Bukunya Mendunia, Strategi Perang Gerilya Jenderal AH Nasution Jadi Acuan Vietnam Hancurkan Amerika
Taktik gerilya jenderal Soedirman berhasil membuat tentara penjajah stres bukan kepalang karena pertempuran panjang menghadapi pejuang Indonesia.
BANGKAPOS.COM - Keadaan alam Indonesia yang bergunung-gunung dan berhutan, membuat strategi pertahanan negara juga turut menyesuaikannya.
Jika perang sebelum dan mempertahankan kemerdekaan, maka para pejuang Indonesia selalu menggunakan taktik perang Gerilya.
Perang Gerilya adalah perang berintensitas rendah dan kecil.
Selain itu perang Gerilya dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dengan mobilitas tinggi serta melakukan sabotase dan melemahkan kekuatan musuh.
Baca: Inilah 5 Mobil Super Nan Mewah Presiden RI, dari Bung Karno Hingga Jokowi
Para pejuang Indonesia melakukan perang gerilya karena tahu kekuatan musuh lebih besar dan tak bisa ditandingi dengan perang konvensional (langsung).
Tentu Jenderal Soedirman juga melakukan perang gerilya melalui taktik 'Siasat Nomor Satu' saat agresi militer Belanda II berlangsung.
Taktik gerilya jenderal Soedirman berhasil membuat tentara penjajah stres bukan kepalang karena pertempuran panjang yang berlarut-larut menghadapi para pejuang Indonesia.
Tak hanya Jenderal Sudirman saja yang ahli dalam taktik perang gerilya.
Ada satu jenderal lagi yang sangat mahir melakukan perang gerilya, yakni Jenderal Abdul Haris Nasution.
Jenderal Nasution lahir di Mandailing Natal, Sumatera Utara, Hindia Belanda pada 3 Desember 1918.
Baca: Koper Selebgram Cantik Winny Putri Lubis Dirusak Usai Turun dari Pesawat
Karir militernya dimulai ketika Nazi Jerman menduduki Belanda dan negara Kincir Angin itu membuka Korps Perwira Cadangan di Hindia Belanda, Nasution kemudian masuk ke korps tersebut.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Nasution kemudian bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang merupakan cikal bakal dari TNI.
Karena pengalamannya sebagai seorang perwira di Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL), Nasution kemudian diangkat sebagai komandan Divisi Siliwangi.
Dua tahun menjabat sebagai komandan Divisi Siliwangi, Nasution kemudian ditunjuk sebagai wakil panglima TKR sebagai wakil dari Jenderal Soedirman.
Saat menjadi wakil panglima TKR, Nasution terlibat dalam berbagai pertempuran lainnya termasuk pada Peristiwa Pemberontakan Madiun yang didalangi oleh PKI pada September 1948.