Keluarga Korban 9 /11 Minta Joe Bidan Tak Hadiri Peringatan 20 Tahun Insiden, Begini Alasannya
serangan 9/11 adalah serangkaian serangan bunuh diri yang menargetkan New York City dan Washington DC. Salah satu insiden yang membekas yakni run...
Keluarga Korban 9 /11 Minta Joe Bidan Tak Hadiri Peringatan 20 Tahun Insiden, Begini Alasannya
BANGKAPOS.COM -- Presiden Amerika Serikat ( AS ) Joe Biden diminta untuk tidak ikut dalam acara peringatan peristiwa 9/11 .
Permintaan tersebut dilakukan oleh keluarga korban serangan teror 9 September 2001 atau dikenal dengan peristiwa 9/11.
Seperti diketahui, serangan 9/11 adalah serangkaian serangan bunuh diri yang menargetkan New York City dan Washington DC.
Salah satu insiden yang membekas yakni runtuhnya Menara Kembar World Trade Center (WTC) di NYC setelah ditabrak dua pesawat.
Kedua menara itu runtuh dalam kurun waktu dua jam.
Baca juga: Ditinggal Sendirian oleh Ibunya 5 Hari, Asiah Meninggal Kelaparan, Penderitaannya Tak Terbayangkan
Baca juga: Satu Bulan bisa Panen 30 Hingga 40 Ton, Athung Petani Kelapa Sawit Sukses Kuliahkan Anak Jadi Dokter
Baca juga: Warga Belinyu yang Nekat Ambil Paksa Jenazah dari RSUD Sungailiat Terjangkit Covid, Ini Kata Polisi
Dilansir BBC, para keluarga korban menuntut Biden mempublikasikan file tentang insiden ini.
Sekitar 1.800 orang menandatangani surat untuk meminta Presiden Biden merilis dokumen terkait serangan itu.
Mereka meyakini bahwa dokumen itu memuat keterlibatan pejabat Arab Saudi dalam serangkaian serangan 9/11.
Keluarga korban menolak Biden untuk hadir dalam acara peringatan 20 tahun 9/11 jika tidak membuka file tersebut.
Menurut laporan BBC, hampir 3.000 orang tewas dalam serangan 9/11.

Menurut penyelidik, serangan itu dilakukan kelompok Al Qaeda yang berujung invasi AS ke Afghanistan.
Sebanyak 15 dari total 19 pembajak pesawat yang digunakan untuk menyerang adalah warga Arab Saudi.
• Loo Choon Yong, Dokter Asal Singapura yang Makin Kaya Berkat Vaksinasi Covid-19, Capai Rp 14 T Lebih
Baca juga: Aira, Wanita yang Sempat Viral Buat Pesta untuk Rayakan Perceraian, Begini Kabar Terbarunya Kini
"Kami tidak melihat itikad baik, dan dengan hormat kepada mereka yang hilang, sakit, dan terluka, menyambut Presiden ke tempat suci kami sampai dia memenuhi komitmennya," bunyi surat itu.
Bahkan keluarga korban dan penyintas meminta Biden menjauhi tiga lokasi serangan terjadi, yakni New York City, Virginia, dan Pennsylvania.
Orang-orang di balik surat tersebut menduga pejabat Saudi mengetahui seluk beluk kejadian itu, namun tidak melakukan apapun untuk mencegahnya.
Mereka sempat menggugat pemerintah Arab Saudi, namun telah dibantah.
"Sejak kesimpulan Komisi 9/11 pada tahun 2004, banyak bukti investigasi telah terungkap yang melibatkan pejabat pemerintah Saudi dalam mendukung serangan itu," bunyi surat itu.
"Melalui beberapa pemerintahan, Departemen Kehakiman dan FBI telah secara aktif berusaha untuk menjaga kerahasiaan informasi ini dan mencegah rakyat Amerika mengetahui kebenaran penuh tentang serangan 9/11," tambahnya.

Pemerintahan George W Bush, Barack Obama, dan Donald Trump juga menolak untuk membuka dokumen tersebut.
Mereka beralasan yang sama, yakni demi menjaga keamanan nasional.
Baca juga: Pengamat MotoGP ini Sebut Valentino Rossi Harus Dinyatakan Sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO
Baca juga: Sosok Mantan Pacar Calon Kowad Cantik Ini Diburu Warganet, Sang Kakak Langsung Dapat Warning ini
• Aktivitas Rudi Sutadi Menantu Akidi Tio: Pagi Beli Sarapan, Sore Bersihkan Lantai
Baca juga: Al, si Janda Muda, Malam-malam Dikeroyok Empat Pria di Dalam Mobil, Tubuh Ditendang & Wajah Dicakar
"Jika Presiden Biden mengingkari komitmennya dan berpihak pada pemerintah Saudi, kami terpaksa untuk secara terbuka menentang partisipasi apa pun oleh pemerintahannya dalam upacara peringatan 9/11."
Sebanyak 19 orang dari kelompok Al Qaeda membajak empat pesawat penumpang.
Dua diantaranya diarahkan ke Menara Kembar WTC di New York City.
Sementara itu pesawat ketiga digunakan untuk menyerang Pentagon di Arlington, Virginia.
Sedangkan pesawat keempat gagal mencapai targetnya menuju Washington DC dan jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania.
AS saat itu langsung menuduh kelompok Al Qaeda yang dipimpin Osama bin Laden, yang meski sempat menyangkal, kemudian mengklaim serangan ini.
Amerika Serikat mengirim pasukannya untuk melakukan invasi di Afghanistan untuk menggulingkan Taliban yang diduga melindungi anggota Al Qaeda.
(*/Tribunnews)