Sisi Lain Desa Miliarder di Tuban, Tarsimah yang Tak Punya Lahan, Hanya Bisa Lihat Orang Senang

"Tidak punya tanah, ya hanya rumah ini. Saya dan suami sudah tidak kerja, dapat bantuan dari pemerintah," Di rumah itu ia tinggal bersama ....

Kolase Tribunnews: SURYA.CO.ID/M Sudarsono dan Instagram/@ndorobeii)
Sisi Lain Desa Miliarder di Tuban, Tarsimah yang Tak Punya Lahan, Hanya Bisa Lihat Orang Senang 

Sementara itu, pendamping Bantuan Sosial Pangan (BSP) atau Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Jenu, Imron mengatakan, sebelumnya ada 288 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT di Desa Sumurgeneng.

Namun, setelah diverifikasi atas viralnya kampung miliarder, ditemukan 27 KPM yang dianggap sudah mampu karena telah menjual lahan ke Pertamina.

Kemudian mereka yang dianggap sudah mampu dicoret sebagai penerima BPNT melalui aplikasi sistem informasi kesejahteraan sosial next generation (SIKS-NG).

"Sudah diverifikasi oleh petugas, yang mendapat ganti untung lahan harus dikeluarkan dari penerima BPNT," tutup Imron.

Baca juga: Suami Istri Banyak yang Tak Tahu, Bisa Makin Bahagia Ikuti 6 Kebiasaan ini, Tingkatkan Kualitas Seks

Baca juga: Oknum Polisi ini Terbujuk Rayu Perempuan yang Langgar Jam Malam, Bayar Denda Pakai Belaian & Ciuman

Baca juga: Banyak yang Keliru, Ternyata Penggunaan Masker Seperti Ini Salah Menurut Satgas Covid-19

Baca juga: Adik Ayus Sabyan Menangis Mohon ke Nissa Sabyan Stop Selingkuh Tolong Lepaskan, Ibu di Rawat di RS

Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto menyatakan, hingga kini sejak pencairan penjualan tanah warga untuk proyek kilang minyak Grass Root Refinery (GRR), sudah ada 176 mobil baru yang dibeli.

Mobil yang dibeli warga itupun berbagai macam jenis, seperti Toyota Kijang Innova, Honda HR-V, Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero dan Honda Jazz.

"Sudah ada 176 mobil baru yang datang, itu tidak langsung bersamaan, yang datang bareng ya 17 mobil minggu kemarin," ujarnya.

Gihanto menambahkan, ada 840 KK warga di desanya, namun yang lahannya dibeli perusahaan plat merah sekitar 225 KK.

Harga yang diterima warga untuk penjualan tanah per meter mulai dari Rp 600-800 ribu. Sehingga penjualan yang didapat warga rata-rata mencapai miliaran rupiah.

Untuk penjualan tanah paling sedikit Rp 36 juta, paling banyak warga sini Rp 26 miliar, sedangkan ada warga luar mendapat Rp 28 miliar.

"Kalau rata-rata Rp 8 miliar, satu rumah ada yang beli 2-3 mobil. Sisanya buat beli tanah lagi, tabungan, bangun rumah dan usaha," pungkasnya.

Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp 600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.

Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektare. Rinciannya, lahan warga 384 hektare, KLHK 328 hektare dan Perhutani 109 hektare.

Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026.

Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.

(Surya.co.id/ M. Sudarsono)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Potret Kemiskinan di Kampung Miliarder Sumurgeneng Tuban, Tarsimah: Saya tak Punya Lahan dan juga telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sisi Lain Desa Miliarder Sumurgeneng Tuban: Hanya Bisa Lihat Orang Senang, Saya Tidak Dapat Apa-apa

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved