Terhasut Hoaks, 2 Pria Dibakar Hidup-hidup di Depan Kantor Polisi, Aparat Tak Berdaya

Terhasut hoaks ini, segerombolan orang membakar mati dua pria sebelum seorangpun memeriksa kebenarannya.

Editor: M Zulkodri
ENFOQUE
Penduduk mengacungkan telepon genggam untuk merekam saat Ricardo dan Alberto dibakar. 

Tetapi kerumunan di luar kantor polisi di Reforma Street mengartikan kehadiran kedua pria tersebut dalam versi berbeda, dibumbui cerita yang yang asalnya tidak jelas dan menyebar lewat pesan pribadi WhatsApp.

"Semua orang harap waspada karena adanya wabah penculikan anak di negara ini," tulis pesan yang menyebar  dari satu telepon selular ke telepon selular lainnya.

"Seperti para penjahat ini yang terlibat dalam perdagangan organ tubuh... Dalam beberapa hari terakhir, anak berumur empat, delapan dan 14 tahun menghilang dan sebagian anak ini ditemukan meninggal dengan organ tubuh yang dicabut. Perut mereka dibuka dan dikosongkan."

Karena terlihat di dekat sekolah dasar bernama San Vicente Boqueron, Ricardo dan Alberto kemudian dianggap sebagai penculik anak.

Baca: Pengakuan Muzadlifah Awal Perkenalan hingga Jatuh Cinta Sama Berondong

Mereka menjadi korban ketakutan yang dirasakan masyarakat akibat hoax. Berita penangkapan mereka memang menyebar bersamaan dengan desas-desus penculik anak.

Jose Guadalupe Flores, 45 tahun, dan anak perempuannya, Kimberly, 10 tahun, di Acatlán.
Jose Guadalupe Flores, 45 tahun, dan anak perempuannya, Kimberly, 10 tahun, di Acatlán/BRETT GUNDLOCK.

Kerumunan orang mendatangi kantor polisi, sebagian karena dipanas-panasi Francisco Martinez atau "El Tecuanito", orang yang sudah lama tinggal di Acatlán.

Menurut polisi, Martinez adalah salah satu orang yang menyebarkan pesan di Facebook dan Whatsapp, yang menuduh Ricardo dan Alberto.

Di luar kantor polisi, dia mulai melakukan 'siaran langsung' pada Facebook lewat teleponnya.

"Penduduk Acatlán de Osorio, Puebla, tolong berikan dukungan Anda, berikan dukungan Anda," katanya di depan kamera. "Percaya kepada saya, penculiknya sekarang ada disini."

Sementara pria lain, yang disebut sebagai Manuel oleh polisi, memanjat atap gedung balaikota di sebelah kantor polisi dan membunyikan lonceng kantor pemerintah untuk memberitahu penduduk setempat bahwa polisi berencana membebaskan Ricardo dan Alberto.

Pria ketiga, Petronilo Castelan — "El Paisa" — menggunakan pengeras suara untuk meminta penduduk menyumbangkan uang guna membeli minyak tanah agar dapat membakar kedua pria itu dan dia mendatangi kerumunan orang untuk mengumpulkannya.

Jazmin Sanchez, janda Alberto, memberikan bunga marigold kepada anaknya di kebun keluarga di Acatlán.
Jazmin Sanchez, janda Alberto, memberikan bunga marigold kepada anaknya di kebun keluarga di Acatlán/BRETT GUNDLOCK.

Dari tokonya, Maura Cordero menonton dengan ketakutan, sampai dia mendengar dari seseorang di luar bahwa mereka harus melarikan diri karena kerumunan orang akan membakar hidup-hidup kedua pria itu.

Tidak lama kemudian, kumpulan orang itu menjadi gerombolan dengan satu tujuan.

Halaman
1234
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved