Begini Kata Felix Siauw Soal Bukunya yang Jadi Persoalan di Bangka Belitung, 'Persekusi Buku! - LOL'

Begini Kata Felix Siauw Soal Bukunya yang Jadi Persoalan di Bangka Belitung, 'Persekusi Buku! - LOL'

Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: Teddy Malaka
ist
Ustaz Felix Siauw 

Menurut Amri, sumber buku bagi siswa seharusnya tidak cukup hanya satu buku saja.

"Saya baru mengetahui dan mendapat laporan surat tersebut sudah dicabut,” ujar Amri, Jumat (2/10).

Ia menilai, sebelum diwajibkan kepada siswa untuk membacanya perlu dicek dan diketahui terlebih dahulu apa muatan positif dari buku tersebut.

“Saya melihatnya membaca sumber ilmu itu tidak hanya dapat dari satu buku. Ataupun satu penulis tetapi banyak,” katannya.

Amri menyatakan, apabila hanya ingin mempromosikan sesuatu hal jangan sampai berimbas kepada teman-teman lainya.

“Ada spesialisasi, kesesuaian, kesepadanan dengan daerah. Jangan sampai suatu kebijakan ada hal-hal yang menjadi penolakan sebagian masyarakat kita. Mungkin saja ada yang tidak setuju, sehingga menimbul konflik dan pertentangan," jelas Amri.

Amri menyarankan Dinas Pendidikan Babel menjalankan kebijakan mengacu pada materi yang sudah disampaikan oleh Menteri Pendidikan.

"Sudahlah jalankan saja materi sesuai yang ditetapkan Menteri Pendidikan. Literasi tidak fokus satu buku, ini mohon maaf, seolah-olah provinsi membantu dari segi ekonomi. Menyuruh membaca, bisa jadi disuruh membeli, sama saja ada muatan ekonomi. Ini tidak boleh, kenapa hanya satu buku," ujarnya. (riu)

PWNU Bersikap

Ketua PW Nahdlatul Ulama PWNU Bangka Belitung, KH Jaafar Siddiq mengkritisi dan menyesalkan tindakan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung atas surat edaran yang mewajibkan peserta didik SMA/SMK sederajat untuk membaca dan membuat rangkuman buku Muhammad Al Fatih 1453 Penulis Felix Siaw.

"Yang kita kritisi adalah kenapa harus karangan Felix Siaw, karena di dalam Muhammad Al Fatih ada pengiringan terkait tentang khilafah. Hal itu disampaikan sendiri oleh Felix Siaw pada halaman 314," ujar KH Jaafar saat dikonfirmasi bangkapos.com, Jumat (2/10/2020).

Lebih lanjut, ia menyebutkan sekalipun penulis bukan Felix Siaw bila isinya tentang khilafah tetap akan dikritisi pihaknya.

Diakuinya, memang Muhammad Al Fatih adalah seorang pejuang, tapi kalau orientasinya khilafah tentu ini salah.

"Memang dibatali, tapi yang saya sesalkan dari kepala dinas adalah ketika saya telpon tadi pagi. Apakah beliau sudah membaca? Ia menjawab belum membaca, itu yang saya sesalkan. Kalau belum dibaca kenapa peserta didik diwajibkan?. Dia punya staf, baca dulu, dikaji dulu," jelas KH Jaafar.

Bahkan pihaknya menyarankan lebih baik membaca Sirah Nabawiyah Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Keteladanan Rasullulah.

"Pembatalan itu kita terima, tetapi tidak boleh terjadi lagi dan ini menunjukkan ini keteledoran sebagai dinas pendidikan Indonesia khususnya di Bangka Belitung. Ini sangat teledor, LP Ma'arif Nahdlatul Ulama PWNU Bangka Belitung melayangkan surat protes terkait hal ini," tutur KH Jaafar.

(bangkapos.com/rikipratama/cici/teddymalaka)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved