Pria ini Bekukan Jasad Istrinya di Box Pendingin Kriogenik untuk 50 Tahun, Berharap Kembali Hidup
Sebelum kematian istrinya, pria bernama Gui Junmin memikirkan mengenai tangki kriogenik. Tangki tersebut ia gunakan untuk membekukan istrinya ...
Pria ini Bekukan Jasad Istrinya di Box Pendingin Kriogenik untuk 50 Tahun, Berharap Kembali Hidup
BANGKAPOS.COM -- Seorang pria bernama Gui Junmin melakukan hal tak terduga pada mayat istrinya.
Gui membekukan mayat istrinya karena sulit menerima kematian istrinya akibat kanker paru-paru.
Pembekuan yang dilakukan terhadap jasad isrinya itu dalam jangka waktu 50 tahun.
Gui pun berharao istrinya bisa kembali hidup pada masa depan.
Diketahui, jasad istri ia simpan pada sebuah box pendingin kriogenik.
Baca juga: Detik-detik Conor McGregor Tersungkur hingga Akhirnya Kalah TKO Setelah Dihabisi Dustin Poirier
Baca juga: Aksi Wisman Sergey Kosenko, Turis Bandel di Bali yang Ceburkan Diri ke Laut dengan Sepeda Motornya
Melansir dari Harian Metro, Minggu (24/1/2021) sebelum kematian istrinya, pria bernama Gui Junmin memikirkan mengenai tangki kriogenik.
Tangki tersebut ia gunakan untuk membekukan istrinya dengan suhu sangat rendah, sampai istrinya bernama Zhan Wenlian berada di tangki tersebut.
Sebelum kematian istrnya, Gui terpikir mengenai teknologi pembekuan menggunakan suhu yang sangat rendah.
Setelah melakukan diskusi dan berbincang dengan para ahli, Gui meminta Zhan yang saat itu tidak berdaya karena penyakit yang ia idap.
Sebelum dibekukan, sel kanker telah merebak ke otak istrinya.
Gui mengatakan, Zhan saat itu tidak bisa melakukan apapun, jika ia setuju dengan teknologi terkait, ia akan memegang tangan, karena wajahnya tidak berekpresi.
"Saya memintanya untuk memegang tangan saya jika setuju dengan teknologi itu, lalu ia memegang tangan saya," katanya.
Baca juga: Bukan Harun Yahya Tapi Chamoy Thipyaso, Wanita Asal Thailand Pemegang Rekor Hukuman Penjara Terlama
Baca juga: Mobil Goyang di Sampang, Ternyata Ada PNS Wanita dan Selingkuhan Dimabuk Kepayang, Warga Pasar Heboh
Jantung Zhan berhenti berdetak pada 8 Mei 2017.
Para peneliti dari Institut Sains Hayat Yinfeng, kemudian langsung menjalankan prosedur sampai memakan waktu 55 jam untuk melakukan pembekuan mayat.
Jasad Zhan akan diletakkan dalam tangki kriogenik untuk dibekukan selama 50 tahun.
Tangki kriogenik diisi dengan 2.000 liter nitrogen cair dan disimpan pada suhu -196 derajat Celcius.
Gui bisa melihat wajah istrinya untuk terakhir kali yang digambarkannya sedang tidur.
Namun, tubuh wanita tersebut bukanlah satu-satunya individu yang menjalani prosedur tersebut.
Hingga saat ini, 10 jenazah yang melibatkan individu berusia antara 13 hingga 72 tahun telah dibekukan melalui proses yang sama di institut yang sama.
Melansir dari Kompas.com, (22/1/2021) Seorang pria di China dilaporkan sudah membekukan jenazah istri, dengan harapan dia bisa menghdiupkan lagi di masa depan.
Baca juga: Curhatan Wanita ini Viral, Kerap Gagal PDKT setelah Gebetan Diajak Main ke Rumah, Apa Lihat Hal ini?
Baca juga: Nasihat Buya Yahya soal Hukum Menikahi Anak Perempuan Hasil Hamil di Luar Nikah, Boleh Memakai Bin?
Gui Junmin kehilangan istrinya, Zhan Wenlian, yang meninggal di usia 49 tahun karena kanker paru-paru pada awal 2017.
Ketika istrinya sekarat, Gui pun memikirkan kriogenik. Yakni menggunakan suhu rendah untuk pengobatan atau perawatan tubuh.
Setelah berinisiatif melakukan penelitian, dan berdiskusi dengan pakar medis soal teknologinya, Gui mantap mencoba teknik itu.
Pada saat penelitian, kanker di tubuh Zhan disebut sudah menyebar ke otak, yang membuatnya tidak bisa menggerakkan otot wajah.
Dikutip China Press, Gui mengungkapkan dia meminta Zhan menjawab dengan menggenggam tangannya jika setuju dengan kriogenik.
"Tentu saja dia sepakat. Jika tidak untuk apa dia sampai meremas tangan saya," ujar dia dikutip Mothership Kamis (21/1/2021).
Jantung Zhan dinyatakan tak berdetak pada 8 Mei 2017.
Dia pun menjalani operasi selama 55 jam di Institut Penelitian Sains Kehidupan Shandong Yinfeng.
Baca juga: Kapal Kargo Turki Disergap Bajak Laut, Satu Awak Kapal Tewas, 15 Lainnya Disandera
Baca juga: Video Viral Detik-detik Suku Togutil Memanah Warga yang Menyeberangi Sungai, Ini Penjelasan Polisi
Baca juga: Raffi Ungkap Luna Maya Menangis saat Mendengar Kabar Ariel NOAH akan Menikah sama Wanita ini
Setelah itu jenazahnya dimasukkan ke dalam tangki kriogenik untuk diawetkan selama 50 tahun mendatang, di mana Gui berharap bisa membangkitkan lagi istrinya.
Gui mengatakan sebelum dimasukkan, dia berkesempatan melihat lagi si istri untuk terakhir kali, dan nampak seperti orang yang sedang tidur.
Tangki kriogenik itu diisi dengan 2.000 liter nitrogen cair, dengan jenazah Zhan diawetkan dalam temperatur minus 196 derajat Celsius.
Zhan dilaporkan bukan jenazah pertama yang diawetkan di Institut Penelitian Sains Kehidupan Shandong Yinfeng.
Sebagai catatan, ada 10 orang dengan kisaran usia antara 13 sampai 72 tahun yang menjalani kriogenik di institut tersebut.
Kejadian Mayat Hidup Lagi Bikin Geger Satu Negara
Kejadian mayat hidup lagi bikin geger seluruh negara Kenya.
Adalah seorang pria bernama Peter Kigen, hidup lagi setelah tiga jam dinyatakan meninggal dunia.
Keluarga mereka tak terima dengan tindakan rumah sakit yang sempat menyatakan anggota keluarga mereka telah meninggal dunia.
Begitulah seorang pria membuat heboh seisi Kenya.
Peristiwa yang diliput media massa dan TV nasional di Kenya itu terjadi pada 24 November 2020 lalu.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Peter Kigen (32) dinyatakan sudah meninggal dunia secara medis di Rumah Sakit Kapkatet, di Distrik Kericho, Kenya.
Tubuh Peter lalu dibawa ke kamar mayat untuk disimpan.
Tiga jam kemudian, saat petugas menyuntikkan formalin untuk mengawetkannya, ia menjerit kesakitan.
Hal itu membuat petugas yang berada di sana histeris ketakutan dan berhamburan keluar dari kamar mayat.

Kronologis Awal
Media lokal melaporkan bahwa pada Selasa (24/11/2020) kemarin, Peter masuk rumah sakit karena mengalami sakit perut.
Dilaporkan, Peter tiba-tiba pingsan di rumah, membuat keluarganya sangat ketakutan, segera mengirimnya ke rumah sakit darurat, dikutip eva.vn, Jumat (27/11/2020).
Namun, setelah beberapa waktu menjalani pengobatan, para dokter mengumumkan kabar duka bahwa Peter telah meninggal dunia.
Seperti dikutip di surat kabar Standard, saudara laki-laki Peter bercerita bahwa seorang perawat memberi tahu keluarga mereka bahwa Peter telah meninggal sebelum dibawa ke unit gawat darurat.
Tak lama kemudian, staf medis memindahkan tubuh Peter ke kamar mayat rumah sakit, menunggu untuk dimakamkan.
Tubuh Peter Kigen sudah dimasukkan ke dalam kamar mayat setelah dokter menyatakan bahwa ia sudah meninggal.
Namun saat hendak diawetkan dengan cara disuntik formalin, Peter ternyata masih hidup.
Di kamar jenazah, petugas menerima jenazah Peter, kemudian bersiap untuk melanjutkan mengawetkannya.
Salah satu staf kamar mayat membuat sayatan kecil di kaki kanan Peter sebagai persiapan untuk memasukkan formalin ke tubuh mayat.
Ini adalah salah satu bagian dari proses pengawetan sebelum pemakaman.
Namun, ketika staf kamar mayat baru saja membuat sayatan di kaki Peter, tubuhnya tiba-tiba sadar kembali dan mulai mengerang karena luka yang menyakitkan di kakinya.
Hal ini menyebabkan guncangan hebat bagi karyawan lainnya, mengira bahwa tubuh Peter masih hidup.
Tak lama kemudian, staf ini memberi tahu rumah sakit.
Peter yang hidup lagi setelah dinyatakan meninggal membuat histeris petugas rumah sakit yang hendak menyuntikkan formalin ke kakinya saat berada di kamar mayat.
Peter dibawa kembali ke bagian gawat darurat rumah sakit untuk perawatan.
Itu terjadi hanya sekitar 3 jam setelah dokter mengumumkan kematian Peter.
Saat ini, Peter masih dirawat di rumah sakit.
Peter berbagi dengan pers lokal bahwa dia merasa sangat bahagia dan beruntung masih hidup.
Jadi dia berjanji untuk mendedikasikan sisa hidupnya untuk berkhotbah dan menjadi penginjil.
Reaksi keluarga
Namun, tanggapan keluarga dan kerabat Peter tidak sepositif Peter.
Mereka marah atas kejadian ini.
Mereka yakin bahwa para dokter di Rumah Sakit Kapkatet telah mengizinkan malapraktik medis yang sangat parah karena menyatakan Peter sudah meninggal.
Saat ini, keluarga Peter telah melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan pihak berwenang setempat untuk mencari keadilan.
Media lokal mengatakan pejabat di Rumah Sakit Kapkatet dan departemen medis Kabupaten Kericho belum mengomentari masalah tersebut.
(Serambinews.com/Syamsul Azman)
Sebagian artikel ini telah terbit di bangkapos.com dengan judul Kejadian Mayat Hidup Lagi Bikin Geger Satu Negara, Keluarga Kemudian Lakukan Ini ke Rumah Sakit dan juga telah tayang di serambinews.com dengan judul Suami Bekukan Mayat Istri Karena Sulit Terima Kematian Istri Akibat Kanker, Berharap Kembali Hidup