FAKTA BARU : Batu Meteor Jatuh di Tapanuli Tengah Dinamai Kolang
Joshua menyarankan, agar nama Kolang bisa diganti menjadi Satahi Nauli (bahasa Batak), nama desa tempat Joshua tinggal.
Dia hanya menyebut angka Rp200 juta, dan menolak berapa pastinya harga batu meteorit tersebut.
Klarifikasi juga datang dari Jared Collins, sang penghubung antara Joshua dengan seorang kolektor di Amerika Serikat.
Jared Collins membantah harga nilai jual batu meteor milik Josua Hutagalung jika dikabarkan terjual mencapai Rp 26 Milar ataupun Rp200 juta.
Jared Collins menetap di Bali ini mengaku hanya sebagai penghubung.
Dia diminta oleh koleganya di Amerika untuk membantu mendapatkan batu meteor milik Josua.
"Mengklarifikasi berita yang saat ini beredar tentang perkiraan nilai pembelian batu meteorit tersebut, atau ganti rugi yang diberikan atas batu tersebut, dapat dipastikan bahwa angka yang (dibayarkan dan diterima) yang disebutkan sama sekali tidak benar dan tidak tepat," kata Jared Collins lewat pernyataan resmi tertulisnya seperti diberitakan kompas.com, Jumat (20/11/2020).

Jared menjelaskan, adapun keaslian nilai sebenarnya adalah kerahasiaan kedua belah pihak, baik Josua Hutagalung maupun warga Amerika (kolega Jared) yang tinggal di luar negeri, yang mengambil alih meteor tersebut, berdasarkan kesepakatan bersama.
Dia tak membenarkan jika disebut Harga Batu Meteor Jatuh di Tapanuli Tengah tersebut adalah seharga Rp26 miliar ataupun Rp200 juta.
"Saat ini tidak ada meteorit dengan nilai seperti itu, dan tentunya tidak ada kolektor yang akan membayar harga tersebut. Tetapi jumlah yang dibayarkan dan diterima bukanlah Rp 200 juta atau harga yang terlalu dibesar-besarkan sejumlah Rp 25 miliar yang dilaporkan di seluruh dunia," ungkap Jared. (Sumber: Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sudah Diberi Nama, Batu Meteor Milik Josua Diteliti di AS"