Pendemo Pasang Barikade Celana Dalam Wanita, Tentara Myanmar Tak Bergerak, Takut Kekuatan Terhisap

Pendemo di Myanmar melawan tentara yang menggunakan senjata api dengan memasang barikade celana dalam dan rok wanita berdasarkan kepercayaan lama

Editor: Hendra
STR/AFP
Stiuasi Myanmar Terkini Kian Bergejolak, Polisi Bentrok Vs Demonstran, Ini Imbauan Retno Marsudi - Sebuah kendaraan polisi menembakkan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa selama demonstrasi menentang kudeta militer di Naypyidaw pada 8 Februari 2021 

BANGKAPOS.COM, NAYPYIDAW -  Demo anti kudeta militer di Myanmar semaking memanas.

Hampir seluruh rakyat Myanmar turun ke jalan melawan pasukan junta militer.

Para tentara pun tak segan menembak para pendemo.

Sudah banyak rakyat Myanmar terluka hingga jadi korban tewas dalam demo anti kudeta militer.

Sementara militer menggunakan senjata api, pendemo pun tak kehilangan akal untuk melakukan perlawan.

Tanpa senjata pendemo yang melibatkan kaum wanita ini mengatur strategi.

Baca Juga:

--> Myanmar Mencekam, Video Kebrutalan Aparat Junta Beredar, Massa Dipukuli Ditembak dari Jarak Dekat

--> Moeldoko Bangun Politik Pribadi, Posisi Jokowi Bisa Berbahaya, Relawan Minta KSP Segera Dicopot

Para wanita menggantungkan celana dalam dan rok perempuan.

Tujuannnya demi untuk menghalau militer Myanmar maju ke arah mereka.

Rupanya aksi wanita menggantungkan celana dalam dan rok ini merupakan kepercayaan lama rakyat Myanmar.

Demonstran menjemur celana dalam dan rok panjang perempuan, dikenal sebagai longyi, di melintasi jalan.

Merujuk pada takhayul setempat, pakaian yang menutupi tubuh bagian bawah wanita bisa mengisap kekuatan pria, atau hpone, jika tersentuh.

Sosok Angel yang dikenal sebagai Kyal Sin, gadis remaja tewas ditembak junta militer Myanmar saat sedang berdemo anti kudeta
Sosok Angel yang dikenal sebagai Kyal Sin, gadis remaja tewas ditembak junta militer Myanmar saat sedang berdemo anti kudeta (net/kolase/Twitter)

"Jika mereka sampai melewati longyi itu, maka hpone mereka akan meredup," kata aktivis Thinzar Shunlei Yi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved