Merayap, Buaya Bunting Sebesar Drum Menggelepar Melompat Lalu Sambar Ikan di Kolong Kapal

"Waktu air meluap, buaya tiba-tiba muncul. Panjangnya sekitar dua hingga tiga meter. Buaya terlihat merayap ke atas, ke daratan dekat pemukiman ..."

Bangkapos/Fery Laskari
Menampilkan Men Tjun (45), menepuk pelepah kelapa ke air, memancing kemunculan buaya di Kolong Kapal Hakok-Sinjay, Selasa (142/2017) 

Buaya itu, menyambar ikan yang bermain di permukaan air kolong. Suara sambaran cukup keras, dan tubuh buaya terlihat jelas. "Yang disamber ikan hidup, ikan yang hidup di kolong," katanya.

Saat tahu buaya menyambar, Ajung kemudian masuk ke dalam rumah mengambil sepotong ikan tenggiri yang dia beli, dan semula akan dimasak sebagai konsumsi keluarga. Namun rupanya, buaya tak tertarik menerkam potongan ikan tenggiri yang dilemparkan Ajung ke kolong ini.

"Saya sempat melemparkan potongan ikan tengiri, sebesar ginilah (irisan sejenggal), tapi buaya dak mau. Sepertinya dia (buaya) hanya mau ikan hidup," katanya.

Tepuk Pelepah
Diantara mereka, rela menepuk-nepuk permukaan air kolong, memancing kemunculan sang predator, Selasa (14/2/2017).

Asak (50), Warga Jl Batamerah I Hakok Sungailiat ditemui Bangkapos.com di tepi Kolong Kapal Hakok-Sinjay Sungailiat, Selasa (14/2/2017) menyebutkan, upaya warga menepuk pelepah kelapa, demi melihat kemunculan buaya.

"Sore kemarin, saat air kolong meluap karena hujan, ada teman kita ambil pelepah kelapa, lalu ditepuk-tepukan (tampar) ke permukaan air. Maka saat itu pula, buaya di kolong kapal ini menampakan diri ke permukaan air kolong, dan langsung mendekat," kata Asak.

Seperti yang dilakukan oleh Warga Lingkungan Jalan Laut Sungailiat, Men Tjun (45).

Men Tjun, Selasa (14/2/2017) siag, sengaja datang dari Jalan Laut ke Kolong Kapal Hakok-Sinjay, demi melihat buaya ini.

Men Tjun bahkan, tak segan-segan menepuk-nepuk pelepah kelapa ke permukaan air kolong, agar buaya muncul di permukaan.

Sayang, upaya menepuk pelepah kelapa yang dia lakukan, gagal memancing kemunculan 'si gigi gergaji'.

"Mane ok baye e lom muncul lah (mana buayanya belum muncul juga). Jangan-jangan buayanya sudah pindah ke tempat lain," kata Men Tjun, penasaran.

Sementara menurut Asak (50), tak hanya menepuk pelepah kelapa, tapi ada juga warga lainnya, melempar batu berkali-kali ke permukaan kolong. Tujuan warga melempar baru ke Kolong Kapal, supaya muncul ke permukaan.

"Dilempar oeh anak-anak pake batu. Sebenarnya dak boleh dilempar, karena kita khawatir buaya bisa menjadi semakin ganas kalau sering dilempar," katanya.

Asak, menyebut, buaya muncul ke darat, dekat pemukiman warga hanya dalam waktu-waktu tertentu.

Di sisi lain, dia mengimbau, agar warga, khususnya anak-anak jangan terlalu mendekati bibir kolong karena bisa membahayan keselamatan.

"Saya imbau, jangan dekat-dekat kolong, bisa membahayakan," katanya.

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved