Di Jepang Kini Ada Menteri Kesepian, Tugasnya Ternyata Tidak Sepele, Urusi Hal Mental

Peneliti berpendapat, banyaknya wanita yang bunuh diri selama pandemi dikarenakan wanita cenderung lebih banyak bekerja di sektor ritel ...

TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/Hermawan Handaka
Ilustrasi__ Di Jepang Kini Ada Menteri Kesepian, Tugasnya Ternyata Tidak Sepele, Urusi Hal Mental, Stres merupakan salah satu tanda-tanda depresi yang harus diatasi sedini mungkin. 

Di Jepang Kini Ada Menteri Kesepian, Tugasnya Ternyata Tidak Sepele, Urusi Hal Beginian

BANGKAPOS.COM -- Pemerintah Jepang kini memiliki Menteri Kesepian.

Adapun menteri Kesepian ini dibentuk untuk menangani  persoalan kesehatan akibat dampak pandemi virus corona.

Yakni, terdapat adanya banyak orang menderita secara fisik maupun mental. 

Karenanya, untuk mengatasi masalah tersebut, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga telah menunjuk seorang politikus Tetsushi Sakamoto menjadi Menteri Kesepian.

DIlaporkan, Sakamoto akan mengurusi kementerian yang mengatasi kesepian dan isolasi yang menjadi semakin umum di Jepang selama pandemi ini.

Baca juga: Banyak yang Keliru, Ternyata Penggunaan Masker Seperti Ini Salah Menurut Satgas Covid-19

Baca juga: Adik Ayus Sabyan Menangis Mohon ke Nissa Sabyan Stop Selingkuh Tolong Lepaskan, Ibu di Rawat di RS

Baca juga: Suami Istri Banyak yang Tak Tahu, Bisa Makin Bahagia Ikuti 6 Kebiasaan ini, Tingkatkan Kualitas Seks

Penunjukan kabarnya diberlakukan setelah muncul laporan yang menunjukkan bahwa jumlah kasus bunuh diri di Jepang meningkat selama setahun terakhir.

Dia antara kasus bunuh diri tersebut, jumlah mayoritasnya adalah wanita dan kaum muda sebagaimana dilansir dari World of Buzz, Jumat (19/2/2021).

Peneliti berpendapat, banyaknya wanita yang bunuh diri selama pandemi dikarenakan wanita cenderung lebih banyak bekerja di sektor ritel dan jasa.

Sehingga, saat pandemi seperti ini, mereka kehilangan pekerjaan dan menjadi depresi.

Lonjakan tersebut terjadi pada paruh kedua 2020 dengan Oktober mengumpulkan jumlah kematian terbanyak yakni 2.153 kematian dalam satu bulan dalam rentang waktu lima tahun.

Jika dibandingkan dengan Oktober 2019, jumlah wanita di Jepang yang bunuh diri melonjak 82,6 persen, lapor CGTN.

Pemerintah Jepang sekarang mengambil langkah aktif untuk membantu mengekang lonjakan kasus bunuh diri.

Baca juga: Terungkap Chat Mesra Nissa Sabyan, Sosok Ngaku Sepupu ini Sebut Sudah Nikah Siri bukan Selingkuh

Baca juga: Termasuk Semangka & Pisang, 17 ini Makanan Ternyata untuk Meningkatkan Keperkasaan Suami di Ranjang

Baca juga: China Eksekusi Penjahat Pakai Mobil Maut dan Suntikan Mematikan: Termasuk Koruptor

Baca juga: Oknum Polisi ini Terbujuk Rayu Perempuan yang Langgar Jam Malam, Bayar Denda Pakai Belaian & Ciuman

 Jepang melakukannya dengan memperluas layanan konsultasi dan memperkenalkan organisasi pendukung kepada mereka yang membutuhkan.

Dilansir dari Japan Times, Suga meminta Sakamoto mengawasi upaya pemerintah untuk mengatasi masalah kesepian dan isolasi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved