Salah Satu Bahannya Dipercaya Untuk Penghilang Lapar, Inilah Resep Asli Coca-cola

Sebagian besar dari kita hanya tahu Coca-Cola adalah merek minuman ringan bersoda. Saking kondangnya, Coca-Cola

Editor: Iwan Satriawan
patahtumbuh
Buah dan biji Kola 

Selain bisa membuat mata mengantuk menjadi terjaga, minuman ini juga bisa menimbulkan perasaan bahagia (euforia).

Cara penyajiannya pun mirip dengan kopi. Biji kola dikeringkan lebih dulu lalu digiling seperti biji kopi.

Proses ini banyak dilakukan oleh masyarakat Afrika Barat untuk membuat minuman skala industri rumahan.

Di sana, minuman kola kemasan banyak dijual bebas di toko dan menjadi menjadi salah satu minuman favorit. Mirip minuman teh kemasan di Indonesia.

Selain itu kola juga biasa dijadikan sebagai hadiah kehormatan bagi tamu. Biji kola dikemas sebagai bingkisan cantik yang bisa dijadikan cendera mata dalam upacara-upacara resmi.

Di beberapa tempat di Amerika Latin, biji kola dipakai dalam upacara pernikahan yang diberikan oleh calon mempelai laki-laki  kepada calon mertua.

Sementara di masyarakat Indian, kola biasa dipakai di dalam upacara religius.

Harus rutin dipangkas

Kola bisa ditanam baik dari biji maupun cangkokan. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.

Bibit dari cangkok lebih cepat berbuah tapi tidak punya akar tunggang yang menghunjam lurus ke dalam tanah.

Tidak adanya akar tunggang ini menyebabkan tanaman kola cangkokan kurang kokoh.

Sebatang pohon kola bisa mencapai tinggi 15-20 m dengan banyak cabang. Jika ditanam di pekarangan rumah, kola membutuhkan ruang yang cukup luas karena pohon ini bisa tumbuh besar dan tinggi.

Cabang-cabangnya harus dipangkas secara rutin supaya pohonnya tidak terlalu banyak memakan ruang.

Setelah berumur 4-6 tahun, kola mulai berbunga. Tanaman ini bisa tumbuh di ketinggian 0-400 mdpl. Cocok ditanam sebagai peneduh di daerah beriklim panas.

Dalam setahun, bunga kola semarak dalam dua musim, yaitu Mei-Juli dan November-Januari. Bentuk bunganya cantik sehingga cocok menjadi tanaman hias sekaligus peneduh.

Dituduh sebagai biang kanker

Karena kandungan kafeinnya, biji kola biasa dimanfaatkan sebagai minuman seperti kopi.

Namun, sebagian ilmuwan tidak menganjurkan konsumsi biji kola secara terus-menerus karena kandungan N-nitroso di dalamnya. Senyawa ini diyakini bisa meningkatkan risiko kanker.

Para ilmuwan menunjuk Nigeria sebagai contoh. Penduduk di negeri ini punya kebiasaan mengunyah biji kola. Di sini, angka kejadian kanker mulut dan lambung cukup tinggi.

Diduga, tingginya angka kejadian kanker ini berkaitan dengan kebiasaan masyarakat negara ini mengunyah biji kola. (Titik Kartitiani)

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Februari 2010)

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved