Pesona Mata Hari, Sang Mata-mata Ganda Tersohor di PD I yang Dipuja-puja hingga Berakhir Tragis
Pesona Mata Hari, 'Pelacur' Bawa Tarian Indonesia Mendunia, Dipuja-puja, Nasibnya Berujung Tragis
Pesona Mata Hari, Sang Mata-mata Ganda Tersohor di PD I yang Dipuja-puja hingga Berakhir Tragis
BANGKAPOS.COM -- Seorang wanita bernama Margaretha Zelle (lebih dikenal dengan alias Mata Hari) menjadi salah satu agen ganda paling terkenal dalam sejarah selama perang dunia pertama .
Lahir di Belanda pada tahun 1876, Mata Hari menjadi penari dan pelacur eksotis, menghabiskan sebagian besar waktunya di Paris,
yang kemudian dihukum karena menjadi mata-mata Kekaisaran Jerman dan dieksekusi oleh regu tembak di Paris pada tahun 1917.
Dia tidak memiliki masa kecil yang bahagia di Belanda.
Ibunya meninggal muda dan ayahnya mengalami kesulitan ekonomi yang menghancurkan.
Baca juga: Wanita ini Tak Marah saat Tahu Suaminya Selingkuh sama Guru Cantik, Tapi Lakukan Hal Tak Terduga ini
Baca juga: Aksi Tanpa Belas Kasihan Jepang Capai Puncaknya di Pawai Kematian Bataan, Ribuan Tentara AS Korban
Baca juga: Sempat Minta Model Pangkas Cepak, Deny Siregar Meninggal Dunia di Kios Pangkas
Melansir The Vintage News, ketika Mata Hari berusia 18 tahun, dia menanggapi iklan surat kabar untuk istri dari Kapten Rudolf MacLeod yang kaya di Tentara Kolonial Belanda.
Pada tahun 1895, mereka menikah dan tinggal di pulau Jawa, Indonesia yang pada saat itu masih dikuasai Belanda.
Di sana ia melahirkan dua anak, Norman-John MacLeod pada tahun 1897, dan Louise Jeanne MacLeod pada tahun 1898.
Itu bukanlah pernikahan yang bahagia dan Margaretha segera meninggalkan suaminya dan pindah dengan seorang perwira Belanda.
Selama waktu ini, dia mempelajari tari dan adat istiadat Indonesia dan muncul dengan nama panggungnya yang terkenal: Mata Hari.
Pada tahun 1899, anak-anaknya jatuh sakit parah, putranya akhirnya meninggal karena penyakit itu.
Setelah putra mereka meninggal sebelum waktunya, pasangan itu pindah kembali ke Belanda dan mereka resmi bercerai pada tahun 1906. Margaretha mendapatkan hak asuh atas putrinya.
Namun bencana melanda ketika, mantan suaminya menolak untuk mengembalikan putrinya ke Margaretha.
Baca juga: Ketahui Penyebab dan Mengatasi Cantengan, Bisa Gunakan Kapas atau Benang Gigi untuk Menyembuhkannya
Baca juga: Setelah Dibujuk 7 Tahun, Ahli Waris Jual Rumah Kelahiran Bung Karno Rp 1,2 Miliar
Margaretha tidak dapat mendapatkan putrinya kembali.