Berita Belitung
Pria Ini Kantongi Rp900 Ribu Tiap Hari dari Hasil Mengerit, Pengelola SPBU Sampai Buat Pengakuan
Kelangkaan ini membuat polisi berhasil membongkar kecurangan dalam pendistribusian BBM bersubsidi jenis premium yang tidak langsung kepada masyarakat.
Biasanya ia membawa ke wilayah Damar dan Gantung di Belitung Timur.
"Jadi aku jual lagi dan tidak menggunakan tangki modif aku, hanya pakai jeriken itu saja. Sendiri lah aku ngerit, biasa bongkar di rumah, satu jeriken itu aku dapat Rp 15.000,- untungnya," ujarnya.
Pekerjaan mengerit yang dilakoni Adi ini membuatnya bisa mengantongi nyaris satu juta rupiah setiap hari.
Jika setiap hari ia mampu mengerit hingga 60 jeriken, dengan keuntungan penjualan Rp15 ribu tiap jeriken, maka dalam Adi mengantongi Rp900 ribu dari hasil menjual 60 jeriken premium.
Pengelola SPBU akui ikut ngerit
Sementara itu, pengelola SPBU Desa Perawas Alung tidak mengelak ada pengerit di SPBU tersebut.
Namun dari lima mobil yang ditertibkan oleh Polsek Tanjungpandan, ia mengaku bahwa pengerit liar dan biasa mengisi di SPBU tersebut dengan cara membeli secara berulang-ulang.
"Kalau itu (pengerit) dimana-mana ada, ini pengerit liar. Termasuk aku saja ada empat mobil untuk ngerit, dan membeli di mesin bagian ujung. Itu aku salurkan ke pinggir-pinggir (daerah yang jauh dari SPBU)," kata Alung kepada posbelitung.co.
"Kalau pengerit itu semua sudah dijatah, tiga jeriken untuk premium ini satu kali putar (satu kali beli). Kalau banyak seperti mobil itu, beberapa kali putar," ucapnya sembari mengarahkan mobil milik Sutriadi.
Disinggung apakah ada pengurangan kuota dari PT Pertamina Tbk, menurut Alung tidak ada pengurangan. Khusus untuk premium SPBU ini mendapat kuota setiap hari berbeda-beda.
"Kalau premium sehari 8 ton, besoknya 16 ton, besoknya lagi 8 ton, besoknya lagi 16 ton. Kalau untuk pertalite 16 ton setiap hari, kalau untuk Pertamax tergantung permintaan," bebernya.
Hanya saja, ia mengaku sekarang ini terjadi permintaan yang sangat tinggi untuk BBM berjenis premium dan pertalite.
"Cuma karena apa permintaan itu tinggi, apa karena timah mahal, kami kurang paham," ucapnya.
Namun dia mengakui pembelian BBM di SPBU tidak boleh menggunakan jeriken.
"Kalau mobil pengerti yang ada jerikennya mungkin dia beli di tangki, terus disedot menggunakan jeriken dan pekerjaan kami tidak menggunakan jeriken, tapi kalau tangki besar ada, itu tidak perlu dibohongin," pungkasnya.
(posbelitung.co/disa aryandi/dede suhendar)