FAKTA BARU : Batu Meteor Jatuh di Tapanuli Tengah Dinamai Kolang
Joshua menyarankan, agar nama Kolang bisa diganti menjadi Satahi Nauli (bahasa Batak), nama desa tempat Joshua tinggal.
Roberto membalas, ia juga setuju dengan usulan Josua.
Namun, ia tidak bisa memutuskannya.
"Saya berharap itu bisa, saya lebih menyukai nama Satahi Nauli daripada Kolang. Sayangnya itu bukan terserah saya. Nama ini diputuskan oleh panitia nomenklatur," balas Roberto.
Menurut Joshua, batu meteor yang dia temukan sedang diteliti di Lunar and Planetary Institute (LPI), Houston, Texas, Amerika Serikat.
Seperti diketahui, batu meteor Joshua dicatat dalam Meteoritical Bulletin, sebagai sumber utama dan resmi untuk informasi tentang meteorit baru oleh Meteoritical Society (MS).
MS adalah sebuah organisasi ilmiah nirlaba di Chantilly, Virginia, AS, yang didirikan pada 1933.
Lembaga itu untuk mempromosikan penelitian dan pendidikan dalam ilmu planet dengan penekanan pada studi meteorit dan bahan luar angkasa lainnya yang memajukan pemahaman tentang asal-usul dan sejarah tata surya.
Harga Batu Meteor Joshua yang sebenarnya dirahasiakan
Harga atau nilainya sebenarnya batu meteor Joshua dirahasikan.
Hal ini disampaikan Jared Collins, penghubung antara Joshua Hutagalung (33) dan seorang kolektor di Amerika Serikat,
Dia mengkalrifikasi soal harga Batu Meteor Jatuh di Tapanuli Tengah.
Disebutkan, nilai sebenarnya batu meteor Joshua itu dirahasiakan.
Seperti diketahui, Batu Meteor yang jatuh di pekarangan rumah Joshua Hutagalung di Tapanuli Tengah Agustus 2020 lalu bikin geger.
Pasalnya, sejumlah media asing menyebutkan, batu meteor Joshua itu laku seharga 1,4 juta poundsterling atau Rp26 miliar.
Saat diklarifikasi, Joshua justru menyebut harga benda yang jatuh dari langit itu seharga Rp26 miliar.