Militer dan Kepolisian

Mengenal Marder 1A3, ‘Si Tupai Pohon’ Mematikan Milik TNI AD yang Sudah Teruji di Medan Tempur

Tank Marder boleh dibilang Infantry Fighting Vehicle (IFV) nomer wahid di kelas NATO, ranpur ini sudah battle proven dalam misi pertempuran

Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
tniad.mil.id
Tank Marder TNI AD 

Modifikasi juga dilakukan pada kubah kanon. Keseluruhan modifikasi membuat Marder memiliki bobot lebih dari 35 ton. Varian Marder 1A3 inilah yang merupakan varian terbanyak digunakan oleh AD Jerman.

Meski tidak punya kemampuan amfibi, Marder bisa melintasi air hingga kedalaman 1,5 meter.

Jika dilengkapi dengan peralatan tambahan, kendaraan tempur ini bisa melintasi air berkedalaman hingga 2,5 meter.

Untuk melaju di jalanan aspal, ranpur ini tidak akan merusak jalan, pasalnya Marder menggunakan roda penggerak yang dipasangi trek Diehl dengan bantalan karet.

Sejak awal kemunculannya hingga saat ini ada beberapa varian Marder yang telah diproduksi.

Sistem Persenjataan

Marder 1A3 sudah sempat ditampilkan ke khalayak umum pada ajang Indo Defence 2012 di Kemayoran, Jakarta. Versi Marder 1A3 ditampilkan menggunakan sistem senjata kanon Rheinmetall Rh202 kaliber 20mm dan senapan mesin coaxial MG3 kaliber 7,62 mm dalam satu kubah.

Soal kubah, bentuknya terbilang unik, juru tembak duduk di dasar kubah yang letaknya di dalam kabin pasukan, sehingga bagian yang tampak hanya dudukan untuk sistem kanon.

Pola ini tentunya lebih aman untuk juru tembak dari serangan sniper. Pola ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru buat TNI, ranpur jenis AMX-10P dan BTR-80 juga menggunakan pola kubah model yang mirip.

Meski kaliber kanon-nya kalah dibanding milik BVP-2 Korps Marinir yang 30mm, tapi kanon besutan Rheinmetall ini unggul dalam kecepatan tembak dan akurasi.

Kecepatan tembaknya semakin bertambah ketika digunakan sistem dual feed atau pasokan ganda.

Sistem bidik kanon Rheinmetall sudah dilengkapi optik yang didukung teleskop infra merah dan kemampuan deteksi thermal.

TNI sebenarnya juga sudah cukup akrab menggunakan kanon Rheinmetall Rh202 kaliber 20mm.

Sista ini sudah digunakan cukup lama untuk memperkuat Yon Arhanud TNI AD dan beberapa dipakai sebagai senjata penangkis serangan udara di kapal-kapal perang TNI AL.

Angkut Personel

Dalam hal kemampuan angkut personel, Marder dirancang mengangkut 10 orang, terdiri dari satu NCO (Non Commissioned Officer) sebagai komandan kendaraan regu dan pasukan.

Satu NCO sebagai komandan regu, satu pengemudi, satu juru tembak kanon, dua juru tembak sista anti tank, dan empat prajurit infanteri.

Satu diantara empat prajurit tersebut ada yang bertugas sebagau juru tembak senapan mesin kaliber 7,62mm yang menghadap kebelakang, tapi dalam versi Marder 1A3 posisi ini telah dihilangkan karena dianggap kurang efektif dan menyulitkan pasukan saat harus keluar.

Bila di AD Jerman Marder ditempatkan sebagai ranpur di satuan infanteri mekanis, bagaimana kira-kira penempatan tank ini di lingkungan TNI AD?

Terlihat agak janggal, secara teori ranpur jenis tank di Indonesia biasa langsung dipinang sebagai sista kavaleri.

Secara kesenjataan, kanon kaliber 20mm untuk definisi internasional memang tidak masuk hitungan sista kavaleri.

Tapi lagi-lagi, adopsi kanon kaliber 20mm pun masih jadi barang langka di satuan kavaleri TNI AD.

Kenyataannya saat ini, Marder kini masuk memperkuat armada tempur Korps Baret Hitam (kavaleri) dan batalyon infanteri mekanis (Baret Hijau), khusus di jajaran Kostrad.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved