Inilah 10 Penyakit yang Bisa Membunuh dalam Waktu Kurang dari 24 Jam

Ada beberapa penyakit yang sering dianggap sepele tapi bisa berakibat fatal dalam waktu tak lebih dari 24 jam

Editor: Evan Saputra
Thinkstockphotos
Ilustrasi 

Parasit ini biasanya ditemukan di Amerika Latin, dan ditularkan ke manusia melalui kotoran serangga triatomine yang dikenal sebagai “serangga berciuman”.

WHO memperkirakan sekitar 6-7 juta orang di seluruh dunia terinfeksi.

Meskipun berpotensi mematikan, penyakit ini dapat disembuhkan jika pengobatan dilakukan sesegera mungkin setelah terinfeksi.

Kurang dari setengah mereka yang digigit “serangga berciuman” ini, memiliki tanda berupa lesi kulit atau kelopak mata yang membengkak dan berwarna ungu, disertai dengan demam, sakit kepala, kelenjar getah bening membesar, nyeri otot, kesulitan bernapas, pembengkakan dan penggelembungan atau nyeri dada.

4. Penyakit stroke

Stroke disebabkan adanya gangguan suplai darah ke otak, biasanya karena pembuluh darah pecah atau diblokir oleh gumpalan darah yang memotong pasokan oksigen dan nutrisi ke otak, yang menyebabkan kerusakan pada jaringannya.

Kabar baiknya, 80 persen serangan jantung dan stroke kini dapat dicegah. diet sehat, aktivitas fisik secara teratur, dan tidak mengonsumsi produk tembakau adalah kuncinya.

Memeriksa dan mengendalikan faktor resiko penyakit jantung dan stroke seperti tekanan darah tinggi, Kolesterol tinggi dan gula darah tinggi atau diabetes juga sangat penting.

Gejala stroke paling umum adalah kelemahan mendadak atau mati rasa pada wajah, lengan atau kaki, dan paling sering memengaruhi satu bagian sisi tubuh saja.

5. MRSA

MRSA yang merupakan singkatan dari methicillin resistan staphylococcus aureus, adalah bakteri yang kebal antibiotik

Di masyarakat, banyak orang membawa bakteri ini, dan kebanyakan infeksi MRSA menyerang kulit.

Namun di rumah sakit dan fasilitas medis, MRSA menyebabka infeksi darah yang mengancam jiwa, pneumonia dan infeksi di lokasi bedah.

Gejala MRSA di masyarakat adalah munculnya benjolan pada kulit, merah, bengkak, nyeri, dan hangat ketika di sentuh, penuh nanah dan sering disertai demam.

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi MRSA adalah dengan uji laboratorium.

Halaman
1234
Sumber: Intisari
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved