Batu Meteor di Medan Bak Durian Runtuh dari Langit, Joshua si Tukang Peti Mati Kaya Mendadak

Batu Meteor di Medan Bak Durian Runtuh dari Langit, Joshua si Tukang Peti Mati Kaya Mendadak

Editor: Dedy Qurniawan
ist
Bentuk Batu meteor jatuh _ Batu meteor Joshua dari luar angkasa yang ditemukan Agustus 2020 lalu dijual senilai senilai 1,5 juta euro atau setara dengan Rp 25 miliar atau Rpp26 miliar. 

BANGKAPOS.COM, TAPANULI TENGAH - Kolektor Amerika Serikat dikabarkan membeli Batu Meteor yang jatuh di sekitar Medan, tepatnya di Tapanuli Tengah sekitar 367 kilometer dari Medan, seharga 1,5 juta euro.

Nilai itu setara dengan Rp25 miliar.

Beberapa media mengabarkan bahwa harga Batu metoer jatuh itu setara dengan Rp26 miliar.

Walhasil Batu meteor jatuh di Medan itu bak durian runtuh dari langit bagi penemunya, Joshua Hutagalung (33), si tukang peti mati.

Tribun Medan melaporkan Joshua warga Kolang, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, akhirnya menjadi miliarder.

Berikut fakta-fakta yang terangkum:

Batu meteor di Medan seberat 2,2 kilogram

Batu meteor Joshua dari luar angkasa yang ditemukan Agustus 2020 lalu dijual senilai senilai 1,5 juta euro atau setara dengan Rp 25 miliar atau Rpp26 miliar.

Joshua merupakan seorang pembuat peti mati.

Pada 4 Agustus 2020, Joshua sedang berada di rumah ketika meteorit seberat 2,2 kilogram menghantam beranda di tepi ruang tamunya.

Josua Hutagalung (33) memperlihatkan batu seberat 2,2 kilogram yang menghantam rumahnya di Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sabtu (1/8/2020). Daily Star melaporkan bahwa batu meteor Josua sudah dijual dengan harga fantastis 1,4 juta poundsterling atau setara dengan Rp 26 miliar.
Josua Hutagalung (33) memperlihatkan batu seberat 2,2 kilogram yang menghantam rumahnya di Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sabtu (1/8/2020). Daily Star melaporkan bahwa batu meteor Josua sudah dijual dengan harga fantastis 1,4 juta poundsterling atau setara dengan Rp 26 miliar. (KOMPAS.COM/HANDOUT)

Batu meteor Joshua adalah penemuan yang sangat langka

Setelah dianalisis, meteorit tersebut diklasifikasikan sebagai CM1 / 2 karbonan Chondrite, penemuan yang sangat langka.

Batu metoer itu dinilai membawa bahan kimia penyusun yang diyakini telah menjadi benih kehidupan di awal tata surya.

Dilansir dari dari www.thesun.ie, Rabu (18/11/2020) telah menjual batu tersebut kepada kolektor dari Amerika Serikat dengan harga 1,4 juta poundsterling atau setara dengan Rp 26 miliar (kurs Rp 18.600/poundsterling).

Uang tersebut memberi Joshua cukup untuk persediaan pensiun dan membangun gereja baru di desanya.

“Saya sedang mengerjakan peti mati di dekat jalan di depan rumah saya ketika saya mendengar suara ledakan yang membuat rumah saya bergetar. Seolah-olah pohon telah menimpa kami.” kata dia.

Panas saat baru jatuh

Dia mengatakan, benda tersebut terlalu panas saat akan diambil.

“Jadi, istri saya menggalinya dengan cangkul dan kami membawanya ke dalam."

Sosok pembeli

Batu tersebut dibeli seorang ahli meteorit Jared Collins di Bali yang dikirim oleh kolektor bernama Jay Piatek untuk mengamankan meteorit langka tersebut.

Jared Collin juga yang melakukan negosiasi harga.

"Ponsel saya menyala dengan tawaran gila bagi saya untuk melompat ke pesawat dan membeli meteorit," kata Jared dikutip Daily Star.

"Itu terjadi di tengah-tengah krisis Covid dan terus terang itu adalah masalah antara membeli batu untuk diri saya sendiri atau bekerja dengan ilmuwan dan kolektor di AS."

"Saya membawa uang sebanyak yang saya bisa kumpulkan dan pergi mencari Josua, yang ternyata adalah negosiator yang cerdik."

Jared membayar dengan harga fantastis tadi, Rp 25 miliar.

Istri Joshua memegang Batu metoer jatuh- Walhasil Batu meteor jatuh di Medan itu bak durian runtuh dari langit bagi penemunya, Joshua Hutagalung (33), si tukang peti mati. Kolektor Amerika Serikat membelinya dengan harga 1,5 juta euro.
Istri Joshua memegang Batu meteor jatuh- Walhasil Batu meteor jatuh di Medan itu bak durian runtuh dari langit bagi penemunya, Joshua Hutagalung (33), si tukang peti mati. Kolektor Amerika Serikat membelinya dengan harga 1,5 juta euro. (Kompas.com/ HO)

Baca juga: Fenomena Hujan Meteor di Belitung, Suara Dentuman Bikin Heboh hingga Dinding Rumah Warga Bergetar

Baca juga: Heboh Rumah Pembuat Meti Mati Kejatuhan Batu Meteor, Ditawar Warga Seharga Rp 1 Miliar

Batu metoer Joshua dikirim ke Amerika Serikat

Setelah melakukan kesepakatan dengan Josua, Jared mengirimkan batu tersebut ke AS.

Sekarang menjadi koleksi Jay Piatek, seorang dokter dan kolektor meteorit dari Indianapolis.

Josua, yang memiliki tiga anak laki-laki, mengatakan dirinya memimpikan memiliki anak perempuan.

"Saya juga selalu menginginkan seorang anak perempuan, dan saya harap ini pertanda bahwa saya akan cukup beruntung sekarang untuk memiliki anak perempuan," katanya kepada The Sun.

(vic/tribunmedan.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Joshua Hutagalung, Warga Tapteng Jadi Miliarder Usai Jual Batu Luar Angkasa Rp 25 Miliar

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved