Terungkap, Ahok Ternyata Mau Dibunuh pada 23 Desember 2015, Ini Bocorannya

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memblokir layanan web milik aplikasi pesan singkat Telegram di Indonesia.

Editor: Alza Munzi
net
Ahok dan keluarga. 

Setelah kasus Ahok berkekuatan hukum tetap, Djarot pun bersikeras meminta Ahok tetap ditahan di Rutan Mako Brimob karena dinilai lebih aman dibandingkan Lapas Cipinang.

"Ancaman real-nya (di Cipinang), makanya saya berani saya sampaikan seperti itu, saya bilang lebih aman di Mako (Rutan Mako Brimob) daripada di Cipinang," ujar Djarot.

Salah satu pengacara Ahok, I Wayan Sudhirta, mengamini ucapan Djarot soal adanya ancaman di dalam Rutan Cipinang.

Wayan menceritakan peristiwa malam perpindahan Ahok dari Rutan Cipinang ke Mako Brimob setelah Ahok divonis 2 tahun penjara dan langsung ditahan.

Wayan mengatakan dia sampai harus menemani Ahok hingga pagi.

Situasi saat itu, kata Wayan, cukup menegangkan.

Meski demikian, Wayan tidak menegaskan apakah ada percobaan pembunuhan Ahok pada malam itu.

"Harus dipindah malam itu kalau mau Ahok selamat," ujar Wayan, Rabu.

Wayan juga menyebut ancaman dan rencana pembunuhan terhadap kliennya bukan hanya dalam Telegram.

Dia lalu merujuk pada viralnya video anak-anak yang berteriak bunuh Ahok.

"(Ancaman pembunuhan) itu bukan hanya di situ (Telegram). Pak Ahok sudah di Mako Brimob saja masih ada demo 'bunuh Ahok bunuh Ahok', termasuk oleh anak-anak. Ini sudah sangat terbuka dan bukan isapan jempol," kata dia.

Baca: Pria Tanpa Baju Lakukan Ini di Dalam Air, Wanita yang Didekapnya Menjerit Kesakitan

Wayan mengatakan banyak orang yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang menimpa Ahok.

Saat Ahok ditetapkan sebagai tersangka, kata Wayan, mereka tidak puas.

Begitupun ketika Ahok menjadi terdakwa dan dituntut jaksa dengan hukuman percobaan.

Halaman
123
Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved