AURI Amat Ditakuti Berkat Sosok Ini, Tapi Dia Terpaksa Jadi Peternak Ayam Gara-gara G30S/PKI
Empat bulan setelah pengangkatannya sebagai Menpangau, Sri Mulyono harus merelakan meninggalkan jabatannya.
Seiring konflik rebutan Irian Barat antara Indonesia-Belanda yang makin memuncak, pada bulan April 1963 Sri Mulyono kembali ditugaskan mengikuti rombongan misi ABRI (TNI) yang dipimpin Letjen R. Hidayat ke Rusia.
Misi Sri Mulyono dan rombongan adalah untuk segera merealisasikan pengadaan sejumlah pesawat tempur paling mutakhir seperti MiG-15, MiG-17, MiG-19, MiG-21, Il-28, Tu-16, Tu-16/KS, helikopter Mi-4, Mi-6, serta pesawat angkut Antonov.
Misi itu sekali lagi berhasil sehingga pada masa itu kekuatan udara AURI menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Tak hanya terlibat aktif dalam diplomasi untuk mendapatkan persenjataan dari Rusia, Sri Mulyono juga aktif dalam perjuangan diplomasi untuk membebaskan Irian Barat di sidang PBB, New York, AS.
Setelah Irian Barat kembali ke pangkuan RI, Sri Mulyono yang lahir di kota Solo tahun 1930 itu kariernya makin melesat.
Pada bulan Desember 1965, Presiden Soekarno melantik Sri Mulyono menjadi Men/Panglima Angkatan Udara.
Namun setelah peristiwa G-30-S-PKI, Sri Mulyono termasuk pejabat AURI yang turut menjadi korban.
Baca: Astaga! PSK Bawa Balita Saat Layani Pria Hidung Belang di Kamar Hotel
Empat bulan setelah pengangkatannya sebagai pejabat tinggi negara, ia harus merelakan meninggalkan semua dan beralih profesi sebagai pengusaha unggas dan dimulai dari nol besar.
Usahanya ternyata sukses, bahkan Sri Mulyono kembali berkiprah di dunia politik dan pernah menjabat utusan golongan mewakili KADIN di MPR-RI antara tahun 1988-1993.
Sri Mulyono meninggal karena usia tua (76 tahun) pada 21 Mei 2007 di Jakarta.
(Intisari-Online/Agustinus Winardi)