Kisah Tapak Kaki Si Pembuat Ka'bah yang Kini Pudar setelah Ratusan Tahun
Lubang itu berbentuk pahatan yang mengikuti jejak kaki Nabi Ibrahim saat membangun baitullah, Ka’bah, di Makkah...
Studi tentang urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Mohi Eddine Hashemi, sebagaimana dikutip dari laman mynewshub, menjelaskan, terungkap saat Allah SWT menurunkan Hajar Aswad dan batu lainnya kepada Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail.
Mereka kemudian diperintahkan untuk membangun Ka'bah dan salah satu batu itu ditandai dengan kedua kakinya.
Baca: Millen Gandeng Sunan Kalijaga Usut Foto Hotnya, Netizen Malah Gagal Fokus dengan Nama Asli Ini
Setelah selesai membangun, Nabi Ibrahim berdiri di atasnya dan telapak kakinya tenggelam.
Ini menandai pembangunan rumah suci tersebut, menurut situs berita Al Arabiyya setempat.
Posisi atau sekarang disebut makam Ibrahim berdekatan dengan Ka'bah sepanjang sejarahnya selama ribuan tahun.
Mohi Eddine juga menunjukkan bahwa tanda kaki dan situs tersebut telah pudar karena sering disentuh selama berabad-abad.
Baca: Terungkap, 6 Artis Hollywood Ini Ternyata Muslim, Ada yang Penyanyi, Model Hingga Bintang Film
Baca: Dianggap Nakal, Anak Laki-laki ini Dirantai Seperti Hewan oleh Sang Ayah
Ketika Nabi Muhammad SAW membuka Mekkah, dia memutuskan untuk memindahkan batu dari lokasi aslinya di dekat Ka'bah, sampai lebih jauh 10 meter dari Ka'bah.
Inilah yang menurut Mohi Eddine memudahkan para peziarah untuk mengelilingi ka'abah dengan nyaman dan berdoa di belakang seperti yang diarahkan dalam Alquran, demikian laporan Al Arabiyya.
Baca: Bibir Anda Kering dan Pecah-pecah? Ini Dia Tips Cara Mengatasinya, Mudah dan Tak Mahal
Menurut sejarawan, raja penguasa pertama yang menutupnya adalah Khalifah al-Mahdi selama era kekaisaran Abbasiyah.
Khalifah al-Mutawakkil memerintahkan agar tapak kaki nabi Ibrahim tersebut ditutup dengan perak dan emas untuk memperkuatnya.
Baca: Sempat Jadi Pengusaha, Wanita Ini Terpaksa Jadi PSK, Lalu Kado Terindah Ini yang Diterimanya
Di era Kerajaan Arab Saudi, terutama di bawah pemerintahan Raja Faisal, pekerjaan perluasan tersebut dikerahkan dan pembangunannya dirubuhkan untuk memperluas tawaf. Ini diganti dengan kaca kristal dan perak. (*)