AURI Amat Ditakuti Berkat Sosok Ini, Tapi Dia Terpaksa Jadi Peternak Ayam Gara-gara G30S/PKI
Empat bulan setelah pengangkatannya sebagai Menpangau, Sri Mulyono harus merelakan meninggalkan jabatannya.
Oleh A.H.Nasution, Sri Mulyono diminta menyiapkan daftar barang yang dibutuhkan oleh AURI dalam rangka Operasi Trikora.
Secara umum barang-barang yang dibutuhkan adalah pesawat, radar, peluru kendali serta jasa instruktur dan program latihannya.
Menurut konsep Sri Mulyono, AU akan bertindak sebagai payung udara bagi pasukan di darat dan di laut.
Oleh karena itu, AU harus menguasai medan pertempuran di udara. Jadi pesawat yang tepat adalah pesawat yang mampu terbang jauh dari Pulau Jawa menuju Biak, atau Sorong, Papua.
Baca: Gadis Bikin Kegilaan Ini Sebelum Nekat Akhiri Hidup Terjun ke Sungai
Pesawat yang dipilih akhirnya adalah Tu-16 yang bisa membawa bom dan roket serta Tu-16KS yang bisa membawa peluru kendali.
Sedangkan untuk pesawat penyergap dipilih MiG-17 dan MiG-21.
Sebenarnya dipilih juga MiG-19 namun akhirnya dibarter dengan pesawat transpor Constelation milik Pakistan.
Pesawat ini berfungsi untuk menyergap pesawat-pesawat Belanda yang masuk wilayah Maluku, Ternate, dan Makasar.
Semua keperluan itu kemudian digabung dengan keperluan AD dan AL, sehingga total nilai mencapai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 13 triliun untuk nilai sekarang (2018).
Jumlah utang yang sangat besar itu sedianya akan dibayar seusai perang.
Misi ini dianggap berhasil. Sebagai penghargaan, pangkat Sri Mulyono dinaikkan menjadi Letnan Kolonel pada April 1961.
Dia juga diangkat menjadi Direktur Operasi A/B MBAU.
Berkat kemampuan dan prestasinya dalam berdiplomasi, tugas-tugas diplomasi bagi Sri Mulyonno semakin menjadi bagian yang tak terhindarkan.
Baca: Wanita Bersuami Ini Kaget Pasangannya Tergeletak Usai Asik Begituan di Kamar Hotel