Detik-detik Buaya Ompong 4,8 Meter Sempat Ngamuk di Depan Pawang, Diusap 3 Kali Lalu Akhirnya Mati
Detik-detik Buaya Ompong 4,8 Meter Sempat Ngamuk di Depan Pawang, Diusap 3 Kali Lalu Akhirnya Mati
"Buaya ini bukan buaya biasa, ini buaya igon urang atau buaya 'peliharaan' orang (maaf penjelasan ini dalam istilah ghoib berdasarkan versi pawang--red). Kita terpaksa tangkap karena menggangu warga," ungkap Mang Ademi.

Resahkan Warga
Kepala Desa (Kades) Kayubesi, Rasyidi alias Rosidi (50) ditemui pada kesempatan yang sama, Selasa (4/8/2020) mengatakan, sudah tiga kali buaya menganggu warga di Desa Kayubesi sehingga meminta bantuan pawang menaklukan buaya agar warga tidak resah.
"Sejak beberapa tahun terakhir buaya sering ganggu manusia. Mungkin habitatnya rusak karena banyaknya perusahaan kelapa sawit, sehingga makanannya punah. Selain itu, ada anggapan buaya yang ditangkap ini bukan buaya biasa, tapi buaya "peliharaan orang' orang luar. Ini bukan buaya kodok, karena ukurannya cukup besar. Kalau buaya kodok biasanya pendek, sedangkan ini ukuranya besar, panjang 4,8 meter (maaf pada edisi sebelumnya Sekdes Kayubesi, Junaidi sebut buaya kodok -red)," jelas Rasyidi.
Sempat Ngamuk Diusap Tiga Kali Luluh
Buaya ompong berusia satu abad sempat mengamuk di hadapan sang pawang, Mang Ademi (62). Namun hanya tiga kali usap, predator pemangsa manusia itu luluh bagaikan 'kerbau dicucuk hidungnya'.
Tak sampai 12 jam kemudian, buaya ini mati lalu tubuhnya dipotong jadi dua dan dikuburkan di tempat terpisah, Rabu (5/8/2020).
Kepala Desa (Kades), Kayubesi Rasyidi diwakili Sekdes Junaidi mengatakan seebelum dikuburkan, pawang memotong leher buaya agar kepala dan tubuh terpisah lalu dikuburkan secara terpisah.
"Dipotong terpisah kepalanya dan dikubur terpisah di tepi sungai," kata Junaidi
(Bangkapos.com/Fery Laskari)