Heboh soal Vaksin Covid-19, Ini Sikap yang Diambil Cak Nun : Diatas Semua Itu Kehendak Allah
Heboh soal Vaksin Covid-19, Ini Sikap yang Diambil Cak Nun : Diatas Semua Itu Kehendak Allah
"Saran saya mau vaksin mau tidak vaksin tetaplah bergantung, korelasi dengan Allah juga harus tetap dijaga," ujarnya.
Upaya vaksinasi dicontohkan Cak Nun sebagai upaya ikhtiar untuk lepas dari pandemi yang kini tengah dihadapi.
"Ini vaksin ibaratnya ada orang bawa unta ke Masjid Nabawi, terus unta itu dilepas tidak diikat di pohon.
Nabi Muhammad kemudian menegur kamu ikat dulu unta itu baru ditawakalkan atau baru berserah kepada Allah.
Kalau kamu sendiri tidak mencoba mengikat unta itu berarti kamu memperlakukan Allah sebagai buruhmu untuk menjaga unta. Mengikat unta sama dengan upaya vaksinasi, kita ikhtiar dulu, kemudian berserah semua ke Allah," ujarnya.
Apalagi, menurut Cak Nun, para dokter yang menyuntikan vaksin juga memperhitungkan kondisi orang yang akan menerima vaksin.
"Di atas itu semua ada kehendak Allah,"katanya
"Diterima saja tapi dengan tawakal kepada Tuhan. Pokoknya Allah yang menentukan. Vaksin dan semua produk kedokteran dan kesehatan itu harus bisa dipahami sebagai itikad baik manusia dan tenaga kesehatan kepada kita," katanya.
"Kalau niatmu menghargai dokter yang dinilai Allah adalah niat baik, itu rumus sederhana antara kita dan Allah. Jadi kalau kamu menolak vaksin dengan menjelek-jelekan vaksin itu sendiri tentu itu hal yang salah. Kita harus punya keseimbangan berpikir dalam menilai semua ini," pungkasnya.
Siapa Cak Nun?
Dilansir dari wikipedia, Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun adalah seorang tokoh intelektual berkebangsaan Indonesia yang mengusung napas Islami.
Menjelang kejatuhan pemerintahan Soeharto, Cak Nun merupakan salah satu tokoh yang diundang ke Istana Merdeka untuk dimintakan nasihatnya yang kemudian kalimatnya diadopsi oleh Soeharto berbunyi "Ora dadi presiden ora patheken".
Emha juga dikenal sebagai seniman, budayawan, penyair, dan pemikir yang menularkan gagasannya melalui buku-buku yang ditulisnya.
Kehidupan pribadi
Emha merupakan anak keempat dari 15 bersaudara.