Suami Istri Dibunuh di Bukit Mangkol
Seminggu Sebelum Tewas Dibunuh Aslika Sujud dan Basuh Kaki Sang Ibu
"Sadis memang orang yang ngebunuh anakku, die dak apalah bunyi. Tertutup benar dak pernah bekisah misalnya kayak orang ada.....''
"Dia sering nangis tapi kalau ditanya kenapa nangis dia gak pernah mau ungkapin. Kalau ada masalah Aslika cuma beli buku teka-teki silang (TTS) buat diisi sampai habis," tambahnya
Kematian Aslika dengan cara tragis memukul pihak keluarga, Aslami yang didampingi tantenya, Erni turut menepis komentar di Facebook yang menduga Aslika berselingkuh.
"Kenapa pihak perempuan yang disorot, jangan ngeduluin (mendahulukan) polisi. Aslika gak pernah punya musuh dia dak suka ngisah (red-menceritakan) orang. Kami harap pelakunya kalau bisa dihukum mati juga karena wanita salah ape pisau e banyak di badan tu? Dak manusiawi dan dak punya hati" keluh Erni bersama Aslami.
Bunda meninggal, ayah meninggal
Bocah lima tahun itu tampak asyik memainkan jarinya di layar tablet. Dia memainkan permainan mencocokkan gambar yang ada di alat elektronik di genggamannya itu. Tak terlihat gurat kesedihan di raut wajah bocah yang rambut dikuncir ke belakang tersebut.
Begitulah Alfiza Adelia Putri, anak semata wayang Aslika, istri Iswandi yang ditemukan tewas di Bukit Mangkol, Desa Terak, Kecamatan Simpangkatis, Kabupaten Bangka Tengah, Selasa (22/11) kemarin. Fiza, sapaan akrabnya, seakan sibuk di alamnya sendiri. Meski tak terlihat sedih, dia tahu ibunya meninggal dunia.
"Bunda meninggal, ayah meninggal," kata Fiza saat ditanya keberadaan orangtuanya, Rabu (23/11).
Sejak lahir, Fiza dibesarkan neneknya, Atuy, dan Aslami Fitriani (34), kakak sulung Aslika. Di kesehariannya, Fiza ikut Aslami pada pagi hingga sore. Hal itu terjadi karena pada rentang waktu itu, Atuy, nenek Fiza bekerja. Dari sore hingga keesokannya lagi, Fiza menghabiskan waktu di rumah neneknya di Jalan Batin Iso No 9, Kelurahan Pintu Air, Pangkalpinang.
Kemarin, suasana duka masih menyelimuti kediaman Atuy, ibu Aslika. Sejumlah kerabat, teman, dan masyarakat sekitar berdatangan ke rumah menyampaikan bela sungkawa. Selain Atuy, rumah itu juga ditempati, dua adik laki-laki Aslika, Alka dan Aziz.
Saat Bangka Pos berbincang-bincang dengan Fiza, bocah itu lebih banyak asyik bermain tablet dan diam. Dia hanya sesekali menjawab pertanyaan-pertanyaan ringan yang dilontarkan Bangka Pos. Kebetulan, Fiza juga tampak kurang sehat karena terdengar suara batuk dan pilek.
"Sedihlah tapi ada nenek," ujar Fiza saat disinggung perasaannya.
Aslami mengatakan sejak lahir Fiza dibesarkan bersama Atuy dan dirinya. Seingat Aslami, dia baru tiga kali menginap di rumah kontrakan Iswandi dan Aslika di Gandaria I, Pangkalpinang.
"Anaknya persis ibunya, enggak banyak ngomong, dia (Fiza) cuma bengong sambil tanya 'kok Bunda dak de?' tapi dia enggak nangis," ujar Aslami saat ditemui Bangka Pos di rumah Atuy, Rabu (23/11).
Aslami mengatakan meski pendiam dan terkenal pasif di sekolah, Fiza gemar menggambar. Seminggu sebelum ibunya meninggal, Aslami mengaku mendapat cerita tak biasa dari guru Fiza di TK Model.
"Kata gurunya, dia lebih mudah untuk diajak belajar menulis dan menyanyi. Padahal dua hal itu biasanya malas dia lakukan," kata Aslami.(o1/o2)