Dinilai Tak Paham, Ganjar Pranowo Minta Sekda Mundur : Bilangin yang Bicara Gubernur

Minta Sekda Kabupaten Blora mundur, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan kekesalannya.

Editor: Evan Saputra
KOMPAS.com/pemprov jateng
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat bercakap dengan Purwanti melalui sambungan telepon, Minggu (29/3/2020). 

Dinilai Tak Paham, Ganjar Pranowo Minta Sekda Mundur : Bilangin yang Bicara Gubernur

BANGKAPOS.COM - Minta Sekda Kabupaten Blora mundur, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan kekesalannya.

Video Ganjar meminta Sekda Blora mundur viral dan tersebar di media sosial.

Di awal video tersebut, Ganjar mengaku sudah menelepon beberapa kepala daerah seperti Gubernur DKI, Gubernur Jabar, Gubernur Banten, hingga Kemensos atau Presiden.

Dari mereka Ganjar mendapat kepastian warga Jateng yang merantau ke lain daerah akan diberikan bantuan oleh pemerintah setempat.

Tiba-tiba saat berdiskusi dengan perantau warga Blora melalui video conference, Ganjar menyinggung Sekda Blora.

Gunakan Momen Pandemi Covid-19, China Caplok Pulau Hingga Cari Gara-gara dengan Jepang

Ia menilai Pemkab Blora tidak paham dan tidak bisa mendata warganya di perantauan untuk dijadikan acuan sebagai penerima bantuan akibat terdampak virus corona atau Covid-19.

Video berdurasai 1 menit 4 detik itu mengambil latar di sebuah ruangan di rumah dinas gubernur.

Ganjar merasa kesal sehingga melontarkan agar Sekda Blora mundur dari jabatannya.

"Saya heran saja dengan Kabupaten Blora," ungkap Ganjar.

"Nek sekda ditakoni ra mudeng, sekdane kon mundur wae, nggo ngopo fungsine dadi sekda nek ora mudengan."

"Saya heran saja dengan Kabupaten Blora. Kalau Sekda ditanya enggak paham."

"Sekdanya suruh mundur saja, buat apa fungsi jadi Sekda kalo enggak paham)," tegas Ganjar.

"Omongna, seng ngomong gubernur, omongna bupati entuk, omongna wakil e entuk." 

"Bilangin, yang bicara gubernur. Bilang ke bupati boleh, ke wakil (bupati boleh, red)," lanjutnya.

Ia menuturkan bantuan sosial sangat penting untuk diberikan kepada warga yang terdampak pandemi Covid-19, apalagi warga di perantauan.

Ganjar enggan mendengar alasan soal regulasi dan sebagainya.

"Sekarang, kalau ada warga Blora susah di perantauan, mau dibantu atau tidak?" tanya Ganjar.

"Mikirnya satu: dibantu apa tidak. Jangan pikir regulasi," ia menegaskan.

Kalau tidak mau bantu karena alasan anggaran, Ganjar menantang agar pendapatan pejabat dipotong.

"Tunjangane setahun iki ora dibayar kon ngabdi karo rakyat, gelem opo ora."

"Tunjangan setahun ini tidak dibayar untuk mengabdi sama rakyat, mau atau tidak?" ucapnya.

Kalau pemerintah kabupaten tidak mau membantu, Ganjar siap membantu warga di perantauan.

"Yen ra gelem mbok uncalke aku yo tak openane, sakuatku, sakisoku, makane anggaran (di provinsi) tak potongi kabeh."

"Kalau nggak mau, terus dikasihkan saya, ya sini dibantu sekuatku, sebisaku."

"Makanya anggaran dipotongi semua)," ucap Ganjar.

TONTON VIDEONYA DI SINI

Semarang Sudah Potong Pendapatan

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menanggapi usulan Ganjar terkait pemotongan 50 persen gaji Aparatur Sipil Negara golongan III ke atas.

Menurut Hendi, sapannya, pesan yang disampaikan Ganjar melalui pemotongan gaji ini adalah rasa empati dan solidaritas para ASN menyikapi pandemi Covid-19.

Saat ini ASN Kota Semarang sudah menunjukan solidaritas yang tinggi.

Sejak April lalu, para ASN sudah bergotong royong membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 di Kota Semarang.

"Izin melaporkan bahwa sejak April teman-teman ASN sudah menunjukan solidaritas tinggi," ucap Hendi.

"Mereka sudah gotong royong. Yang April, dibelikan sembako sampai 30 ribu paket lebih kemudian diberikan kepada masyarakat," ujar Hendi pada Kamis (7/5/2020).

Lanjut Hendi, pada Mei ini para ASN Kota Semarang juga kembali bergotong royong hingga mampu mengumpulkan hampir Rp 3 miliar.

Mereka membuat program bagi-bagi takjil dan nasi dus setiap Jumat selama Ramadan.

Sisa dana dipergunakan untuk membeli kebutuhan sembako bagi warga yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.

"Tidak perlu didiskusikan apakah dipotong apa enggak, kami sudah menunjukan," beber dia.

"Tingkat eselon 2 kalau kami boleh jujur lebih dari 50 persen."

"Saya dan Bu Wakil juga sudah menyumbangkan seluruh gajinya sejak April selama tiga bulan ke depan," ia menegaskan.

Menurut Hendi, usulan ini tidak perlu dibuat rumit.

Hal yang terpenting yakni ASN sudah membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan secara ikhlas. 

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved