Virus Corona
Tokoh dan Penyuluh Agama Diminta Untuk Memberi Energi Positif Kepada Masyarakat
Mari kita sebarkan informasi dan energi positif yang membuat ketenangan bagi masyarakat.
BANGKAPOS.COM - Kementerian Agama akan mengajak tokoh dan penyuluh agama memberikan informasi dan energi positif terkait covid-19.
Ditengah-tengah melonjaknya kasus covid-19 ini, maka dibutuhkan penenangan.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Moh Agus Salim mengajak tokoh dan penyuluh agama untuk menjadi penenang di tengah masyarakat.
Menurutnya, informasi yang menenangkan dibutuhkan di tengah melonjaknya kasus Covid-19.
"Mari kita sebarkan informasi dan energi positif yang membuat ketenangan bagi masyarakat. Karena dalam kondisi yang serba ketidakpastian saat ini, masyarakat butuh ketenangan jiwa," kata Agus melalui keterangan tertulis, Kamis (15/7/2021).
Selain itu, Agus juga mengajak kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan berita yang dapat menimbulkan ketakutan, kesedihan, dan kecemasan.
Sebab menurutnya, ketakutan, kesedihan, dan kecemasan justru akan menimbulkan penyakit.
"Dalam situasi saat ini, justru selain harus selalu menjaga kesehatan badan, kita juga harus menjaga kesehatan jiwa dan mental kita, maka perbanyaklah berdoa dan harapan kepada Allah SWT, jangan sampai kita putus asa," ujar Agus.
Agus menilai masa PPKM Darurat ini harus dimanfaatkan dengan beribadah dan berdoa dari rumah.
Di samping menjalankan ikhtiar batiniah itu, menurutnya usaha lahiriah juga harus terus ditingkatkan, misalnya protokol kesehatan, mematuhi imbauan pemerintah, dan mengurangi aktivitas di luar rumah.
“Pandemi Covid-19 ini kita tidak tahu kapan akan berakhir, tapi kita harus yakin pada kekuatan Allah SWT, karena tidak ada satupun makhluk yang mampu menyelesaikan wabah, kecuali Allah SWT,” kata Agus.
Baca juga: WHO Mendesak Tetap Gunakan Masker dan Jaga Jarak, Kenali Ciri dan Gejala Varian Delta
Posisi Kedua
Indonesia berada di posisi kedua dengan tambahan kasus baru positif Covid-19 tertinggi di dunia, Rabu (14/7/2021).
Meskipun secara angka, jumlah kasus baru di Indonesia mencatat rekor baru tertinggi dalam sejarahnya sejak pertama kali ditemukan Maret 2020 lalu.