Pulau Putri Belinyu, Pesona Surga di Ujung Utara Bangka yang Berbalut Mistis

Keberadaan pulau cantik diujung utara Pulau Bangka yang dikelilingi air laut nan bening ini menyimpan misteri tersendiri

Penulis: Iwan Satriawan | Editor: Iwan Satriawan
Pulau Putri Belinyu, Pesona Surga di Ujung Utara Bangka yang Berbalut Mistis - penyusuk-3_20160106_182116.jpg
Bangka Pos / Iwan S
Pasir putih nan lembut yang menghiasi pulau lampu dengan latar belakang pulau Antu di Tanjung Penyusuk
Pulau Putri Belinyu, Pesona Surga di Ujung Utara Bangka yang Berbalut Mistis - pulau-putri-penyusuk_20150914_081005.jpg
DOC BANGKAPOS
Pulau Putri di kawasan Pantai Penyusuk Kecamatan Belinyu.
Pulau Putri Belinyu, Pesona Surga di Ujung Utara Bangka yang Berbalut Mistis - pantai-penyusuk-di-kecamatan-belinyu_20160528_172003.jpg
Bangka Pos / Deddy Marjaya
Pantai Penyusuk di Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Sabtu (28/5/2016).
Pulau Putri Belinyu, Pesona Surga di Ujung Utara Bangka yang Berbalut Mistis - pulau-putri_20150909_123719.jpg
bangkapos.com/Nurhayati
Pemandangan di Pantai Penyusuk dengan Pulau Putri berada di depannya.

Menurut Ari sebelumnya tidak pernah terjadi kesurupan yang menimpa pengunjung yang camping di pulau-pulau tersebut.

"Ini mereka bawa sound system dan putar musik sampai tengah malam," jelasnya.

Komunitas Pencinta Alam (Kompala) yang dipimpin Ari sendiri selama ini tanpa pamrih merintis pelestarian Pulau Putri dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Ketenaran Pulau Putri sebagai objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara bagi Ari dan kawan-kawannya jadi kebanggaan batin tersendiri.

Apalagi keberadaan tempat wisata tersebut mampu memberikan penghidupan bagi warga setempat.

"Kami ini tidak butuh pujian. Kami hanya ingin berbuat," ujarnya.

Kompala yang hingga saat ini aktif menjaga Pulau Putri dan secara kontinyu membersihkan sampah-sampah yang ditinggalkan pengunjung tanpa mengharapkan materi tersebut menamakan aksi mereka Gerakan Sang Penjaga Putri.

"‎Kami aktif di Pulau Putri sejak september 2014. Awalnya kami disangka gila karena dulu nelayan pun enggan tidur di Pulau Putri," jelas Ari.

Ia mengatakan, Kompala yang anggotanya berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan tersebut pada awalnya melakukan gerakan pengusiran Pompong TI apung yang mencuci pasir timah di perairan tersebut.

"Kami khawatir limbah cuciannya merusak terumbu karang di sana. Apalagi ada berbagai jenis ikan yang hidup di sana seperti ikan nemo," jelasnya.

Seiring perkembangan waktu pihaknya mencoba membuat karang buatan hingga membersihkan sampah-sampah yang ditinggalkan pengunjung.

"Untuk transplantasi karang sekarang sudah mulai kelihatan hasilnya. Karangnya mulai tumbuh. Itupun harus tetap dijaga agar tidak rusak kembali. ," ‎papar Ari.

Pada kesempatan tersebut Ari mengeluhkan kurangnya kesadaran pengunjung terhadap kelestarian kawasan tersebut.

Mereka pernah menemukan pengunjung yang kedapatan membawa ikan Nemo dari pulau tersebut, bahkan tumbuhan langka Mentigi yang menjadi tanaman khas pulau tersebut kerap hilang dibawa orang tak bertanggung jawab.

"Kita jaga saja masih hilang, apalagi tidak kita jaga. Padahal tanaman Mentigi saat ini sudah jarang ‎ditemukan," ujarnya.

Ia mengungkapkan, Pulau Putri dan kawasan Penyusuk sebenarnya dulu merupakan salah satu tempat penyu bertelur.
Sayangnya warga masih mengambil telur-telur penyu dari pulau yang jadi destinasi wisata favorit bagi warga Bangka itu.

Kini cerita penyu bertelur di kawasan tersebut mungkin tak terdengar lagi.

"Kata Penyusuk itukan diambil dari Penyu yang bertelur di wilayah tersebut," jelasnya.(*)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved