Istri Jenderal Achmad Yani Sering Menangis Pegangi Baju Suami yang Ada Bekas Darahnya

Hari-hari yang kemudian dilalui Amelia Yani tidak bisa lepas dari derai air mata dan tekanan psikologis.

Editor: fitriadi
Youtube
Amelia Yani 

Semua terjadi begitu cepat dan kehidupan keluarganya harus berubah drastis sejak saat itu.

Pasca Penculikan, Kehidupan Anak Jenderal Berubah Total

Peristiwa G30S mengubah kehidupan jutaan rakyat Indonesia.

Terutama bagi mereka yang kehilangan sanak keluarganya, akibat peristiwa pembantaian massal ratusan ribu orang.

Tak terkecuali di dalamnya, keluarga dari para Jenderal yang kala itu juga menjadi korban.

Amelia Yani, putri Letnan Jenderal Achmad Yani, salah satu Pahlawan Revolusi, kala itu baru berusia 16 tahun.

Hari-hari yang kemudian dilaluinya, tidak bisa lepas dari derai air mata dan tekanan psikologis.

Kesedihannya bukan hanya karena ia menyaksikan peristiwa keji itu secara langsung.

Selama beberapa waktu kemudian, ia selalu bisa merasakan bau kematian karena ia tetap tinggal di rumah tempat terjadinya peristiwa itu, di Jalan Lembang, Jakarta Pusat.

Jika hari telah gelap, Amelia merasakan rumahnya begitu sunyi mencekam.

Sosok ayahnya yang berwibawa, kadang penuh canda, atau kali lain masih seibuk bekerja dengan stafnya hingga larut malam, mendadak hilang.

Taraf kehidupan keluarganya menurun drastis. Segala fasilitas ayahnya dicabut, sehingga harus hidup prihatin.

Ia menepis anggapan bahwa keluarga Achmad Yani mendapat fasilitas dari keluarga Soeharto sehingga tetap dapat hidup enak.

“Tidak. Ibu selalu menanamkan untuk tidak begini,” kata Amelia dengan tangan menengadah.

Pukulan terberat dirasakan ibunya, Yayu Ruliah Sutodiwiryo, karena saat penculikan terjadi tidak berada di rumah akibat masalah rumah tangga.

Halaman
123
Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved