Pesona Mata Hari, Sang Mata-mata Ganda Tersohor di PD I yang Dipuja-puja hingga Berakhir Tragis
Pesona Mata Hari, 'Pelacur' Bawa Tarian Indonesia Mendunia, Dipuja-puja, Nasibnya Berujung Tragis
Akibatnya sang putri tidak pernah kembali dan meninggal pada usia 21 tahun.
Hancur, Margaretha pindah ke Paris pada tahun 1903 dan memulai kehidupan panggungnya.
Awalnya dia tampil sebagai penunggang kuda wanita di sirkus dan sebagai model artis.
Dalam dua tahun, dia telah membuat namanya terkenal sebagai penari eksotis - Mata Hari yang legendaris.
Mata Hari menjadi sensasi, berpose untuk foto-foto gemerlap.
Mata Hari kebanyakan memakai perhiasan gaya Asia Timur, terutama hiasan kepala khasnya dan bra berhiaskan permata.
Gaya tarinya sangat populer di Paris. Dia membantu mempopulerkan tarian eksotis karena penerimaannya di lingkungan sosial yang kaya dan semangat bebas.
Baca juga: Nenek Sekarat Kena Covid-19 Sampaikan Pesan Terakhir, Lepas Masker Oksigen, 5 Menit Ajal Menjemput
Baca juga: Nathalie Syok, Wanita Ini Beberkan Rahasia Make Up Mirip Istri Sule: Bikin Hidungnya Pakai Apa ?

Mata Hari
Setelah pertunjukan terakhirnya diadakan pada tahun 1915 karena popularitasnya sudah semakin turun, Mata Hari kembali ke Belanda.
Pada tahun 1916, Mata Hari didekati oleh konsul Jerman yang menawarkan uang sebagai mata-mata.
Keluar dari pekerjaan dan tanpa kesetiaan nyata ke salah satu pihak, Mata Hari menerima dan menjadi Agen H21.
Selama di Paris, Mata Hari segera terlibat dengan Kapten Vadim Maslov, seorang pilot Rusia yang bertugas di Angkatan Darat Prancis.
Baca juga: Bocoran dari Anggota DPR RI, Sosok Calon Kapolri dari Jago Bidang Humas sampai Reserse, Siapa Itu?

Mata Hari
Ketika dia ditembak jatuh di Jerman, Mata Hari mendapat izin dari badan intelijen militer asing Prancis, Biro Deuxième, untuk mengunjunginya di luar garis musuh.
Namun dengan satu syarat, Mata Hari harus menjadi mata-mata bagi mereka dan dia pun menjadi agen ganda.
Pertunjukan tariannya yang terkenal untuk Putra Mahkota Wilhelm dari Jerman membuat Kapten Prancis Georges Ladoux percaya Mata Hari bisa mendapatkan rahasia musuh dengan menggoda.
Mata Hari mengatur pertemuan dengan Putra Mahkota dan melihat kekasihnya dengan menawarkan berbagi intelijen Prancis dengan Jerman, sementara pada saat yang sama menjalankan misi untuk mengumpulkan intelijen untuk Prancis.
Baca juga: Pria ini Balas Dendam saat Tahu Istrinya Selingkuh sama Sopir Taksi, Nekat Lakukan Hal Tak Terduga

Mata Hari