Hati-hati 'Ancaman Tersembunyi' dalam Hidangan Daging Kambing, Begini Cara Mengatasinya

Banyak orang, terutama pengidap darah tinggi, waspada ketika menghadapi hidangan daging kambing yang marak setelah Idul Adha

Editor: Iwan Satriawan
Kompas.com
Daging kambing bisa diolah menjadi makanan lezat, salah satunya tengkleng 

Kandungan lemak dan kolesterol pada daging kambing pun paling rendah, namun kandungan proteinnya setara dengan daging merah lainnya.

Bahkan, daging Capra aegagrus hircus memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dari ayam.

Adapun soal dugaan efeknya terhadap tekanan darah, sebuah laporan ilmiah pada tahun 2014 menunjukkan bahwa daging kambing ternyata bukanlah pemicu hipertensi.

Dalam penelitian yang diterbitkan di Asian-Australasian Journal of Animal Sciences, Sunagawa, dkk memberi makan mencit berusia 15 minggu dengan pakan yang mengandung 20% daging kambing dan 0,3% garam dan mengukur tekanan darahnya secara rutin.

Selama masa eksperimen 14 minggu, tensi darah kelompok mencit yang diberi makan daging kambing hampir sama dengan kelompok kontrol, yang diberi pakan dengan kandungan 20% daging ayam dan 0,3% garam.

Lalu kenapa anggapan bahwa daging kambing menyebabkan darah tinggi meluas?

Dokter spesialis gizi Samuel Oetoro menduga rumor tersebut bermula dari sensasi hangat yang dirasakan banyak setelah memakan hidangan daging kambing.

"Sehingga timbul rumor, hangat itu dipikir tensinya naik, gairahnya meningkat; sebenarnya enggak. Kenapa panas? karena daging kambing itu thermogenic effect-nya tinggi," kata Samuel kepada BBC Indonesia di kantornya di RS Siloam Semanggi, Jakarta Selatan.

Samuel lanjut menjelaskan, efek termogenik ialah panas yang dihasilkan dari metabolisme suatu bahan makanan dalam tubuh.

Dan daging kambing memberikan efek termogenik yang lebih tinggi dari daging merah lainnya.

"Karena daging kambing itu (untuk) dicernanya lebih membutuhkan energi."

Namun demikian, Samuel tetap menyarankan untuk berhati-hati dalam menyantap hidangan daging kambing; karena, ia berkata, 'ancaman tersembunyi' yang dapat memicu hipertensi dalam hidangan daging kambing bukanlah daging itu sendiri, melainkan garam.

Hal tersebut dibuktikan dalam penelitian Sunagawa, dkk pada tahun 2014.
Kelompok mencit yang diberi pakan dengan kadar garam 3-4% menunjukkan tekanan darah yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok yang diberi pakan dengan kadar garam 0,3% setelah lima pekan.

Untuk memastikan efek ini, pada eksperimen kedua para peneliti mengurangi kadar garam menjadi 0,3%, dan hasilnya tekanan darah para mencit tersebut kembali ke tingkat normal (normotensif).

Berdasarkan pengamatan di sejumlah warung hidangan kambing di Jakarta, satu mangkuk sup kambing rata-rata diberi satu sendok teh garam, ditambah satu sendok teh mecin.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved