Sriwijaya Air Jatuh

CVR Sriwijaya Air SJ 182 Terlepas dari Casing dan Belum Ditemukan, Bagaimana Pencarian Hari Ini?

Info terkini pencarian black box Sriwijaya Air SJ 182. CVR Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di sekitar Kepulauan Seribu telah lepas dari casing-nya.

Editor: Dedy Qurniawan
YouTube Kompas.tv
CVR Sriwijaya Air SJ 182 Terlepas dari Casing dan Belum Ditemukan, Bagaimana Pencarian Hari Ini? - Ilustrasi, jurnalis Kompas TV ikut menyelam di dasar laut evakuasi korban Sriwijaya Air 

BANGKAPOS.COM - Cockpit Voice Recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di sekitar Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) silam dinyatakan telah terlepas dari casing-nya.

Hingga sepekan lebih upaya pencarian, CVR pesawat nahas tersebut belum ditemukan.

Sampai kemarin tim SAR gabungan terus melakukan pencarian CVR di titik lokasi Pesawat Sriwijaya SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Demikian info terkini pencarian black box Sriwijaya Air SJ 182.

Ini adalah sebagian info terkini selain kabar bahwa telah ada 29 jenazah yang berhasil diidentifikasi tim DVI Polri.

"Kemarin ada informasi CVR sudah ditemukan. Tapi itu kalau saya lihat dan saya konfirmasi dengan pihak KNKT merupakan casing-nya CVR tersebut, terlepas dari bagian utamanya," kata Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas, Bambang Suryo Aji di Terminal JICT2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (17/1/2021).

Baca juga: Update Terkini 29 Korban Sriwijaya Air SJ 182 Telah Teridentifikasi, Satu Nama Dirahasiakan

Meskipun casing CVR terlepas dari bagian utamanya, namun informasi dari KNKT bahan bagian terpenting dari CVR kuat, sehingga tidak mudah pecah meski sudah terpisah dari casing.

Suryo mengatakan, proses pencarian tersebut terkendala karena CVR tersebut tidak lagi memancarkan sinyal.

"Persoalannya sinyalnya yang ada di CVR itu sudah tidak memunculkan sinyal, sehingga pencarian dengan finder locator ini sudah tidak bisa seperti itu," kata Suryo.

Untuk diketahui, dalam CVR terdapat komponen underwater locator beacon (ULB) atau yang juga disebut underwater acoustic beacon.

ULB tersebut dapat memancarkan sinyal 'Ping' yang bisa dilacak apabila pesawat jatuh ke dalam air. Sinyal ini mampu bekerja di kedalaman 6.000 meter selama tiga bulan.

Dalam kasus CVR Sriwijaya Air SJ182, ULB ditemukan terpisah dari CVR.

Dengan demikian, CVR tak lagi bisa dilacak melalui sinyal dari ULB tersebut dan harus dilakukan secara manual.

Selain sinyal yang mati, kendala lain terkait proses pencarian CVR adalah faktor cuaca yang membuat arus di bawah laut sangat kencang.

"Cuaca yang menjadi persoalan sekarang adalah memang cuaca, karena di tempat lokasi itu selain angin dan arus bawah itu yang cukup kencang mempengaruhi kita untuk melaksanakan pencarian khususnya untuk pencarian CVR maupun bagian body part," kata dia.

Baca juga: Jenazah Indah Halimah Putri Dimakamkan di Kampungnya, Sang Suami Akan Diterbangkan ke Pangkalpinang

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved