Pria Miskin Ini Curhat, Tiap Hari Antar Jemput Pacar yang Kaya Raya, Ternyata ini Balasan Sang Pacar
Kesenjangan ekonomi antara ia dan kekasih, sering membuatnya sedih karena dia tidak dapat memberikan kehidupan yang nyaman untuk keka...
BANGKAPOS.COM, TIONGKOK -- Seorang mahasiswa di China membagikan pengalamannya hidup sebagai anak dari keluarga yang sangat sederhana.
Hampir setiap akhir bulan dilewati dengan nyaris tidak ada uang.
Baca: Sakitnya Putus Cinta Ternyata Tak Ada Apa-apanya Dibanding Kehilangan Ponsel, Ini Penjelasannya
Meskipun demikian, ia mempunyai kekasih yang berasal dari keluarga kaya raya.
Kesenjangan ekonomi antara ia dan kekasih, sering membuatnya sedih karena dia tidak dapat memberikan kehidupan yang nyaman untuk kekasihnya itu.
Baca: Heboh, Ada Awan Ala ‘Paddle Pop’ di Teluk Cempedak
Tidak jarang dia menangis di depan kekasihnya.
Ia pernah mengatakan "maaf, aku tidak bisa membuat mu menjalani hidup yang kamu mau, malah sering diam diam membuat kamu mentraktir aku."
Baca: Hewan-hewan ini Masih Dipercaya sebagai Pembawa Mitos di Kalangan Masyarakat
Namun siapa sangka, kekasihnya itu menjawab, "aku tau kamu berjuang keras menjaga aku, menemani ku, bahkan saat kamu hanya punya uang untuk beli sepiring nasi"
Perkataan kekasihnya itu membuat dia terharu meskipun berasal dari keluarga yang kaya, namun dia tidak didik hanya dengan materi.
Meskipun tidak bisa memberikan kekasihnya fasilitas yang baik tapi dia tetap berusaha untuk memberikan kebahagiaan kecil meskipun kekasihnya sangat kaya.
Baca: Kebangetan, Baru Menikah Tarra Budiman Didoakan yang Tidak-Tidak Oleh Fans Ayu Ting Ting!
Sampai tiap hari naik mobil ke kampus, tapi saat malam hari, cowoknya bakal selalu jemput dia naik motor untuk makan malam bareng.
Baca: Bikin Pria Lemas, Inilah Sopir Taksi Cantik yang Gegerkan Dunia Maya
Ini isi curhatannya:
Cewek ku, berasal dari keluarga yang kaya, hidup nyaman, dan tidak pernah merasakan kekurangan secara materi.
Beda dengan aku, yang hidup dari keluarga sederhana, sering makan hanya sekali dalam sehari.
Baca: Tak Pernah Menyesal, Inilah Pencuri Paling Tua di China yang Masih Belum Mau Insaf
Mungkin banyak yang bilang kami ga cocok.
Pakaian dia semua bermerek mahal, harga baju dia yang paling murah saja dua kalinya harga baju ku yang paling mahal.
Kami udah pacaran setahun lebih, sebelum pacaran, aku sebenarnya sudah tau latar belakang keluarganya.
Baca: Produk Kopi Tanpa Warna ini Kian Populer, Yuk Dicoba dan Nikmati Sensasinya!
Di kampus, uang jajan dia ga pernah kekurangan, mau beli apa tinggal beli.
Kalau aku, setiap akhir bulan hampir tidak ada sisa uang di tabungan ku.
Baca: Wanita Wajib Baca, Hal-hal Ini yang Dikatakan oleh Pria Saat Mereka Berselingkuh
Meskipun kami bersama dalam "kesenjangan ekonomi" yang besar, tapi selama setahun lebih ini dia gak pernah mengucapkan kalimat seperti, "kok lu miskin banget sih", atau kata-kata apapun yang berhubungan dengan miskin.
Waktu uangku lagi sekarat di akhir bulan, dia masih ngajakin makan malam, membelikan minum, diam-diam menyelipkan uang di buku ku.
Baca: Jadi Viral, Tentara US Navy Ini Nyanyikan Lagu Assalamualaikum Ustazah
Dan masih banyak lagi.
Sering sekali aku menangis depan dia, "maaf, aku ga punya uang dan ga bisa bikin kamu menjalani hidup yang kamu mau, ga bisa temenin kamu nonton, kasih baju couple yang mahal, malah bikin kamu diam-diam beliin aku makan." Tiap kali ngomong begini, aku ga bisa menahan tangisan ku.
Dia bilang, "Dari awal, aku ga pernah keberatan kalau harus memelihara mu, karena aku tau kamu berjuang keras menjaga aku, menemani ku, bahkan saat kamu hanya punya uang untuk beli sepiring nasi pun, nasi itu pasti akan kamu kasih ke aku."
Baca: 10 Selebriti Ini Ternyata Pernah Tampil Sebagai Cover Depan Majalah Playboy
Aku adalah mahasiswa, aku mungkin ga bisa membuat dia menjalani hidup yang nyaman. Tapi, aku boleh lapar, dia ga boleh.
Karena aku sayang dia.
Aku ga bisa kasih fasilitas yang baik, tapi aku berusaha untuk membahagiakan dia.
Baca: Gadis Ini Meninggal Sambil Tersenyum Setelah Mendengar Lagu Ed Sheeran Little Bird
Meski dia tiap hari ke kampus naik mobil, tapi aku tetap menjemput dia naik motor saat mau pergi makan malam.
Karena dia pernah bilang, "Setir mobil yang ku pegang, tidak bisa membawa rasa aman seperti yang kurasakan saat memelukmu." (M Edward/tribun sumsel)