Orang yang Bangun Pagi Ternyata Lebih Bahagia
Para CEO dari perusahaan ternama yang super sukses pun ternyata punya kebiasaan bangun pagi.
Tubuh kita memang memiliki jam biologis, sistem tubuh yang mengatur waktu kelelahan dan kewasapadaan kita.
Masalahnya, kehidupan moderen dapat merusak jam di dalam tubuh itu.
Hal-hal seperti giliran kerja malam, media sosial, tetangga yang berisik, bos penuntut, acara TV larut malam sering membuat kita terjaga dan itu bukan ritme tubuh alami kita.
"Jika kita tidur nyenyak dan sanggup berfungsi baik saat malam, tidak perlu bangun pagi jika tidak ingin," kata Varshavski.
Tetapi, bagi mereka yang bangun sebelum pukul 7 pagi memiliki risiko lebih rendah terkena stres, depresi dan obesitas menurut studi dari University of London.
Studi lain juga menemukan orang yang menikmati kegiatan di luar ruangan di pagi hari memiliki indeks massa tubuh lebih rendah dibandingkan mereka yang keluar rumah di siang hari.
Ingin jadi orang "pagi" tapi tak bisa? Anda tak sendiri.
"Saya masih berjuang tetapi tak pernah menyesal bangun pagi," kata Posner. "Butuh waktu untuk terbiasa tapi begitu biasa, Anda akan tahu betapa bagus perasaan sepanjang hari," katanya.
Setelah biasa bangun pagi, berikan pula konsistensi.
"Menciptakan ritme stabil adalah langkah paling penting. Satu kesalahan lazim adalah mencoba "membayar" tidur di akhir pekan.
Jika Anda tidak mengikuti pola kebiasaan tidur, tubuh tidak dapat beradaptasi dengan benar dan ini akan merusak rutinitas pagi hari," katanya.
Salah satu cara mudahnya adalah dengan pergi tidur dan bangun di waktu yang sama setiap malam selama sepekan dan perhatikan bagaimana rasanya. Segera lakukan dan pasang alarm untuk mewujudkannya. (KOMPAS.COM/Dhorothea)