Militer dan Kepolisian

Heli Tempur Apache dan Mi-35 TNI, Dua Musuh Bebuyutan Pemangsa Tank yang Malah Jadi Sahabat Karib

Uniknya, dua jenis heli tempur itu seharusnya merupakan heli yang saling bermusuhan karena sebenarnya heli Apache diproduksi untuk

Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Helikopter milik TNI AD MI-35 dan AH Apache 

BANGKAPOS.COM-Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengoperasikan dua helikopter tempur tercanggih di dunia.

Helikopter tersebut adalah AH-64 Apache Guardian dan Mi-35 Hind produksi Rusia.

Helikopter tersebut dioperasikan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat (Puspenerbad)

Uniknya, dua jenis heli tempur itu seharusnya merupakan heli yang saling bermusuhan karena sebenarnya heli Apache diproduksi untuk menandingi Mi-35.

Ketika Rusia berhasil memproduksi heli Mi-35 dan menggunakannya di berbagai medan perang di kawasan Eropa Timur dan Afghanistan, AS yang belum memiliki heli tempur untuk menandingi Mi-35 segera memproduksi Apache.

Bagaimana spesifikasi helikopter tempur tersebut?

AH-64E Apache

Helikopter Apache
Helikopter Apache (Youtube)

Helikopter AH-64E Apache adalah tipe helikopter militer dari jenis penyerbu/penggempur yang bisa diterbangkan dalam berbagai keadaan cuaca.

Helikopter ini bisa membawa gabungan persenjataan lain seperti AGM-114 Hellfire dan pod roket Hydra 70 di empat hard point pada pangkal sayap.

Dilansir dari laman Dinas Kelaikan Angkatan Darat, dislaik-tniad.mil.id, helikopter serbu AH-64E Apache memiliki kemampuan lebih dibanding Apache model sebelumnya, AH-64D.

Sebagai informasi, Singapura terlebih dahulu melengkapi angkatan bersenjatanya dengan 20 unit AH-64D Apache Longbow sejak tahun 2006.

Sejatinya, AH-64E adalah seri AH-64D Apache Longbow Block III, yang kemudian oleh Boeing diberi kode sebagai AH-64E Apache Guardian, dan dirilis perdana pada 2012.

Salah satu yang paling menonjol dari AH-64E Apache Guardian adalah adopsi mesin baru, yakni menggunakan sepasang mesin T700-GE-701D dari General Electric, yang mempunyai kekuatan lebih besar dari mesin AH-64D, yakni 1.994 shp (1.487 kw).

Transmisi mesin pun diubah menjadi coupe dengan tenaga ekstra. Alhasil, kecepatan maksimum AH-64E bisa mencapai 300 kilometer per jam, sementara AH-64D kecepatan maskimumnya 293 kilometer per jam.

Meningkatnya kecepatan pada AH-64E juga berkat penggunaan material komposit baru pada baling-baling.

Pada AH-64E, Boeing menyematkan sistem datalink MUM-TX lansiran L-3 Communications.

Keunggulan dari datalink ini memungkinkan awak helikopter untuk dapat mengendalikan drone (UAV) lewat frekuensi C, D, L, dan Ku-band.

Selain itu, Boeing juga melakukan perbaikan pada elemen landing gear.

AH-64E Apache adalah tipe helikopter militer dari jenis penyerbu atau penggempur yang bisa diterbangkan dalam berbagai keadaan cuaca.

Helikopter serbu ini dikendalikan oleh dua orang crew dan persenjataan utamanya terdiri dari sebuah senapan mesin M230 kaliber 30 mm yang terletak di bawah hidung AH-64 Apache.

Gabungan persenjataan

Helikopter ini juga bisa membawa gabungan persenjataan lain seperti AGM-114 Hellfire dan pod roket Hydra 70 di empat hard point pada pangkal sayap.

AH-64E Apache merupakan helikopter penyerang utama bagi Angkatan Darat Amerika Serikat, dan pengganti helikopter serbu AH-1 Cobra.

Helikopter AH-64E Apache telah teruji dalam mengemban tugas di berbagai medan operasi di belahan dunia.

Helikopter serang Apache ini dilengkapi dengan berbagai teknologi sistem senjata yang modern sehingga dapat mengidentifikasi musuh (terutama tank) pada jarak yang jauh tanpa terdeteksi oleh musuh.

Persenjataan dan peluru kendali yang diusungnya pun memiliki daya jangkau yang jauh melebihi daya jangkau tembakan tank musuh (T72).

Fitur Andalan Helikopter Serang Apache

Berdasarkan pertimbangan yang matang, TNI AD dalam program modernisasi persenjataannya memilih untuk membeli helikopter serang Apache untuk dioperasikan oleh Satuan Penerbangan Angkatan Darat.

Helikopter serang adalah helikopter yang dirancang dan dibuat secara khusus serta dilengkapi dengan sistem persenjataan sehingga mampu menyerang, mengikat dan menghancurkan musuh atau sasaran di darat.

Helikopter AH-64E Apache adalah helikopter yang berfungsi sepenuhnya sebagai helikopter serang (attack helicopter), dengan kemampuan sesuai peruntukannya.

Helikopter ini memiliki daya angkut yang besar untuk mengusung berbagai macam persenjataan dengan teknologi mutakhir.

Persenjataan yang mampu diusungnya yaitu Kanon M230, Roket Hydra 70 (FFAR), peluru kendali AGM-114 Hellfire, AIM-92 Stinger dan AIM-9 Sidewinder.

Menggunakan teknologi mutakhir, salah satunya radarnya

Selain itu, helikopter Apache telah menggunakan teknologi Avionics yang termutakhir seperti radar Longbow dan MTADS.

Radar Longbow adalah sistem radar yang dipasang di atas baling-baling utama helikopter apache yang terdiri dari perangkat AN/APG-78 Fire Control Radar (Radar Kendali Tembak) dan AN/APR- 48 Radar Frequency Inferometer (Radar Identifikasi Frekuensi).

Kedua perangkat tersebut akan memberikan masukan bagi sistem MTADS dalam memberikan informasi tentang sasaran dan pasukan kawan.

Selain itu, perangkat ini dilengkapi dengan pendeteksi infra merah dari sumber luar untuk menghindari ancaman tembakan rudal darat-udara dan udara-udara.

Deteksi radar hingga 10 kilometer

Kemampuan deteksi radar ini dapat mencapai 10 kilometer pada kondisi yang cerah.

Radar akan mendeteksi pesawat terbang, helikopter, senjata, rudal darat-udara, tank, dan kendaraan lainnya.

MTADS atau Multi Target Acquisition and Designation System adalah bagian dari sistem senjata yang bertugas mencari dan mengenali sasaran serta memberikan informasi untuk pilot di kokpit.

Angkatan bersenjata dari berbagai negara telah menggunakan helikopter Apache sebagai unsur helikopter serang mereka karena berbagai fitur andalan di atas serta kiprahnya dalam pertempuran di Afganistan, Irak, dan Kosovo.

Di antaranya, United States Army, Israel Air Force, Royal Netherlands Air Force, Japan Ground Self-Defense Force, Yunani, Kuwait, Arab Saudi, Singapura, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Inggris.

Helikopter Tempur Mi-35P

MI-35 Penerbang Angkatan Darat melakukan serangan udara dalam Latihan Bantuan Tembakan Terpadu TNI 2018. Latihan bersama tiga matra TNI tersebut ditujukan untuk mematangkan koordinasi tiga matra dalam penggunaan senjata.
MI-35 Penerbang Angkatan Darat melakukan serangan udara dalam Latihan Bantuan Tembakan Terpadu TNI 2018. Latihan bersama tiga matra TNI tersebut ditujukan untuk mematangkan koordinasi tiga matra dalam penggunaan senjata. (KOMPAS/ANGGER PUTRANTO)

Dilansir dari tni.mil.id, TNI membeli 3 helikopter Mi-35P untuk memenuhi kekuatan pokok minimum (minimum essensial force), dan menerimanya pada Oktober 2010.

Pengadaan helikopter serbu Mi-35P merupakan bagian dari program pembangunan kekuatan TNI untuk mewujudkan kekuatan pokok mininal sesuai rencana strategis TNI 2010-2014.

Selain itu, juga dalam rangka memenuhi kebutuhan alutsista TNI AD dalam rangka melaksanakan tugas pokok Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Penambahan jumlah helikopter TNI AD tersebut akan meningkatkan kemampuan mobilitas pasukan TNI dalam menjalankan tugas.

Terkhusus, dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta tugas bantuan kepada pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana alam dan bantuan kepada Polri dalam penanggulangan aksi teror dan tugas-tugas lainnya.

Spesifikasi Mi-35P

Dilansir dari Airforce Technology, helikopter serbu Mi-35P menawarkan sejumlah fitur modern, seperti persenjataan laras ganda 23 mm.

Pada kokpit Mi-35P, terpasang perangkat head up display (HUD) dengan tampilan multi fungsi sehingga dapat mempermudah tugas pilot.

Helikopter Mi-35P juga dilengkapi dengan sistem radar optoelektronik gyro-stabilized, sistem perekaman video, alat komunikasi canggih, peralatan navigasi, dan autopilot digital.

Peralatan yang dipasang pada helikopter Mi-35P dikatakan dapat meningkatkan karakteristik dan kinerja helikopter.

Mi-35P dipersenjatai dengan sistem rudal anti-tank untuk menyerang target lapis baja yang bergerak, emplasemen senjata, dan target udara yang bergerak lambat.

Kemampuan misi tempur helikopter Mi-35

Masih dari sumber yang sama, helikopter ini dirancang untuk melaju dengan kecepatan maksimum 310 kilometer per jam, dan dapat melakukan misi tempur dalam kondisi cuaca buruk siang dan malam.

Mi-35 didukung oleh dua mesin V3-117VMA dan VK-2.500 yang masing-masing dapat menghasilkan kekuatan 2.200 horsepower.

Berat lepas landas maksimum Mi-35 adalah 11.500 kilogram. Ketinggian operasional dan jangkauan normal helikopter ini adalah 5.400 meter dan 460 kilometer.

Mi-35P dikembangkan dari keluarga helikopter Mi-24 yang legendaris di berbagai pertempuran udara, dan kini dilengkapi dengan avionik terbaru buatan Rusia.

Helikopter serang Mi-24 diproduksi oleh Mil Moscow Helicopter Plant, anak perusahaan dari Russian Helicopters.

Mulai beroperasi dengan Uni Soviet pada akhir 1970-an, Mi-24 telah diproduksi lebih dari 3.500 unit.

Mi-24 telah dikerahkan di sejumlah konflik, termasuk di Afghanistan dan Chechnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved