Human Interest Story
Demi Ikut Tes PPPK, Guru SDN 18 Merawang Ini Digendong Sang Adik, Walau Sakit Berjuang untuk Lulus
Pelaksanaan seleksi kompetensi PPPK guru tahap 2 Kabupaten Bangka tahun ini menyimpan kisah haru.
Penulis: Arya Bima Mahendra | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Pelaksanaan seleksi kompetensi PPPK guru tahap 2 Kabupaten Bangka tahun ini menyimpan kisah haru.
Dari ratusan peserta seleksi kompetensi PPPK guru tahap 2 Kabupaten Bangka yang mengikuti tes di SMKN 1 Sungailiat hari ini, Selasa (7/12/2021), terlihat seorang pria lengkap berpakaian putih hitam tampak sedang digendong oleh pria lain yang mengenakan jaket biru dan berkaca mata cukup menjadi sorotan mata.
Ternyata, pria berjaket biru tersebut adalah Erlan Hidayat (30) yang datang untuk mengantarkan kakaknya mengikuti tes seleksi lantaran menderita sakit dan tidak bisa berjalan.
Setelah pelaksanaan tes selesai, tampak Erlan mondar-mondir menggendong kakak laki-lakinya tersebut untuk mengurus administrasi.
Bahkan dirinya juga tampak mengantarkan sang kakak yang ingin buang air kecil di toilet sambil menenteng tongkat.
Baca juga: 627 Orang Ikuti Seleksi Kompetensi PPPK Guru Tahap 2, Peserta Semakin Banyak Peluang Semakin Sedikit
Baca juga: Tes PPPK Guru Tahap 2 Dimulai, Siapkan Dokumen yang Harus Dibawa serta Simak Ujian Susulan
Dibalik kisah haru sang adik yang mengendong kakaknya demi bisa mengikuti tes PPPK ini terungkap ternyata kakak Erlan yang bernama Heri Gusnawan (34) menderita peradangan tulang yang menyebabkan kakinya terasa sakit saat berjalan.
Kepada Bangkapos.com, Heri mengatakan sakit yang diderita ini telah terjadi hampir dua bulan terakhir.
"Bawaannya lemes, kadang-kadang juga badan kerasa panas. Tadi aja pas tes udah enggak sanggup lagi rasanya," ungkap Heri.
Pria yang tinggal di Air Ruay, Pemali ini mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui apa penyebab sakit yang dideritanya tersebut.
"Kemarin kata dokter nama sakitnya peradangan tulang, tapi enggak tahu sebabnya apa," ujar pria yang mengajar di SDN 18 Merawang ini.
Tidak hanya itu, bahkan dirinya juga sudah sempat dioperasi hingga menyisakan luka bekas jahitan yang cukup panjang dan belum mengering di betis sebelah kirinya.
"Kalau lagi duduk tuh enggak kerasa sakitnya, tapi pas berdiri dan bertumpu di kaki kiri nih rasanya naudzubillah," jelas pria dengan dua orang anak ini.
Saat ini, Heri mengaku bahwa dirinya sudah hampir 3 minggu tidak masuk ke sekolah yang jaraknya sekitar 20 km dari rumahnya tersebut.
"Masuk sekolah pun biasanya cuma datang dan ngasih tugas aja. Itupun kadang-kadang pulang duluan karena badan lemes," ujarnya.