Jejak Gus Muwafiq, Pernah Jadi Asisten Gusdur, Ulama NU yang Punya Pemahaman Sejarah Mendalam

K.H. Ahmad Muwafiq atau lebih dikenal dengan Kyai Muwafiq atau Gus Muwafiq lahir di Lamongan, 02 Maret 1974

Editor: Teddy Malaka
Istimewa Tribun Manado
Gus Muwafiq 

Jejak Gus Muwafiq, Pernah Jadi Asisten Gusdur, Ulama NU yang Punya Pemahaman Sejarah Mendalam

BANGKAPOS.COM - Nama Gus Muwafiq baru-baru ini menjadi pemberitaan nasional. Hal ini terjadi setelah ia dilaporkan dilaporkan Front Pembela Islam ( FPI) ke Kepolisian, setelah diduga melecehkan Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa Jawa saat mengisi ceramah.

Siapa sebenarnya sosok Gus Muwafiq?

Mengapa dia dilaporkan oleh FPI? Penasehat Hukum anggota DPP FPI Aziz Yanuar mengatakan ceramah Gus Muwafiq di Purwodadi yang disaksikan banyak orang dan masyarakat adalah sebuah pernyataan yang menyakiti hati umat Islam.

"Karena pernyatannya telah menghina Nabi Muhammad SAW," kata Aziz kepada Warta Kota, Selasa (3/12/2019).

Menurutnya, pernyataan Gus Muwafiq dianggap pelecehan dan penodaan agama Islam.

Aziz menjelaskan pelaporan juga dilakukan untuk memberi efek jera kepada pihak yang dinilainya mengganggu agama.

"Jangan ganggu di ranah ini. Kalau mau berpidato segala macam, yang normal-normal saja, jangan bawa-bawa nabi," kata Aziz.

Ia berharap polisi mengusut tuntas kasus ini setelah pelaporan dilayangkan kliennya

Gus Muwafiq meminta maaf jika dianggap menghina Rasulullah.

Ulama Gus Muwafiq Beri Klarifikasi dan Minta Maaf Soal Isi Cerahamnya, Laporan FPI Ditolak Bareskrim

Profil Gus Muwafiq

K.H. Ahmad Muwafiq atau lebih dikenal dengan Kyai Muwafiq atau Gus Muwafiq lahir di Lamongan, 02 Maret 1974.

Dia adalah salah satu ulama Nahdlatul Ulama' (NU) yang kini tinggal di Sleman, Yogyakarta.

Gus Muwafiq dikenal sebagai salah satu orator NU zaman sekarang karena kedalaman ilmu dan kemampuan orasi yang dimiliki. Selain ulama' yang faham ilmu agama, Gus Muwafiq juga mendalami berbagai ilmu lain, salah satunya ilmu sejarah dan peradaban yang disampaikan dengan bahasa yang lugas dan mudah diterima.

Gus Muwafiq pernah menjabat sebagai asisten pribadi KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), termasuk saat menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Gus Muwafiq merupakan santri yang sudah lama mengenyam pendidikan di beberapa pesantren.

Sehingga pemahaman keagamaannya yang dimiliki sangat mumpuni dan khas dengan pemahaman Islam yang dianut mayoritas muslim Indonesia.

Gus Muwafiq sangat sering membahas isu-isu terbaru dan memberikan penjelasan secara rinci yang mudah diterima.

Gus Muwafiq juga dikenal sebagai Kyai dengan pemahaman sejarah yang sangat mendalam, mulai sejarah peradaban manusia secara umum, sejarah Agama Islam pada masa kenabian, hingga sejarah Nusantara.

Begitu pun sejarah agama Islam di Indonesia, mulai awal perkembangan hingga saat ini.

CPNS 2019 - Jadwal Pengumuman Seleksi Administrasi dan Cara Melihat Pesaing

Gus Muwafiq dapat menjelaskan dengan jelas dan mudah difahami tentang setiap maksud dan makna filosofis dari setiap ajaran dan anjuran para kyai tentang khas dakwah di Nusantara.

Gus Muwafiq memiliki ciri khas bersuara lantang dan berambut gondrong. Ia dikenal sebagai seorang orator sejak menjadi aktifis mahasiswa saat kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kaljaga Yogyakarta.

Puncaknya, saat ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Mahasiswa Islam se-Asia Tenggara

Saat ini Gus Muwafiq mengasuh salah satu pondok pesantren di daerah Sleman, Yogyakarta.

Meskipun jadwal pengajian yang harus dihadiri sangat padat, namun Gus Muwafiq tetap berusaha mengasuh santri-santrinya dalam konteks kehidupan pesantren.

Gus Muwafiq
Gus Muwafiq (TRIBUNSOLO.COM/ASEP ABDULLAH ROWI)

Mendadak Viral

Potongan ceramah Gus Muwafiq mendadak viral saat mengisi sebuah pengajian.

Gus Muwafiq menhadiri acara pengajian dalam rangka Maulid Nabi di Purwodadi, Jawa Tengah.

Gus Muwafiq lalu menceritakan sejarah kelahiran nabi Muhammad SAW.

Gus Muwafiq menceritakan pada saat itu, kelahiran nabi Muhammad tidak diinginkan umat sebelumnya.

Lalu, sebelum kelahiran Nabi, Abrahah mencari para ahli nujum untuk memperkirakan kelahiran nabi.

Meski dicari, Allah pintar menyembunyikan nabi sehingga ketika dicari para musuhnya tidak menemukan.

Dalam ceramahnya, Gus Muwafiq menceritakan soal masa kecil nabi-nabi, seperti Nabi Musa dan Nabi Muhammad SAW, yang penuh perjuangan.

Gus Muwafiq menceritakan bahwa saat itu, Namrud berpikir bahwa sosok nabi yang akan lahir adalah anak raja.

Lalu, Gus Muwafiq juga menceritakan Nabi Muhammad lahir di kamp pengungsian.

"Itu kehebatan Allah, menyembunyikan nabi dengan dijadikan orang biasa, maka jangan sampai anda menghina anak kecil, karena anak ingusan saat kecil, kita nggak tahu besarnya jadi apa," ujar Gus Muwafiq.

Gus Muwafiq menjelaskan bahwa nabi Muhammad lahir dengan biasa-biasa saja sebagai bentuk cara Allah menyembunyikan dari musuh agar nabi tidak dibunuh bala tentara Abrahah.

Gus Muwafiq menceritakan bahwa nabi Muhammad semasa kecil dirawat oleh sang kakek, Abdul Muthalib.

Nah, seseorang yang dirawat kakek biasanya, kata Gus Muwafiq, kurang terurus dengan tepat.

Gus Muwafiq berpesan agar seorang anak jangan dititipkan kepada nenek atau kakeknya.

Karena sang nenek atau kakek terlalu sayang dengan cucu sehingga apapun kemauan cucu pasti akan diikuti.

Lalu, potingan video ceramah Gus Muwafiq itu mendadak viral.

Ada yang menyebut bahwa Gus Muwafiq dianggap menghina nabi Muhammad.

Lalu, Gus Muwafiq memberikan klarifikasi bhawa ia sangat mencintai Rosulullah SAW.

Sehingga tidak ada maksud sedikit pun untuk menghina Nabi Muhammad SAW.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Ahmad Muwafiq dengan senang hati saya banyak diingatkan oleh kaum muslimin dan warga bangsa Indonesia yang begitu cinta sama Rasulullah, saya sangat mencintai Rasulullah, siapa kaum muslimin yang tidak ingin Rasululah?" kata Gus Muwafiq.

Gus Muwafiq menceritakan bahwa isi ceramahnya itu berawal dari pertanyaan seseorang anak milenial.

Sehingga Gus Muwafiq mengaku menjelaskan dengan bahasa yang sederhana.

"Akan tetapi, saya sampaikan kemarin kalimat itu di Purwodadi sesungguhnya adalah itulah tantangan kita hari ini. Bahwa milenial hari ini selalu berdiskusi dengan saya tentang 2 hal tersebut.

Saya yakin dengan seyakin-yakinnya nur Muhammad itu memancarkan sinar.

Akan tetapi generasi sekarang banyak bertanya apakah sinarnya seperti sinar lampu? Dan semakin dijawab semakin tidak ada juntrungnya," ujarnya.

Gus MUwafiq lalu mengatakan bahwa seseorang cucu yang ikut kakeknya pasti tidak terurus dengan benar.

"Lantas kemudian terkait dengan kalimat 'rembes', 'rembes' itu dalam bahasa Jawa artinya 'punya umbel', tidak ada lain, bahasa saya 'rembes' itu umbelan itu, ini terkait juga dengan pertanyaan biasanya apakah anak yang ikut dengan kakeknya, ini kan bersih, karena kakek kan saking cintanya sama cucu sampai kadang cucunya apa-apa juga boleh. Hal itu saja yang sebenarnya," ucapnya.

Gus Muwafiq lalu berterimakasih telah diingatkan.

"Nah sekarang alhamdulillah saya diingatkan, terima kasih, dan demi Allah tidak ada sedikut pun saya menghina Rasulullah. Saya dari kecil dididik untuk menghargai Rasulullah. Ini bukan masalah keyakinan, ini tantangan, kita sering ditantang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan milenial yang kadang kita sendiri sudah nggak tahu jawabannya, karena mereka sudah nggak percaya dengan jawaban-jawaban kita," ujarnya.

Lalu, Gus Muwafiq meminta maaf apabila ceramhanya tersebut dianggap tidak sopan.

"Untuk seluruh kaum muslimin di Indonesia, apabila kalimat ini dianggap terlalu lancang, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, tidak ada maksud menghina.

Gus Muwafiq lalu menilai bahwa saat ini Allah sedang menegur dirinya.

"Mungkin hanya inilah cara Allah menegur agar ada lebih adab terhadap Rasulullah, dengan kalimat-kalimat yang sebenarnya sederhana, tetapi beberapa orang menganggap ini kalimat yang cukup berat.

Pada seluruh kaum muslimin saya mohon maaf, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," pungkasnya.

(*/ RhendiUmar)

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Profil Gus Muwafiq, Mantan Asisten Presiden Gusdur, Dikenal Kyai dengan Pemahaman Sejarah Mendalam, 
Penulis: Rhendi Umar
Editor: Rhendi Umar

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved