Terungkap Rahasia Mohammed bin Salman, Donald Trump Takluk Hingga Langsung Bilang: Oke Raja

MBS melihat Trump sebagai sebuah sebuah peluang. Dia menempatkan slogan kampanye Trump tak lebih dari gertakan sambal

Editor: Hendra
(ANTARA FOTO/Reuters/KEVIN LAMARQUE)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dengan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat foto bersama dengan pemimpin lainnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019). 

Sang pangeran lantas mengalihkan perhatiannya ke Kushner. Dia memuji Kushner sebagai pembawa perubahan di Timur Tengah.

MBS dan Kushner saling berbalas pesan melalui WhatsApp di mana pangeran menjelaskan bahwa dia mempromosikan Islam yang lebih moderat.

Kushner memberi tahu dua utusan Arab Saudi bahwa kerajaan harus dimodernisasi misalnya dengan mengizinkan wanita mengemudi, sebuah reformasi yang telah lama dibahas tetapi tidak pernah diterapkan.

Kaum ultra-konservatif telah lama memperingatkan bahwa mengizinkan wanita untuk mengemudi akan menyebabkan dosa.

Mereka juga rentan mengalami pelecehan jika dibiarkan mengemudi. Wanita yang melanggar hukum dipecat dari pekerjaan mereka dan dilarang bepergian ke luar negeri.

MBS melihat segala sesuatunya secara berbeda. Dia percaya bahwa seorang pemuda yang marah dan kelebihan penduduk yang memiliki akses ke media sosial lebih berbahaya baginya daripada ulama garis keras.

Bawahan MBS lantas membiarkan Kushner berpikir bahwa dia memiliki pengaruh dan meyakinkan penasihat Gedung Putih bahwa MBS adalah seorang reformis.

Larangan menyetir bagi wanita akhirnya dicabut pada Juni 2018, memungkinkan perempuan duduk di kursi pengemudi untuk pertama kalinya dalam sejarah Arab Saudi.

Rebut Gelar Putra Mahkota

Dalam usahanya, MBS juga mencoba menopang posisinya sendiri di dalam kerajaan, di mana aturan suksesi sering kali samar dan hubungan pribadi adalah kuncinya.

Ketika Trump terpilih, MBS hanya berada dalam urutan ketiga garis takhta, di belakang putra mahkota Muhammad bin Nayef yang memiliki banyak teman di pemerintahan AS.

Namun, Kushner dan sesama penasihat Trump Steve Bannon langsung merapat ke MBS dan meyakinnya bahwa Washington akan melakukannya.

Setelah itu, Muhammad bin Nayef dicopot gelarnya pada tahun 2017. Tidak ada tanda-tanda protes dari Washington karena MBS dilantik sebagai pewaris takhta.

"Pangeran tahu persis bagaimana menghadapi Trump," kata penulis buku tersebut, Bradley Hope dan Justin Scheck.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buku Ini Ungkap Kelihaian MBS Menangkan Hati Trump Sehingga Jadi Putra Mahkota Arab Saudi",  

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved