Mengenal Lebih Dalam Sosok Semaun dan Pengaruhnya di Indonesia Kala Itu
Anggota SI menjadi PKI tidak mengetahui bahwa di dalam ajaran sosialismenya Marx itu terkandung ajaran yang bertentangan dengan Islam
Karena itu pada tahun-tahun pertama berdirinya Sarekat Islam (SI), salah satu kegiatannya antara lain masih ditujukan untuk melakukan pemboikotan-pemboikan terhadap pedagang-pedagang Tionghoa.
Baca: Heboh Isu PKI Bangkit Lagi tapi Kok Tak Muncul-muncul
Di Surabaya, toko-toko Tionghoa tertentu yang hendak dijadikan sasaran boikot SI diberi tanda “Kode Rahasia” yang hanya diketahui artinya oleh para anggota SI saja.
Tiap-tiap anggota SI diwajibkan memegang teguh rahasia kode-kode tersebut yang dikuatkan oleh sumpah pada saat pelantikannya menjadi anggota.
Secara kebetulan saja, pemuda Semaun mengetahui "Kode Rahasia" SI tersebut, sehingga dalam usia semuda itu ia terpaksa diterima jadi anggota SI.
Rasa kemanusiaannya tergugah
Sejak Semaun masih duduk di bangku sekolah ia sudah gemar membaca, terutama buku-buku yang menyangkut masalah-masalah kemanusiaan seperti kitab Injil, walaupun ia seorang Islam yang taat.
Salah satu ajaran kitab Injil yang paling berkesan dihatinya adalah ajaran Isa Al Masih yang berbunyi: “Sayangilah sesama manusia- seperti engkau menyayangi dirimu sendiri.”
Rasa kemanusiaannya yang perasa, menyebabkan pemuda Semaun itu tak bisa diam berpangku tangan, waktu ia dengan mata kepala sendiri menyaksikan penderitaan kaum petani di daerah tanah partikelir yang diperlakukan tidak adil oleh para pemilik.
Pada saat itu di Surabaya dan di daerah sekitarnya masih banyak terdapat tanah-tanah partikelir, yaitu sebagai warisan dari zaman Gubernur Jenderal Daendels yang menjual tanah-tanah tersebut kepada pihak partikelir, yaitu kepada orang-orang Tionghoa atau orang Belanda kaya.
Di daerah-daerah tanah partikelir itu, tuan tanah mempunyai kekuasaan seperti seorang raja kecil. la dapat mengangkat dan memberhentikan Iurah-lurah di daerahnya, dan mempunyai wewenang menuntut semacam kerja rodi pada penduduk di daerahnya.
Dan yang paling dirasa tidak adil oleh pemuda Semaun adalah peraturan pembagian hasil panen. Di daerah tersebut para petani penggarap hanya kebagian seperlima dari hasil sawah garapannya. Empat perlima harus diserahkan kepada sang pemilik tanah.
Baca: Tangis Soekarno Pecah di 3 Peristiwa Bersejarah
Untuk menghadapi perlakuan yang tidak adil itu, Semaun kemudian mengorganisir para petani di daerah tanah partikelir yang umumnya adalah anggota SI untuk melakukan pemogokan, menuntut pembagian hasil panen yang adil, yaitu separuh hasil untuk petani penggarap.
Tindakan tersebut adalah aksi pemogokan pertama yang dipimpinnya, yang di kemudian hari akan berkali-kali ia lakukan. Aksi pemogokan itu ternyata membawa hasil jang diharapkan.