Gurun Lut, Tempat Terpanas di Muka Bumi yang Mencapai 70 Derajat Celcius
Pada tahun 2005, suhu di Gurun Lut mencapai 70,7 derajat celcius, cukup panas untuk membunuh mayoritas bakteri di bumi.
Memindai setiap titik yang ada di bumi, satelit mampu mengukur “temperatur kulit tanah” (LST) dan menunjukkan tingkat kepanasan dari sebuah parsel permukaan tanah akibat radiasi dari matahari, atmosfer, dan panas lainnya.
Baca: Kejamnya Pejambret Seret Cewek Pengendara Motor di Jalanan Sepi Malam Hari, Videonya Viral
Sebaliknya, pengukuran suhu yang biasa dilakukan oleh stasiun cuaca adalah temperatur udara yang diambil beberapa meter di atas tanah.
Temperatur ini terpengaruh oleh naik turunnya massa udara di atmosfer, gerakan horizontal angin, dan kelembapan.
Untuk mencari LST tertinggi, Running, Mildrexler, dan Maosheng Zhao berfokus pada area-area yang gersang.
Mereka telah mengetahui bahwa LST terpanas kemungkinan besar terjadi ketika cuaca cerah, tanahnya kering, dan anginnya sedikit.
Lalu, komposisi permukaan tanah juga sangat menentukan. Tanah pada lokasi LST terpanas akan menyerap cahaya dengan sangat baik dan tidak memantulkannya kembali.
Baca: Dokter dan Perusahaan Jelaskan Bahaya Jika Albothyl Dipakai untuk Obati Sariawan
Dengan kata lain, lokasi tersebut tidak mengonduksi panas dengan baik.
Seluruh karakteristik ini, didukung oleh data dari satelit Landsat, menunjuk kepada Gurun Lut yang permukaannya ditutupi oleh kerikil hitam, padang semak kerdil di Queensland, Australia, dan Pegunungan Flaming di China.
Gurun Lut terekam memiliki suhu terpanas pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2009; sedangkan padang semak kerdil di Queensland mencapai suhu 69,3 derajat celcius (peringkat kedua terpanas) pada tahun 2003.
Pada 2008, lembah Turpan di Pengunungan Flaming mencapai 66,8 derajat celcius. (Shierine Wangsa Wibawa)
Baca: Malu Direkam, Cewek Pelakor Coba Rebut Ponsel Istri dari Pria yang Jadi Teman Kumpul Kebonya
Artikel ini sebelumnya diterbitkan Kompas.com berjudul "Selamat Datang di Tempat Terpanas Bumi Menurut NASA"