Tak Hanya di Sulawesi, Ini Dua Tragedi Mengerikan Warga Bangka Tewas Akibat Keganasan Ular Piton
Tak hanya di Sulawesi,di Pulau Bangka tercatat ada dua tragedi memilukan warga pulau ini tewas akibat ular Piton atau
Penulis: Iwan Satriawan | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM--Kejadian mengerikan seorang petani sawit tewas ditelan hidup-hidup oleh ular Piton di Sulawesi menjadi berita menggemparkan di Indonesia maupun dunia internasional.
Ular berukuran raksasa tersebut memang sejak lama sering terdengar memakan korban jiwa manusia.
Tak hanya di Sulawesi, di Pulau Bangka tercatat ada dua tragedi memilukan warga pulau ini tewas akibat ular Piton atau populer disebut di dengan Ular Sabak oleh masyarakat Bangka.
Berikut kisah dua warga Bangka yang tewas akibat keganasan hewan melata tersebut:
Baca: Ular Raksasa Masih Menghuni Pulau Bangka, Ini 10 Penangkapan Ular Raksasa di Pulau Bangka
Mardian (38) warga Dusun Sungai Dua, Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka ditemukan tewas bersama dengan seekor ular Piton yang membelit tubuhnya, Selasa (12/5/2015) lalu.

Oleh masyarakat setempat, Mardian diduga tewas dililit oleh ular sanca. Namun dari hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Puding Besar dan tim Identifikasi Polres Bangka ternyata Mardian tewas karena dipatuk atau digigit ular Piton tersebut.
Dari hasil pemeriksaan medis, bola mata kanan dan leher kanan korban,tepatnya persis di belakang telinga terdapat luka bekas gigitan ular.
Gigitan ular ini kemudian membuat Mardian tewas.
Hal ini ditegaskan oleh Kapolres Bangka AKBP Sekar Maulana diwakili Kapolsek Puding Besar AKP Junaidi ketika ditemui Bangka Pos Group di Puding Besar, Selasa (12/5/2015) siang.
"Ternyata setelah tim medis Puskesmas Puding Besar dan Tim Identifikasi Polres Bangka melakukan pemeriksaan lebih akurat, korban bukan tewas karena dililit ular sanca, tapi dipatuk oleh ular sanca," kata Kapolsek.
Kapolsek yakin korban tewas dipatuk ular sanca karena menemukan bekas gigitan ular di mata dan leher belakang telinga korban.
"Bekas gigitannya terlihat jelas. Selain itu gigi ular itu juga patah. Awalnya memang kita menduga dililit, tapi ternyata dugaan lebih kuat koban digigit atau dipatuk," kata Kapolsek.
Dilansir sebelumnya disebutkan, Mardian (38) yang tewas karena dibelit ular sanca di kebun sawit Dusun Sungai Dua Desa Kotawaringin Kecamatan Puding Besar Bangka, Selasa (12/5/2015).
Binatang melata yang diburu korban ikut mati, setelah membelit si pemburunya. Jasat korban dan bangkai ular ditemukan warga, lalu melapor pihak kepolisian.
Tewas Saat Berusaha Tangkap Piton
Jemain (32) warga Desa Mancung Kecamatan Kelapa tewas ditempat, akibat dililit ular phyton (sabak) di jalan desa antara Dusun Limang-Pangkal Beras Desa Pangkalberas Kecamatan Kelapa Minggu (18/10/2010)sekitar pukul 01.30 WIB.
Informasi yang dihimpun harian ini Minggu (18/10) pagi dari warga setempat disebutkan, peristiwa itu berawal ketika korban bersama Candra (25) warga Dusun Limang Desa Pangkalberas, sedang dalam perjalan pulang dari Dusun Pangkalberas ke Dusun Limang.
Di tengah perjalanan, Jemian yang berboncengan dengan Candra langsung menghentikan sepeda motor yang mereka kendarai, tepat dipertengahan jalan yang menghubungkan dua dusun tersebut, lantaran melihat seekor ulang berukuran besar dengan panjang sekitar enam meter.
Ular tersebut ditemukan, ketika sedang berjalan melintas di jalan desa yang membelah hutan desa setempat.
Melihat ular yang panjangnya menutup lebar badan jalan, seketika itu Jemian langsung turun dari sepeda motor dan tanpa pikir panjang lagi ia menangkapnya dengan cara dia sendiri.
Maklum selama ini Jemian sendiri, di desanya dikenal sebagai pencari dan penangkap ular.
Tanpa rasa takut sedikitpun, Jemian langsung menangkap ular itu tepat dibagian kepala ular, kedua tangan Jemian memegang erat ular yang ditangkapnya agar tidak lepas dari cengkeraman kedua telapak tangannya.
Namun Jemian yang biasanya dengan mudah menakhlukkan ular jenis apapun, ketika itu tidak berkutik, karena ular phyton yang ditangkapnya berontak dan dengan cepat langsung melilit kepala dan leher Jemian.
Bapak satu anak itu berusaha keras melepaskan badan ular, yang mulai melilit leher dan kepalanya.
Namun kuatnya lilitan, Jemian tak berhasil melepaskannya. "Dia sempat berteriak minta bantuan ke Candra, supaya melepaskan ular yang melilit, tapi Candra sendiri takut dengan ular," kisah warga setempat kepada harian ini Minggu (18/10) di Kelapa.
Korban sempat menyuruh Chandra agar kembali ke kampung, yang jaraknya sekitar dua kilometer dari lokasi, guna meminta bantuan warga.
Tak lama kemudian, sejumlah warga bersama Chandara tiba ditempat kejadian perkara.
Namun korban yang semula berada ditengah jalan dalam posisi dililit ular, sudah berubah tempat yakni ditemukan diselokan pinggir jalan.(*)