Salah Satu Bahannya Dipercaya Untuk Penghilang Lapar, Inilah Resep Asli Coca-cola

Sebagian besar dari kita hanya tahu Coca-Cola adalah merek minuman ringan bersoda. Saking kondangnya, Coca-Cola

Editor: Iwan Satriawan
patahtumbuh
Buah dan biji Kola 

Buah Cola nitida hanya sebesar bola tenis dengan warna kuning. Adapun buah Cola acuminata lebih besar, bijinya pun lebih banyak.

Itu sebabnya secara komersial, Cola acuminata lebih banyak dibudidayakan. Bentuk buah kola, terutama Cola acuminata, mirip dengan buah cokelat.

Maklum, secara taksonomi mereka memang masih berkerabat. Bentuk buahnya elips dengan panjang sekitar 20 cm. Kulit buah berwarna hijau, permukaannya berkerut.

Buah kola bergerombol. Satu dompol berisi 3 - 6 buah. Butuh waktu 4 - 5 bulan setelah bunga muncul hingga menjadi buah yang siap petik.

Saat masak, buah ini merekah menampakkan ulas daging buah yang putih dan harum. Susunannya seperti daging buah durian.

Daging buah ini bisa dimakan, rasanya manis dan lembut di lidah. Tapi jangan sampai bijinya tergigit karena rasanya sangat pahit.

Biji inilah yang diolah oleh Pemberton menjadi minuman legendaris yang asal-usulnya kini sudah terlupakan.

Penghilang lapar

Hingga sekarang, tanaman yang berasal dari Afrika ini masih banyak dikonsumsi di beberapa negara. Di benua ini, kebiasaan mengunyah biji kola sudah menjadi tradisi turun-temurun.

Kebiasaan ini dilakukan untuk mengurangi rasa perih di perut karena lapar. Sekaligus untuk mengembalikan vitalitas yang turun.

Efek ini bisa dirasakan selama enam jam setelah mengunyah biji kola. Karena khasiat ini, biji kola dijual di mana-mana, di toko hingga asongan pinggir jalan.

Seiring dengan makin berkembangnya teknologi minuman kemasan, biji kola tak hanya dikunyah langsung melainkan juga diolah menjadi minuman kemasan.

Di sana kola digunakan sebagai salah satu bahan ramuan herbal yang berkhasiat menenangkan.

Minuman ini biasa dikonsumsi pasien yang baru sembuh dari sakit. Di sana, kola juga digunakan sebagai minuman semacam kopi.

Minuman ini punya efek stimulan yang lebih tinggi dari kopi lantaran kadar kafein di biji kola lebih tinggi daripada kafein biji kopi.

Halaman
1234
Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved