Sayur Selada Dipercaya jadi Obat Kuat Mesir Kuno, Ternyata Begini Asal Usulnya

Selama ini, selada dikenal sebagai sayuran yang sering dimakan mentah seperti untuk salad atau burger....

Bangkapos/khamelia
Ilustrasi -- Depati Gandhi menunjukkan sayur selada hijau dan selada merah yang saat ini sangat disukai masyarakat 

BANGKAPOS.COM -- Selama ini, selada dikenal sebagai sayuran yang sering dimakan mentah seperti untuk salad atau burger.

Namun tahukah Anda, di zaman Mesir Kuno, selada adalah sayuran yang dianggap istimewa karena merupakan simbol suci dari seksualitas.

Dikutip Kompas.com yang melansir Smithsonian Magazine, selama hampir 3.000 tahun selada dikaitkan dengan dewa kesuburan Mesir, karena bentuknya dinilai mirip dengan lingga.

Lingga adalah sebutan untuk benda yang menyerupai alat kelamin lelaki.

Selain tanaman yang kuno, selada telah dipanen selama ribuan tahun lalu dan digambarkan oleh orang Mesir kuno di dinding kuburan yang berumur setidaknya 2.700 SM.

Zodiak Besok Minggu 6 September 2020: Sagitarius Krisis Berakhir, Taurus Emosi Kacau

Perempuan Ini Lem Vaginanya untuk Jebak Mantan Pacar, Aksinya Terkuak Dihukum 10 Tahun Penjara

Siapa Sangka Sarapan Labu Siam Setiap Pagi Bisa Jadi Penangkal Berbagai Macam Gangguan Kesehatan

Namun di Mesir Kuno sekitar 2.000 SM, selada bukanlah makanan pembuka atau salad yang populer saat itu.

Melainkan lebih terkenal sebagai afrodisiak, karena selada sebagai simbol lingga yang mewakili makanan terkenal dari dewa kesuburan Mesir.

Makanan yang meningkatkan gairah seks dewa kesuburan Mesir Kuno

Profesor Egyptology di American University di Kairo, Salima Ikram, yang mengkhususkan diri mempelajari makanan Mesir Kuno menjelaskan peran selada sebagai makanan kesukaan dewa kesuburan, Min.

Saffron sampai Pistachio Ia mengatakan jika lebih dari 3.000 tahun, peran selada memang berubah-ubah, tapi sayuran itu selalu dikaitkan dengan afrodisiak.

Melansir Daily Mail UK, Dewa Min dipercaya mengkonsumsi selada agar membantu Dewa Min melakukan tindakan seksual tanpa kenal lelah dan menjaga gairah seksualnya terus meningkat.

Penggambaran pertama mengenai selada sebagai afrodisiak muncul sekitar tahun 1970-80 SM di Kapel Putih Senusret I, meskipun mungkin ada lukisan sebelumnya.

Contohnya adalah relief dari kuil penguburan Ramses III di Medinet Habu ini, misalnya, yang menggambarkan festival panen Dewa Min.

Lukisan itu menggambarkan di tengah terdapat patung Dewa Min, lalu belakangnya terdapat barisan pendeta yang menggelar tamanan kecil yaitu selada.

Boy W Kaget, Afgan Beberkan Kebiasaan Rossa yang Jarang Disorot, Bawa Makanan Spesial ke Apartemen

Dewa Min yang merupakan Dewa Mesir kuno juga terkadang digambarkan mengenakan pita merah panjang di sekitar dahinya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved