Rumah Sakit Penuh, Warga Positif Covid-19 Diminta Isolasi Mandiri, Tak Tahan Lalu Bunuh Diri

Rumah Sakit Penuh, Warga Positif Covid-19 Diminta Isolasi Mandiri, Tak Tahan Lalu Bunuh Diri

Penulis: Yuranda | Editor: Teddy Malaka
Warta Kota
Ilustrasi Pemulasaran Jenazah Covid-19 di TPU Pedurenan, Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi. Seorang pasien Covid-19 di Majalengka akhirnya meninggal dunia di rumah karena tak memperoleh ruang perawatan di RS rujukan Covid-19. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Rumah sakit tak mampu menampung pasien Covid-19. Warga yang positif Covid-19 harus menjalani isolasi mandiri.

Fakta itu ditemukan dalam kasus meninggalnya TA, warga postif Covid-19 yang meninggal setelah gantung diri saat menjalani isolasi mandiri.

Sebelumnya, TA melakukan test swab antigen pada 29 Desember 2020 di salah satu klinik di wilayah Bangka Belitung.

Hasil swab antigen itu adalah positif.

"Kenapa dilakukan test swab antigen ini karena beliau ini merupakan supir kepala bank yang ada di wilayah Babel, yang terkonfirmasi positif," ujar Mikorn.

Kemudian tanggal 6 Januari 2021, lanjut Mikron, yang bersangkutan pergi ke rumah sakit umum Depati Hamzah Kota Pangkalpinang untuk pemeriksaan.

Kata Mikron, berdasarkan hasil pemeriksaan di rumah sakit dan hasil rontgen yang disampaikan Direktur Rumah Sakit Umum Depati Hamzah Kota Pangkalpinang, dr. Fauzan, ada gejala penumonia di paru-paru TA.

"Menurut direktur RS itu, dari hasil rontgen, terdapat Pneumonia, karena kondisi rumah sakit kita penuh, sehingga dilakukan isolasi mandiri," ujar Mikron.

Diberitakan sebelumnya seorang pria berinisial TA ditemukan tewas diduga gantung diri sebuah perumahan di Selindung Lama, Pangkalpinang, Sabtu (9/1/20201) pagi.

Pria berinisial TA (30) diduga tak tahan mendengar stigma terhadap dirinya setelah dirinya dinyatakan positif berdasarkan rapid test swab antigen.

Dugaan ini disampaikan Sekretaris Percepatan Penanganan Satgas Covid-19 Provinsi Bangka Belitung Mikron Antariksa kepada Bangkapos.com, Sabtu (9/1/2021).

Menurut Mikron, TA diduga tak kuat menghadapi stigma selama menjalani isolasi mandiri sehingga mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Sekadar diketahui, sudah sekitar 10 hari, TA menjalani isolasi mandiri di rumah kerabatnya, sebuah kawasan perumahan Selindung, Pangkalpinang.

"Kami beransumsi seperti itu. Tentu saja ini menjadi pelajaran bagi kami untuk ke depannya, agar pelaksanaan penanganannya lebih komperensif dan lebih menyeluruh," kata Mikron.

Mikron berharap kejadian memilukan seperti ini tak perlu terulang lagi baik.

Halaman
1234
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved