 lalu. Robby mendapat kartu khusus yang menempatkan dirinya di kursi terhormat dalam forum tersebut.

"Sepuluh hari di Amerika menginap di Hotel Metro Point bersama peserta dari New York, Mathew Thompson. Orangnya baik, hanya saja memilih tidak beragama. Ketika saya shalat, awalnya sempat heran dan bertanya banyak hal tentang agama, pernikahan, hubungan lawan jenis. Sangat menarik sekali bertemu dengan beragam orang dari berbagai dunia. Peserta tidak hanya mahasiswa S1, S2 atau S3 saja, ada LSM termasuk pejabat negara, menteri," kata Robby.

Di Amerika, Robby dan peserta lainnya mengikuti kegiatan di tiga kota yakni Washington DC, Philadelphia dan New York. Selain ke Markas PBB, mereka juga mengikuti kegiatan di Hall of States, World Bank, Embassies, US Departement of State, Capitol Hill, Wilson Center dan National Constitution Center.

Beruntung meski tidak disediakan nasi, Robby akhirnya terbiasa makan roti khas Amerika. Sehingga, tenaga dan pikirannya sangat prima mengikuti kegiatan bergengsi skala internasional tersebut.

"Saya diberi waktu berbicara 20 menit tentang kepemimpinan pemuda dan berbagi tentang ide serta gagasan. Semuanya mengalir begitu saja," ujar Robby yang biasa berbahasa Inggris saat masih sekolah di SMAN 1 Pemali.

Peraih beasiswa penuh dari Universitas Al Ahzar Jakarta ini beruntung aktif berorganisasi sejak SMA. Dia juga aktif melakukan kegiatan sosial dan kepemudaan.

Sebelumnya dia pernah ke Filipina, tanggal 28 Januari 2015 lalu, dalam kegiatan Asean Youth Leader Association, yang dibiayai KNPI Babel dan Universitas Al Ahzar.

Robby juga aktif di Global Peace Foundation, sebuah lembaga perdamaian dunia, yang kemudian merekomendasikan namanya kepada Kemenpora RI untuk ikut forum IYLA.

"Kegiatan saya dan teman-teman mengumpulkan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia dalam pertemuan di Tanjung Pesona Sungailiat beberapa waktu lalu, menarik perhatian Global Peace Foundation. Semangat menyuarakan perdamaian dan kepemimpinan pemuda menjadi alasan mereka memilih saya," kata Robby.

Berbekal jas, sepatu dan baju pinjaman teman, Robby terbang ke Amerika Serikat. Maklum saja, Robby adalah mahasiswa sederhana, laptop saja tidak punya ketika menyusun makalah dan presentasi. Dia baru mengetik di laptop pinjaman ketika teman-temannya tidur.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved