Pendemo Pasang Barikade Celana Dalam Wanita, Tentara Myanmar Tak Bergerak, Takut Kekuatan Terhisap

Pendemo di Myanmar melawan tentara yang menggunakan senjata api dengan memasang barikade celana dalam dan rok wanita berdasarkan kepercayaan lama

Editor: Hendra
STR/AFP
Stiuasi Myanmar Terkini Kian Bergejolak, Polisi Bentrok Vs Demonstran, Ini Imbauan Retno Marsudi - Sebuah kendaraan polisi menembakkan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa selama demonstrasi menentang kudeta militer di Naypyidaw pada 8 Februari 2021 

Dia mengatakan, pasukan pun tak bisa bergerak maju jika massa sudah memasang, dan terpaksa harus menurunkannya.

Namun, beberapa tentara dilaporkan takut untuk menyentuh baju itu karena yakin bisa menghancurkan kekuatan mereka.

Karena itu, para perempuan mulai menggunakannya sebagai senjata, dengan pemandangan tersebut muncul di seantero Yangon.

Mulai dari kawasan San Chaung hingga pinggiran.

Baca Juga:

--> Tentara Cantik Si Ratu Senjata, Anggota Pasukan Elite Israel, Perangi Pria Cabul Karena Alasan Ini

--> Janda Muda Setahun Tidur Seranjang dengan Brondong, Anehnya Tak Mau Bercinta, Syok Tahu Fakta Ini

Membuat seorang prajurit harus berdiri di atas truk guna mencopotnya.

Bahkan, ada longyi yang kini dipasangi pemimpin junta militer, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Ada juga yang menaruh wajah Min di tanah kawasan perdagangan.

Membuat aparat tentu berpikir dua kali saat menginjaknya.

"Menunda kekerasan"

Dilansir AFP Jumat (5/3/2021), Yangon, mantan ibu kota Myanmar, menjadi berbeda sejak aksi menentang kudeta terjadi.

Polisi menodongkan senajta ke massa anti kudeta di Taunggyi, sebuah kota di Negara Bagian Shan, Myanmar, ketika pasukan keamanan terus menindak demonstran yang menentang kudeta militer, Minggu (28/2/2021).
Polisi menodongkan senajta ke massa anti kudeta di Taunggyi, sebuah kota di Negara Bagian Shan, Myanmar, ketika pasukan keamanan terus menindak demonstran yang menentang kudeta militer, Minggu (28/2/2021). ((AFP/STR))

Barikade darurat kini jadi pemandangan biasa, di mana massa menumpuk batu bata, ban bekas, hingga kawat berduri.

Beberapa kawasan di sana seakan menjadi zona perang setiap hari, karena demonstran berusaha mencegat konvoi penegak hukum.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved