Ini Polwan Cantik di Polda Babel Ada yang Juara Kontes Kecantikan Lo Begini Tips Mereka
"Rambut ini ketentuannya harus dua sentimeter di atas kerah. Tapi, biar makin enak dilihat, untuk yang sudah keluar pendidikan kita ajarkan,...''
BANGKAPOS.com - Sebanyak 213 polisi wanita (polwan) disebar di Polda Babel. Mereka ibarat ‘bunga’, yang wajib menjaga penampilan mereka tetap cantik dan segar.
Lihat saja penampilan Adella Atika Prasty dan Anggi Dyah Anaystia (Ditlantas Polda Babel) serta Delvi Winda Astuti (22), Polwan Polres Pangkalpinang.
Tak heran sebagian polwan ini malah mengantongi titel juara kontes kecantikan.
Bagaimana trik menjaga agar tuuh mereka tetap cantik?
Anggi Dyah Anaystia (21), polwan Polda Babel, berprinsip bahwa cantik itu natural.
Dalam kesehariannya, Anggi hanya berdandan pakai make up pokok saja, seperti lipstik, bedak wajah, eye liner, dan parfum.
"Saya enggak pakai krim pagi malam atau BB cream gitu, nyalon juga enggak pernah. Rajin bersihkan wajah saja," katanya saat ditemui Bangka Pos Group, belum lama ini.
Dia menambahkan, "Saya sering pakai lemon atau jeruk nipis yang dibelah dua, kemudian digosokkan ke wajah. Lemon juga sering buat diminum sebanyak tiga kali dalam sebulan."
Anggi pernah bertugas di Sabhara selama 1,7 tahun, dan sempat bertugas selama dua pekan di Direktorat Lalu Lintas Polda Babel. Kemudian, ia ditugaskan menjadi ajudan istri kapolda.
Pemilik tinggi badan 165 cm dan berat badan 56 kg ini juga pernah mendaftar sebagai peserta kontes kecantikan.
Selama terpilih menjadi Putri Indonesia Bangka Tengah dan Duta Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang 2015, Anggi mendapat dukungan dari institusi tempatnya bernaung.
"Dengan catatan tidak mengganggu waktu kerja. Motivasi saya jadi duta lingkungan hidup karena saya punya keterampilan mengkreasikan sampah menjadi barang kerajinan. Contohnya, membuat sepeda minimalis dari kertas koran atau sampah bekas sabun cuci piring dijadikan tas," tuturnya.
Menurutnya, aktivitas sebagai polwan dan duta lingkungan hidup saling bersinergi.
"Pernah satu waktu dalam rangka acara ramah lingkungan, organisasi kontes kecantikan mengadakan kerja sama dengan kapolda, dengan mengatur lalu lintas untuk acara gowes bersepeda bersama, agar menjadi gaya hidup sehat dan jauh dari pencemaran udara," kata Anggi.
Sedangkan bagi Adella Atika Prasty, Polwan Ditlantas Polda Babel pada Sudit Pendidikan dan Rekayasa, penampilan tetap segar dan fresh adalah suatu keharusan.
"Selain tuntutan profesi saya emang suka jaga penampilan, kesan pertama itu kan dari penampilan jadi itu yang harus dijaga, setiap tampil itu harus rapi," kata si cantik kelahiran 26 Juli 1994 saat dihubungi Bangka Pos beberapa waktu lalu.
Adel, sapaan akrabnya, juga harus bisa mempertahankan tubuhnya agar tetap ideal. Selain olahraga bersama yang dilakukan kesatuannya, Adel melakukan renang dan lari satu kali dalam seminggu.
"Sebagai polwan dituntut untuk menjaga diri, bentuk tubuh yang agak gendut itu gak dibolehin sama pimpinan karena gak enak dilihat. Jadi jaganya dengan olahraga. Kalau ideal itu jaga makan sama olahraga kalau malem tetap makan, cuma kalau diatas jam 10 malem itu udah gak makan lagi."
Adel selalu menyempatkan diri merias wajahnya sebelum dan selesai bertugas agar selalu tampil segar..
"Tugas dari waktu pagi apel jaga di jalan, ada waktu istirahat atau sarapan pas itu saya make up lagi. Kalau lipstiknya udah abis ya tambah lagi. Yang gak ketinggalan itu lipstik sama bedak. Kalau kayak eye shadow itu jarang dipakai hanya acara tertentu aja."
Untuk perawatan wajah Adel hanya menggunakan cream siang dan malam. Untuk rambut dirinya kerap memberi vitamin.
Ia mengakui jarang melakukan perawatan di salon.
Meski sebagai polwan, dalam keseharian Adel tetap tampil feminim.
"Kalau keluar itu pakai rok, jarang pakai jeans. Kalau dandan sih suka juga tapi yang standar kalau perawatan ke salon paling maskeran rambut dan creambath. Kalau lulur juga jarang. Syukurnya dikasih Tuhan fisik dan wajah yang gak begitu bandel jadi mudah dirawatnya," kata mahasiswa Hukum Universitas Terbuka ini.
Sejak kecil dirinya memang bercita-cita menjadi Polwan. Ia pernah gagal sekali saat mengikuti tes Akpol. Tak patah semangat tahun berikutnya Adel mencoba peruntungan tes Bintara, dan lulus.
Berbeda dari rekannya, Anggi, Adel tidak percaya diri untuk mengikuti kontes kecantikan untuk mewakili institusinya.
Namun dirinya sempat dikirim untuk mengikuti pelatihan reporter Polwan di Mabes untuk melaporkan info lalu lintas. Sayang program itu belum berjalan di Babel.
"Saya kurang pede kalau mau ikut pemilihan putri-putri itu. Saya pernah ikut pelatihan di Jakarta untuk NTMC, tapi di Polda Babel belum."
Sedangkan Delvi Winda Astuti (22), Polwan Polres Pangkalpinang, mengaku tidak memiliki trik khusus untuk menjaga kecantikan jasmaninya. Dia tidak neko-neko dalam hal berdandan.
Kulitnya yang terlihat bersih dan kulit wajah yang halus tanpa jerawat merupakan hasil dari kebiasaannya menyantap buah-buahan.
"Saya suka makan buah dan sayur, nyetok sendiri di asrama polisi. Sudah tiga bulan ini terinspirasi ngejus tomat dan wortel setiap pagi, blendernya saya sediain sendiri," kata Delvi.
Pemilik tinggi badan 163 cm dan berat badan 53 kg ini tidak menampik bahwa polwan dituntut untuk menjaga penampilan.
"Kalau jadi polwan melayani masyarakat, penampilan itu wajib. Kalau kita semrawut, orang jadi enggak nyaman melihat kita. Suasananya pun enggak nyaman," ujarnya.
Meski demikian, dia tidak berlebihan dalam hal berdandan. Paling tidak, setiap selesai salat, Delvi hanya menambahkan lipstik di bibirnya agar terkesan segar dan merapikan rambut menggunakan sisir.
"Memang ada uang tunjangan kecantikan, tapi dipakai secukupnya dan seperlunya untuk perawatan diri. Perawatan paling lebih suka creambath untuk relaksasi kepala. Enggak sering, cuma sekali dalam sebulan," ujarnya.
"Saya lebih menerapkan dandan yang minimalis, enggak mau ribet karena polwan dituntut cepat. Kalau ada apa-apa ya harus ke kantor. Kejadian tak bisa diprediksi, jadi enggak bisa dandan itu yang lama," tambahnya.
Delvi baru sekitar sepekan pindah tugas ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pangkalpinang.
Sebelumnya, dia bertugas di sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) polres setempat.
Menurutnya, apa yang dilakukan polwan sama seperti yang dilakukan polisi laki-laki. Polwan tidak melulu bertugas sebagai staf.
"Selama di SPKT, job desk saya mendatangi tempat kejadian perkara seperti kasus pencurian dan penemuan mayat. Walaupun malam, saya harus datang bersama anggota. Tugas saya di TKP sebagai kanit memonitor unit SPK menjalankan tugasnya sesuai fungsi mulai dari intel, reskrim dan identifikasi," kata Delvi.
Terima tunjangan kecantikan
Wanita yang berprofesi sebagai polisi tidak hanya harus bersikap tegas dalam penegakan hukum, namun juga dituntut untuk tampil cantik saat bertugas. Cantik yang dimaksud bukan hanya karena polesan make up semata, tetapi juga memiliki hati yang tulus.
Karena itu, tak mengherankan jika polisi wanita (polwan) kerap mendapatkan pembinaan tentang penampilan. "Secara umum, polwan itu ada pembinaan dan selalu ada koordinasi, termasuk untuk penampilan," ujar Koordinator Polwan Bangka Belitung, AKBP Ambar, belum lama ini.
Ambar mengatakan, polwan dituntut untuk selalu siaga dalam kondisi apa pun dan harus terlihat segar saat memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Di jajaran Polda Babel sendiri terdapat 213 polwan. Selain sering diberikan pembinaan tentang penampilan, mereka juga difasilitasi dengan kegiatan olahraga jika ingin menjaga postur tubuh yang proporsional. Tujuannya agar bisa tampil maksimal dalam bertugas.
Bagi polwan, menjaga penampilan memiliki banyak manfaat. Hal tersebut juga sejalan dengan kodrat perempuan.
Karena itu, para polwan yang baru lulus pendidikan pun harus bisa mempertahankan bentuk tubuh proporsional mereka.
"Kita ingin tunjukkan bahwa kiprah perempuan dalam kepolisian itu tidak selalu galak, tegas, tapi juga mampu bermasyarakat. Saya selalu ingatkan kalau mereka punya waktu senggang untuk bisa merawat tubuh dan wajah mereka. Karena mereka bukan hanya polwan, tetapi juga perempuan yang hidup bermasyarakat yang nantinya juga akan menjadi pendamping hidup laki-laki," kata Ambar.
Secara kedinasan, lanjutnya, polwan mendapatkan tunjangan make up meskipun nilainya tidak besar. Tunjangan itu diberikan karena mereka dituntut untuk terus terlihat segar dalam kondisi apa pun.
"Karena kita adalah pengayom masyarakat. Kalau mereka enggak bisa jaga penampilan, tampil semrawut, orang juga lihatnya enggak enak. Gimana mau mengayom masyarakat sama penampilan aja enggak bisa menjaga. Maka dari itu kita selalu ingatkan," ujarnya.
Menurut Ambar, seorang polwan harus berpenampilan sesuai standar ketika bertugas. Hal itu telah diatur dalam ketentuan yang ada, baik ketentuan penggunaan perhiasan, riasan, maupun bentuk baju.
Tidak semua perhiasan boleh digunakan saat bertugas. Yang boleh dipakai hanya dua cincin dan jam tangan. Anting dan kalung juga tidak boleh digunakan saat bertugas.
Dalam menjalani rutinitas sehari-hari, make up yang wajib digunakan polwan adalah lipstik. Boleh saja menggunakan jenis make up lainnya asalkan tidak berlebihan dan memberikan efek segar pada wajah.
Begitu pula bagi polwan yang mengenakan jilbab, harus berpenampilan sesuai standar.
"Tidak bisa dia mau pakai jilbabnya bermodel-model, harus sesuai aturan. Kadang saya sering ingatkan kalau bajunya terlalu ngepres, badannya yang dikecilin atau bajunya yang diganti ukuran," ujar wanita berusia 40 tahunan ini.
Ambar juga mengingatkan agar polwan yang bertugas di lapangan senantiasa menggunakan pakaian lengan panjang. Dengan demikian, kulit terlindungi dari debu dan sinar matahari.
Selain itu, polwan juga harus tetap merawat rambutnya.
"Rambut ini ketentuannya harus dua sentimeter di atas kerah. Tapi, biar makin enak dilihat, untuk yang sudah keluar pendidikan kita ajarkan untuk membentuk rambut, tapi masih sesuai standar. Jadi, tidak terlalu cepak," tutur Ambar.
Pihaknya mengingatkan agar polwan di Babel tidak hanya cantik secara fisik, tetapi juga berkarakter sebagai pengayom masyarakat. Yang tak kalah penting, senantiasa menjaga nama baik institusi, selalu tampil bersahaja, sopan, dan menawan sebagaimana fungsinya.
"Saya selalu tekankan, kalau kesalahan yang dilakukan perempuan itu kayak nila setitik rusak susu sebelanga. Itu juga yang kerap saya sampaikan ke adik-adik polwan, jangan sampai mereka melakukan hal-hal yang merugikan. Misalnya, dari cara berpakaian jangan terbuka, dari segi sikap dan perilaku juga. Karena yang ngelakuin satu, semuanya akan kena," ujar ibu tiga anak tersebut.
AKBP Ambar
Polwan juga dituntut memiliki kemampuan seperti polisi laki-laki, yakni menguasai dasar ilmu kepolisian seperti reserse kriminal (reskrim) dan mengetahui tentang penyidikan.
"Dalam pertemuan dua bulanan, kami lakukan pembinaan terkait sikap dan tampang seorang polwan. Kami selalu ada penegakan kedisiplinan terkait bagaimana cara berpenampilan dan kelengkapannya, tentunya juga kecerdasan untuk penyidikan," kata Ambar.
Dia sendiri mengaku, kesibukannya sebagai polwan dan ibu rumah tangga membuatnya tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan perawatan di salon. Ambar merawat wajah dan tubuhnya dengan rajin berolahraga setiap hari.
"Kalau saya pribadi tidak ada perawatan khusus untuk tubuh dan wajah, yang penting rajin cuci muka, jaga badan. Setiap hari saya olahraga meskipun sebentar, 15 menit. Kalau ke salon juga saya paling urusan rambut kayak creambath dua bulan sekali. Kalau di rumah, perawatannya paling sering-sering keramas," ujar Ambar. (o2/o1)