Panglima TNI Ngaku Dihubungi Ulama Besar Bilang Mencium Adanya Isu Penggulingan

Panglima TNI mengklaim bahwa dirinya sempat dihubungi seorang ulama besar dan mengatakan

Editor: Hendra
Tribunnews.com/Wahyu Aji
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso

BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Panglima TNI mengklaim bahwa dirinya sempat dihubungi seorang ulama besar dan mengatakan bahwa rencana penggulingan itu ada dan nyata.

"Bahkan ulama besar mencium adanya penggulingan itu kepada saya," jelasnya saat ditemui di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (24/11/2016)

Baca: Ahmad Dhani, Rizieq Shihab, Ratna Sarumpaet, Amien Rais, Munarman tidak Penuhi Panggilan Polisi

Baca: Akhirnya Meggie Akui Hubungannya dengan Tukul Arwana

Baca: Kelelahan, Rossi Tertidur Dilantai Beralas Kain di Paddock Yamaha

Dia menjelaskan bahwa masyarakat yang akan kembali melakukan aksi unjuk rasa akan membawa isu yang berbeda dengan sebelumnya.

Isu yang dibawa yaitu turunkan siapapun yang melindungi Ahok.

"Di media sosial kan sudah begitu ramai yang berbicara seperti itu. Nah kami mengharapkan bahwa itu tidak boleh terjadi sama sekali," tambahnya.

Baca: Gadis Kembar Tiga, Terkenal di Sekolah tapi Ibu Sering Salah Panggil Nama di Rumah

Baca: Chef Aiko Sakit Hati Difitnah Jadi Tukang Pijat Plus Plus

Padahal, kata Gatot, Aksi 4 November 2016 lalu sudah membawa cap yang positif dari dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang mayoritas muslim dan sangat indah.

"Maka, mari tunjukkan Indonesia adalah apa yang telah dicap oleh dunia yang damai, indah dan tertib," kata Gatot.

Panglima TNI juga menggagas "Nusantara Bersatu" pada 30 November 2016 demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Saatnya kita menunjukkan nusantara bersatu. Kita berkumpul di tiap provinsi dengan ikat kepala merah putih, bahkan saya menyatakan saya rela sorban putih saya diganti merah putih. Untuk menunjukkan kepada semua bahwa kita semua satu," kata Gatot di Bandung, Rabu (23/11/2016).

Baca: Tersangka Buni Yani Dikenakan Pencegahan ke Luar Negeri Namun tidak Ditahan

Baca: Saya Nikam Tiga Kali di Bagian Dada Kiri Ini, Pak

Usai menjadi pembicara utama pada Seminar Nasional Peningkatan Ketahanan Bangsa untuk Menjaga Keutuhan NKRI, di Graha Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran, Gatot mengatakan saat ini Indonesia dihadapkan kepada berbagai unjuk rasa yang bisa mengancam kesatuan dan persatuan negara.

"Oleh karena itu kita semua perlu melaksanakan Nusantara Bersatu pada tanggal 30 nanti di semua daerah, cari lapangan besar, berkumpul bersama-sama," kata Gatot.

Ia menjelaskan alasannya menggagas gerakan Nusantara Bersatu adalah karena kabar pemukulan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq oleh anggota Kostrad tadi malam.

"Namun setelah ditelusuri oleh intelijen kami, ternyata yang nyebar adalah judi online dari Australia dan dari Amerika. Ternyata bukan dari dalam. Adapun tujuannya tidak lain untuk memecah belah," ujar Gatot.

Ia mengkhawatirkan keterlibatan asing dalam penyebaran berita provokatif. Gatot menyebut Australia dan Amerika sebagai dalang penberitaan yang dapat menyebabkan perpecahan Indonesia.

"Oleh karena itu kami mengimbau seluruh provinsi menggelorakan persatuan Indonesia dengan semangat Bhineka Tunggal Ika," kata dia.

Hadapi Pendemo dengan Tangan Kosong

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga telah mengantisipasi aksi demonstrasi pada 25 November dan 2 Desember.

 "Saya perintahkan prajurit saya untuk tidak bersenjata. Apabila ada kelompok yang akan jihad dengan senjata, akan kami lawan dengan tangan kosong. Saya akan perintahkan rampas senjata (pengunjuk rasa). Itu kami tidak langgar HAM," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot, di Jakarta, Senin (21/11/2016).

Dia katakan itu di Markas Besar Kepolisian Indonesia, seusai bertemu dengan Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Nurmantyo menegaskan perintah kepada personel TNI mengantisipasi demonstrani di Jakarta pada 25 November dan 2 Desember 2016.

Menurut dia, para prajurit TNI akan menghadapi para pengunjuk rasa dengan tangan kosong.

Hal itu untuk menghindari tudingan TNI melanggar HAM ketika dalam menghadapi demonstrasi yang berujung anarkis.

"Saya yakinkan prajurit saya dimana pun sudah siap dan bersama dengan kepolisian menjaga keamanan ketertiban dan melindungi semua masyarakat," ujarnya.

Dia mencurigai ada pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu dalam demonstrasi.(kompas.com/ Amriyono Prakoso)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved