Minum Air Rebusan Bandotan Secara Rutin, Satu Keluarga Terhindar dari Penyakit Berbahaya Ini

Pada zaman dahulu daun bandotan secara tradisional sering digunakan untuk obat pendarahan oleh masyarakat.

Editor: Alza Munzi
Promil AHCN
Foto ilustrasi seseorang mengalami pusing 

BANGKAPOS.COM - Bandotan, masih terdengar asing didengar.

Tanaman ini jarang masuk dalam daftar obat-obatan herbal.

Padahal, tumbuhan yang banyak bertebaran di Indonesia ini memiliki segudang manfaat.

Rajin mengkonsumsi air rebusan bandotan, pusing dan diabetes hilang dari tubuh.

Sekadar informasi, tanaman bandotan merupakan tanaman liar yang mudah dijumpai hampir seluruh wilayah Indonesia.

Daun ini memiliki ukuran  yang tidak terlalu tinggi dan bau khas yang cukup menyengat.

Pada zaman dahulu daun bandotan secara tradisional sering digunakan untuk obat pendarahan oleh masyarakat.

Tidak hanya itu saja, dari sakit kepala hingga asam urat juga bisa diobati oleh daun tanaman yang satu ini.

Kehadiran daun ini mudah dikenali, selain bunganya yang khas berwarna putih keunguan tumbuhan ini juga punya bau yang tak sedap.

Bandotan memiliki tekstur daun mirip mint.

Tingginya saat tumbuh di tanah tidak melebihi betis orang dewasa.

Baca juga: Minum Air Rebusan Sambiloto untuk Mengobati Demam, Flu, dan Penyakit Menular

Tanaman bandotan
Tanaman bandotan (Grid.id)

Sebagai gulma, tumbuhan ini tentu saja menjengkelkan bagi petani.

Namun siapa sangka, ia mempunyai manfaat sebagai tumbuhan berpotensi obat.

Baca juga: Gara-gara Rajin Makan Jahe dan Bawang Putih, Terhindar dari Penyakit Jantung dan Kanker

Antidiabetes

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa tanaman Bandotan memiliki efek antihiperglikemik yang signifikan.

Dapat menurunkan kadar trigliserida serta meningkatkan kolesterol HDL.

Ekstrak daun bandotan diketahui memiliki efek antidiabetes dan dapat digunakan dalam pengobatan tradisional diabetes mellitus.

Ekstrak Bandotan mungkin memiliki kemampuan untuk melepaskan insulin dengan menstimulasi proses regenerasi dan revitalisasi sel β yang tersisa.

Melawan kecemasan

Ageratum conyzoides secara tradisional digunakan dalam pengobatan kelainan mental.

Ekstrak metanol daun bandotan memiliki efek anti kecemasan/ansiolitik yang signifikan.

Berdasarkan penelitian Kaur dan Sarabjit tahun 2015 senyawa aktif yang berperan dalam efek ansiolitik adalah quercetin.

Obat alternatif bagi penderita maag

Daun bandotan merupakan obat tradisional yang dipercaya mampu meredakan rasa nyeri yang melanda akibat penyakit maag.

Penyakit maag sendiri terbagi menjadi dua, maag biasa dan maag kronis.

Jika tingkatan maag sudah di level kronis, maka penyakit yang satu ini sudah tidak bisa lagi dianggap sepele. 

Mengobati luka

Selain berfungsi sebagai antiseptik dan desinfektan, tanaman bandotan juga dikenal luas sebagai obat luka.

Caranya dengan menumbuk bandotan dan dicampur dengan minyak goreng atau dicampur dengan kapur lalu dioleskan pada luka.

Bermanfaat sebagai insektisida

Dalam Bandotan, senyawa berefek antiinflamasi adalah quercetin, kaempferol dan glikosidanya, tannin dan fenol.

Dari berbagai sumber, didapatkan beberapa zat yang ada dalam tumbuhan bandotan, antara lain; minyak esensial, alkaloid pirolizidina, dan kumarin.

Meski demikian, tumbuhan ini juga memiliki daya racun dan sebagian masyarakat memanfaatkannya sebagai insektisida dan nematisida.

Bandotan sering dijumpai di ladang atau sawah yang telah mengering.

Bahkan di tepi jalan maupun pekarangan rumah.

Meski demikian Bandotan mampu tumbuh dengan baik hingga ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut.

Berbunga sepanjang tahun dan dapat menghasilkan hingga 40.000 biji per individu tumbuhan.

(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved